3. Keanehan

22 3 0
                                    

Putra Mahkota Martin terkejut membaca surat yang diberikan oleh Putri Selena, dia kebingungan dengan teka-teki surat itu. Bagaimana tidak, Putra Mahkota Martin yang tahu bahwa selama ini ayahnya baik-baik saja ternyata menyembunyikan sesuatu. Terutama kakek dan neneknya, dia tak menyangka kakeknya menyembunyikan rahasia.

"Apa mungkin kakek nyembunyiin sesuatu dari kita?" Putra Mahkota Martin menatap surat itu dengan tatapan tanda tanya.

"Kita harus cari tahu kak," ucap Putri Selena.

"Tapi kamu gak aneh-aneh kan diluar sana?" tanya Putra Mahkota Martin menatap adiknya.

"Gak aneh-aneh gimana maksud kakak?" tanya Putri Selena bingung dengan perkataan kakaknya.

"Kakak tahu kamu nyembunyiin sesuatu kan dari kakak?" kata Putra Mahkota Martin menatap adiknya curiga.

Putri Selena menggeleng. "Enggak kak, nggak ada yang aku sembunyiin kak"

Putra Mahkota Martin pun mengangguk. "Kakak cuma ngingetin kamu, kamu jangan terlalu deket sama rakyat biasa"

"Iya kak aku ngerti maksud kakak"

Putri Selena mengangguk. "Aku yakin pasti ada petunjuk lain dikamar nenek"

"Lebih baik kita cari tahu besok, karena sekarang sudah malem. Kakak takut ayah curiga nanti, kamu sebaiknya tidur"

"Iya, kakak benar". Putri Selena hendak pergi ke kamarnya, tapi kemudian langkahnya terhenti.

"TUNGGU"

Putra Mahkota Martin menghampiri Putri Selena.

"Kemarin, kakak dengar ayah telpon seseorang. Kakak gak tahu itu siapa, tapi yang jelas ayah meminta mata-mata. Nah, yang anehnya ayah untuk apa minta mata-mata? Kakak yakin pasti mata-mata itu mengawasi kamu. Kakak khawatir kamu kenapa-napa, kamu harus hati-hati sekarang"

Putri Selena terkejut mendengar perkataan dari kakaknya.

"Kakak gak salah denger kan?" tanya Putri Selena menatap kakaknya tidak percaya.

"Enggak, kakak yakin put"

"Kak ayah udah berlebihan kak, aku jadi nggak nyaman kalo terus diawasi seperti itu. Aku harus bicara sama ayah". Putri Selena tak habis pikir dengan sikap ayahnya, dia takut ayahnya melakukan sesuatu yang aneh.

"Jangan dulu, biar kakak yang bicara ke ayah"

"Tapi kak-"

"Kamu mau ayah semakin curiga sama kamu?"

"Enggak kak, oke aku akan pura-pura tidak tahu soal ini"

"Apapun yang terjadi, kakak selalu ada di pihak kamu. Kakak tahu ayah keterlaluan, karena ayah salah kalo seperti ini"

Putra Mahkota Martin berusaha menenangkan adiknya, Putri Selena terlihat sedang emosi. Masalah sekecil apapun harus diselesaikan dengan baik-baik, begitulah prinsip yang dipegang Putra Mahkota Martin. Ibarat daun yang gugur sebelum musim gugur, daun itu jatuh dengan sendirinya karena tiupan angin.


***

Putri Selena melihat sekelilingnya, takut ada mata-mata yang melihatnya. Dia kini berada di dalam mobil bersiap untuk pergi kuliah. Ahmad yang duduk dibangku depan itu kebingungan dengan tingkah Putri Selena, dia menoleh ke belakang menatap Putri Selena dengan tatapan bingung.

"Ada apa tuan Putri?" tanya Ahmad.

"Pak Ahmad mau kan bantuin saya?"

Kedua alis Ahmad berkerut, dia bingung dengan perkataan Putri Selena.

D'CASTLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang