3. Kebenaran

1.2K 35 9
                                    

"Rea"

"Yes, Mom?"

Amber Liu, ibu dari Rea. Beliau lah yang memanggil Rea. Sekarang Rea sedang berada di rumah masa kecilnya.

"Avaska. Dari awal, mereka semua hanya bersandiwara. Mereka cuma ingin harta kita, dan untuk Barvin yang sudah kamu singkirkan, hal itu gak akan menutup kemungkinan kalau keluarganya bakal balas dendam lagi. Jadi pesan Mommy, adalah kamu harus berhati-hati terutama kamu harus jaga Nana yang anaknya memang rapuh."

Rea hanya terdiam mendengar ucapan ibunya, memang benar adanya, si Avaska itu dari awal mengincar harta dan 'nyawa' anak bungsu Rea dengan memanfaatkan kondisi rapuh Nana.

"I pretend to be brave, I want to spend my whole life with my children. Aku gak bisa ninggalin mereka gitu aja, Mom. Tapi aku juga gak mau kalau mereka gak mandiri." Kata Rea dengan nada yang lirih.

"Yang aku takutkan hanyalah kehilangan salah satu Anakku, Mom. Aku sadar kalau aku bukan tipe submissive yang menangis kalau ditinggalkan pasangannya. Tapi aku adalah orang tua submissive yang takut kehilangan keluarga yang aku sayangi. Mereka adalah alasan aku bisa bertahan, Mom. Aku cuma menawarkan pada mereka, tapi mereka berdua kekeh masuk dalam rencana gilaku sendiri, yang padanya rencanaku itu malah bikin aku takut sendiri. So, what I have to do?" Jelas Rea dengan kalimat tanya diakhir penjelasannya.

Amber terdiam mendengar keluh kesah hati yang dicurahkan anaknya itu. Benar, Ia dididik keras untuk mencintai kebenaran dan keadilan. Bukan untuk cinta dan harapan palsu.

"Kamu tau, sayang? Mommy juga pernah mengalami seperti ini." Ujar Amber membuat Rea menolehkan kepalanya ke ibunya.

Amber tersenyum "Daddy-mu hampir membuat keluarga kita menjadi broken home."

"Saat Mommy hamil kamu 5 bulan, disaat jenis kelamin kamu sudah ditentukan, mantan pacar Daddy kamu datang dan menjadi dalang dari masalah waktu itu." Amber mulai bercerita dan menyeruput tehnya sedikit.

"Mantan pacarnya yang selingkuhin daddy kamu, dan kembali lagi disaat kita lagi bahagia-bahagianya. Dia tiba-tiba ngechat daddy kamu waktu kita pulang setelah menuruti Mommy yang mengidam, saat sudah di depan halaman rumah, daddy kamu tiba-tiba pamit mau jemput mantan pacarnya karena paksaan dari ibunya mantan pacarnya itu."

Rea terdiam dan menundukkan kepalanya. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh orang tuanya?

"Seminggu setelah kejadian itu, Mommy tetap mendiamkan daddy kamu sampai pada akhirnya Daddy kamu itu harus pergi ke Miami untuk acara bisnis."

"Dan ternyata, rekan bisnis Daddy kamu itu adalah Ayah dari mantan pacarnya itu, yang berusaha menghancurkan hubungan harmonis keluarga kita, dan menikahkan anaknya dengan daddy kamu."

Rea tetap diam, tetapi dalam hatinya, Ia sangat gugup untuk mendengar kelanjutan cerita dari sang ibu.

"Saat daddy kamu menghadiri pesta pembukaan proyek kerja sama baru di Miami, Dia ikut minum wine sama temen-temennya dan gak sadar, kalau gelas yang dituangkan wine sama daddy kamu itu sudah ketempelan obat perangsang."

"Makin lama tapi pasti, daddy kamu itu merasakan panas di tubuhnya. Dan pelakor murahan itu ternyata juga datang menghadiri pesta tersebut."

"Daddy kamu sudah gak sadar, dan dengan mudahnya menganggap jalang itu adalah Mommy sendiri."

"Mereka ngelakuin itu tanpa sepengetahuan Mommy sampai fajar datang. Kalau kakak sepupu kamu, Ramaya gak mengirim foto sebagai bukti ke Mommy, mungkin Mommy bakal jadi orang bodoh selamanya."


Stop. Aku jelasin dulu siapa itu Ramaya. Biar kalian gak kaget.

Ramaya Maleana Oliver, kakak sepupu perempuannya Rea, lahir dari keluarga adiknya Ayahnya Rea. Saudara sepupu kesayangan Rea, yang juga disukai sama pihak keluarga lain. Rea memang cucu kesayangan, tapi Ramaya adalah 'tangan kanan' kedua pihak keluarga. Alasannya adalah :

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang