Ini antara Jyuto yang tidak uptodate atau dia saja yang minim pengalaman soal memelihara seekor kucing.
Entah sudah berapa lama Jyuto tidak memperhatikan tumbuh kembang kucingnya atau bahkan membawanya ke dokter hewan karena tumpukan pekerjaan. Tapi ia yakin baru saja merawatnya beberapa bulan yang lalu.
Kini ia terheran-heran bukan main melihat betapa besarnya Samatoki. Dengan bulunya yang sangat panjang dan lembut bisa membuat Jyuto mengatakan kalau kucing itu adalah kucing raksasa.
Jyuto mencoba menerka-nerka jenis kucing apa yang tengah dipeliharanya. Tapi tak ada satu jawaban pasti yang terlintas di kepalanya. Baiklah hari ini ia akan berkunjung ke dokter hewan yang ada diujung kota.
Saat Jyuto menikmati acara berendamnya, kucing besar itu menggaruk-garuk pintu kamar mandi dengan cukup brutal, bahkan kalau lebih lama tidak dibukakan pintunya bisa saja semakin parah rusaknya.
"Iya-iya sebentar, Ya Tuhan Samatoki minta apa? Mau masuk juga ke kamar mandi?" Kucing itu hanya mengelilingi tubuh telanjang Jyuto dan menatap sang pemilik, entah kenapa Jyuto yang ditatap dalam diam malah merona.
"Kamu duduk saja di sana ya. Jangan kesana kemari nanti badanmu bisa basah." Jyuto memperingati Samatoki agar tidak bertingkah. Namun, bukannya menurut kucing itu justru mencoba menaiki bathub tempat Jyuto berendam.
"Heh Samatoki!! Aduh jadi basah semua kan badanmu. Masa mau mandi lagi sih?" Jyuto hanya menghembuskan nafasnya lelah sedangkan Samatoki tidak menjawab tapi hanya menempel pada Jyuto.
Ya sudahlah mau bagaimana lagi.
-----○-----
"Jarang ada yang memelihara jenis kucing Maine Coon ini. Ya karena tubuhnya bisa terus bertambah besar dan beratnya yang tidak main-main jadinya harus ekstra sabar."
Dokter wanita berambut pendek sebahu itu tengah mengelus Samatoki yang tadi sudah dilakukan penimbangan dan pengukuran tubuhnya.
Setelah dokter wanita itu memberikannya dokumen Animal Health and Medical Record serta menjelaskan perawatan kucingnya. Jyuto langsung berterima kasih sangat dan mengangguk mengiyakan. Lalu Jyuto pamit pulang sambil menggendong Samatoki dengan kewalahan menuju mobilnya.
-----○-----
Sebenarnya Jyuto lelah jika melakukan rutinitas baru di hidupnya saat ini.
Bagaimana tidak, setiap kali Jyuto melakukan aktivitas di rumah selalu saja kucing itu duduk menemaninya dan sering sekali juga mengganggu. Entah merusak alat tulis kantornya, menginjak-injak dokumen laporan, memecahkan perabotan rumah, dan sebagainya.
Ya akhirnya Jyuto percaya dengan cat lovers yang bilang, 'Mau senakal apapun kucingmu pasti tidak akan tega untuk memarahinya.' Mau tidak mau Jyuto pun hanya pasrah dan membersihkan kekacauan tersebut.
Ah iya, Jyuto jadi teringat kata dokter hewan tadi siang. Kucing Maine Coon yang ia pelihara ternyata beda sekali jenisnya. Dokter itu bahkan heran mengapa tumbuh kembang Samatoki terlampau sangat cepat.
Entahlah Jyuto juga tidak ambil pusing, yang penting kucingnya sehat dan aktif.
-----○-----
Malam telah tiba, di sisi kasurnya Jyuto melepas kacamatanya sebelum berkunjung ke alam mimpi dan tentunya ada kehadiran Samatoki di sisinya. Kucing putih yang kini sudah berukuran tujuh puluh lima centimeter itu tengah tertidur dengan posisi terlentang. Menampilkan betapa lebatnya bulu putihnya itu. Jyuto tentunya tak tahan untuk mengelusnya hingga benar-benar terlelap.
Detik, menit hingga beberapa jam berlalu. Mungkin Jyuto sudah sangat terlelap tapi tanpa ia sadari sebuah tangan mengelus lembut bagian rambut kirinya, menyampirkan ke telinganya hingga nampak sebuah wajah yang sangat damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Perasaan
FanfictionIruma Jyuto kira ketika ia menemukan anak kucing putih di sebuah kardus hanya bisa menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Tapi ternyata perkiraannya melenceng jauh, tanpa disangka-sangka sebuah hubungan yang penuh dengan perasaan asmara bisa menghi...