Semoga isinya bisa tersampaikan ke hati ya dan cerita ini juga dibuat untuk memenuhi asupan bersama. Selamat membaca~
Aohitsugi Samatoki x Iruma Jyuto
🐴🐰💕Jarum jam dinding bergerak menunjuk angka yang telah menjadi kepastian selesainya jam kerja. Di bagian ruang kerja Kepolisian Divisi Penanganan Kriminal wilayah Yokohama, hampir semua pekerjanya bersiap-siap untuk segera pulang ke rumah, begitu juga dengan wakil pimpinannya, Iruma Jyuto.
Antar pekerja saling bertegur sapa dan mengucapkan terima kasih atas kerja samanya hingga hari menjelang senja.
Namun, begitu tiba di parkiran mobil, rintik-rintik air hujan dengan intensitas sedang tengah mengguyur kota Yokohama. Angin dari arah laut pelabuhan pun juga turut meningkatkan suhu dingin di sekitarnya.
Jyuto tidak peduli, ia hanya ingin segera pulang. Ingin segera menghangatkan tubuhnya dengan semangkok mie instan.
Sebelum pulang ke apartemennya, mobil yang ia kendarai diparkirkan di sebuah minimarket. Payung dilebarkan dan kakinya melangkah ke pintu masuk. Setelah hitungan menit ia mengitari setiap rak produk di minimarket tersebut. Akhirnya Jyuto menjatuhkan pilihan belanjanya pada beberapa mie instan favoritnya dan juga sekaleng kopi untuk menenangkan pikirannya.
Dengan menenteng kantong belanjaannya, kini Jyuto tengah bersender di sisi pintu keluar minimarket. Sekaleng kopi rasa Caramel Macchiato itu ia tenggak hingga isinya tidak tersisa lalu membuangnya ke tempat sampah terdekat.
Saat tangannya hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba indra pendengaran Jyuto terinterupsi oleh suara anak kucing. Dilihatlah di sekeliling minimarket itu dan ketika menemukan sumber suara yang ia cari, Jyuto langsung menghampirinya. Ternyata ada seekor anak kucing yang terus bersuara dari dalam sebuah kardus, yang dimana hampir seluruh sisinya sudah dibasahi air hujan.
Tentu saja tanpa pikir panjang, tanpa perhitungan apapun, Jyuto membawa anak kucing itu dengan sangat hati-hati ke dalam mobilnya.
Betapa sigapnya Jyuto yang telah menyiapkan segala sesuatu disaat situasi genting, salah satunya yaitu sebuah handuk penghangat. Anak kucing putih yang umurnya Jyuto perkirakan mungkin masih sekitar dua bulan itu tampak menggigil kedinginan. Jyuto berusaha mengeringkan bulu-bulu putih itu dengan telaten seperti anaknya sendiri.
"Siapa sih yang berani buang anak kucing sekecil ini. Dasar orang stress!"
Jyuto mendumel sambil tetap mencoba menghangatkan anak kucing itu. Entah sudah berapa lama Jyuto melakukannya tapi ia masih saja betah berlama-lama untuk terus menyentuh anak kucing yang menurutnya sangat lucu.
Setelah rintik-rintik hujan sudah tak terasa deras dan bayi kucing itu sudah tertidur lelap di kursi sisi pengemudi. Jyuto pun langsung melajukan mobilnya ke pet shop.
-----○-----
"Totalnya 3.125 Yen, ini kantong belanjaannya ya kak."
Jyuto mengangguk lalu menyerahkan selembar uang sesuai hitungan total belanjanya. Setelah barang-barang kebutuhan untuk anak kucing yang baru diadopsinya terpenuhi, Jyuto langsung melajukan mobilnya untuk segera pulang.
Dipikir-pikir Jyuto juga tak sadar ikut merasa kedinginan karena hawa hujan yang menerpanya daritadi.
"Aku pulang."
Entah kenapa Jyuto selalu mengucapkannya padahal di dalam apartemen itu tidak ada yang menyambutnya.
Hidup sendiri memang nyaman tapi kadang ada rasa kesepian yang datang ketika ia ingin berbincang akan suatu topik atau hari-hari yang telah dilaluinya. Jika ditanya apakah Jyuto tertarik untuk hidup berumah tangga dengan seorang wanita, rasanya ia belum bisa menjawabnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Perasaan
FanfictionIruma Jyuto kira ketika ia menemukan anak kucing putih di sebuah kardus hanya bisa menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Tapi ternyata perkiraannya melenceng jauh, tanpa disangka-sangka sebuah hubungan yang penuh dengan perasaan asmara bisa menghi...