2. Rencana

1.4K 45 1
                                    

Pagi telah tiba, sinar matahari mulai menyapa dunia. Pemuda manis yang ada di kasur Itu masih tertidur dan terlihat tidak memiliki niat untuk bangun sama sekali.

Cklek

"Nana" Rea memanggil Nana dan menghampiri Nana yang terlihat tidak bergerak sama sekali.

Tidak seperti biasa, Nana selalu langsung bangun saat mendengar suara Rea. Tapi lihatlah apa yang terjadi, anak itu tidak bangun atau pun menyahut saat Mommy nya memanggil.

Rea mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur Nana, dan membuka sedikit selimut yang menutupi tubuh Anaknya. "Humm.. Dingin.. Jangan dibuka.."

Rea terkejut saat mendengar suara parau dan lemah Nana, Ia pun menempelkan punggung tangannya pada kening Nana. Panas. Itu yang Ia rasakan.

"Sayang, kamu dirumah aja hari ini, okey? Suhu badan kamu panas banget, babe." Tutur Rea seraya mengusap lembut rambut halus Nana.

"Eumm, Nana mau tidur..tidak kuat sekolah.. Nana takut"

Rea menaikkan satu alisnya saat mendengar perkataan Nana, takut? Apa maksudnya??

"Alright, istirahat lah sayangku."

Rea beranjak dan keluar dari kamar Nana.

♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪

"Mommy, Nana mana?" Tanya Jean karena Ia bingung Rea hanya keluar sendiri dengan wajah yang linglung.

"Badan Nana panas banget, Jean. Tadi Dia juga meracau gak jelas, katanya Dia takut." Jawab Rea seraya mengambil serbuk teh, chamomile, dan sedikit gula untuk dituangkan ke dalam cangkir.

Jean hanya mengangkat salah satu alisnya sekilas, sementara El yang sedang memeriksa jadwal kegiatan ekskul sekolah memilih bingung ke arah Jean. Tapi Jean hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh seolah-olah mengatakan bahwa Ia juga bingung.

El menghentikan kegiatannya itu, meletakkan iPad miliknya dan pergi ke kamar adiknya.

"Heungg, kakak El... Kakak Jeann.. Mommy eung.."

El mengernyitkan dahinya saat mendengar racauan adiknya itu, Ia lihat Nana masih setia menjadi gumpalan di bawah selimut dengan wajah yang terlihat melas.

El menghampiri kasur yang ditempati Nana dan duduk di pinggir kasur seraya mengusap lembut rambut halus Nana.

"Adek..Nana.. Kamu kenapa lagi, sayang?" Tanya El

"Eungg..kakak El, jangan lepasin orang itu..eumm" Ucap Nana yang terdengar seperti.. Merengek (?).

El mengernyitkan dahinya sejenak, dan langsung tersadar siapa 'orang itu' yang dimaksud Nana.

"Iya, Nana. Mommy, bang Jean dan kak El pasti pantau orang itu. Nana tenang aja, kalau kita sudah bergerak, Nana bisa menjamin kalau orang itu gak akan lepas. Dan..." El menjeda ucapannya sejenak.

El mendekatkan wajahnya ke telinga Nana dan membisik-kan "Orang itu sendiri bakal lenyap di tangan kamu sendiri." Bisik El sensual.

Nana merinding dengan suara kakaknya itu, El sangat jarang mengeluarkan suara seberat itu. Dan hal itu membuat Nana sedikit tidak percaya dan berakhir membuka matanya.

Hal yang Ia lihat ketika membuka mata adalah wajah tampan kakaknya yang sedang menatap wajah manisnya. Nana mengerjap lucu beberapa kali, sontak hal itu membuat El terkekeh kecil.

Cup

El mengecup dahi Nana.

"Kakak berjanji 'kan? Orang itu sudah membuat Nana menjadi seperti ini.."

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang