Jyuto yang baru selesai mengeringkan tangannya dengan lap di sisi westafel langsung dibuat terkejut oleh sebuah buket bunga Peony dan Mawar dengan dominasi warna merah muda. Aroma wangi semerbak itu membuat dada Jyuto berdesir.
Sementara itu Samatoki yang menyodorkan buket tersebut hanya tersipu malu tapi tetap menatap serius pujaan hatinya yang selalu ia damba dalam diam.
"Aku tau kita berbeda akan banyak hal dan aku juga tau kita baru mengenal tak lama." Kalimatnya terhenti sejenak, sebelum akhirnya ia berucap dengan hati yang mantap. " Tapi maukah kau membangun sebuah kehidupan bersamaku? Bahkan jika ajal menjemput nanti?"
Sebuah cincin perak yang tampak berkilau itu disodorkan dihadapan jemari manis Jyuto. Sang pemberi menunggu dengan rasa optimis di hadapan pujaan hatinya selama ini.
"Hahahaha..." Bukannya menjawab lamaran dari Samatoki, Jyuto justru tertawa terpingkal-pingkal karena tak menyangka seseorang yang selama ini ia kira hanya sebagai teman baiknya dan sebagai hewan peliharaannya ketika berada dalam wujud kucing kini ingin membina rumah tangga bersama.
"Oii aku serius tau!! Kau kenapa sih malah tertawa?" Samatoki menjadi kesal karena sikap keren yang sudah ia latih jauh-jauh hari bersama Hifumi malah jadi tontontan komedi bagi Jyuto.
Kini sebuah buket bunga dengan hiasan berwarna merah muda itu berada dalam dekapan Jyuto dan tangan kirinya ia ulurkan pada Samatoki.
"Bagaimana aku bisa menolaknya kalau kau memintanya dengan cara yang lucu begitu."
Tentunya rasa kesal Samatoki menguap hilang dan tergantikan dengan pelukan yang ia berikan untuk Jyuto. "-sialan kau kalau menolaknya."
Pelukan Samatoki pun Jyuto balas dengan sama eratnya. Setelah itu jari manis tangan kirinya terlingkar sebuah cincin tunangan. Samatoki menjelaskam bahwa ia pergi keluar selama beberapa bulan lamanya hanya untuk menabung demi pernikahan mereka nantinya.
Jyuto sangat terharu ketika mendengar tuturan Samatoki. Saat ini perasaan bahagianya sudah tak bisa dijelaskam lagi. Ini terlalu indah untuk dianggap sebagai sebuah bunga tidur.
-----○-----
Acara pernikahan yang digelar dengan Konsep Rustic itu dilaksanakan di sebuah halaman dengan rerumputan hijau yang sebelumnya telah disewa oleh Rio. Dengan dekorasi yang menyatu bersama alam membuatnya terlihat natural dan hangat.
Walaupun acara sakral tersebut dilaksanakan di ruangan terbuka tapi udara sejuk dan langit yang tak begitu terik membuat para tamu undangan sangat menikmati acara pernikahan ini.
Sejak awal Jyuto menemui Samatoki di depan altar dengan tuxedo-nya yang berwarna putih membuat penampilannya semakin menarik. Terlebih lagi kini rambut Jyuto ditata dengan model korean curly, yang dimana juga makin diperindah dengan tudung pernikahan yang dihiasi berbagai lingkaran mutiara.
Samatoki tentunya tidak bisa berhenti menatap Jyuto bahkan sampai ia ditegur oleh pendeta pernikahan karena tak segera menjawab ketika telah dibacai janji pernikahan.
Jyuto juga begitu. Indra penglihatannya merasa tak ingin beralih ketika melihat tampilan Samatoki dengan tuxedo-nya yang berwarna gelap. Jangan lupakan dengan penataan rambutnya yang menampilkan dahi semakin membuatnya terlihat sangat tampan.
Acara pemberkatan mereka telah usai dengan akhiran Samatoki mengecup dahi Jyuto di hadapan para tamu.
Bahkan setelah mengucapkan janji suci untuk hidup bersama. Jyuto masih saja terisak sementara Samatoki jangan ditanya sedang apa. Ia hanya menepuk-nepuk punggung Jyuto.
Jika sedang tidak berada di khalayak umum. Bisa-bisa, bibir itu sudah ia bungkam sedari tadi.
"Hei Jyuto. Kalau kau ingin menangis terus, nanti aja dilakuinnya pas kita di rumah." Samatoki menyeringai lalu menangkup dua pipi Jyuto yang sudah basah dengan derasan air mata.
Samatoki mendekatkan dirinya lalu membisikan sebuah kalimat yang Jyuto harap sebagai penenang tapi ternyata.
"Kalau kau ingin menangis lebih lama lagi. Kau bisa melakukannya di atas ranj-"Belum selesai Samatoki mengucapkannya. Ahogenya yang sedari tadi diam tak bergeming tiba-tiba dijambak.
"Hahahaha sakit hey!! Iya iya sayang. Aku hanya bercanda." Gelak tawa lepas Samatoki membuat Jyuto terperangah dan genggaman eratnya pada rambut mencuat samatoki perlahan mengendur.
Jemari-jemari mereka kini bertaut dan kening mereka saling mendekat. "Mau Jyuto lagi nangis, ngerasa senang, kecewa atau apapun itu. Aku akan selalu berada di sisimu hingga ajal menjemput." Dan tanpa aba-aba Samatoki memberikan forehead kiss yang teramat lembut.
Tentunya Jyuto hanya diam membeku. Otak pintarnya yang selama ini ia bangga-banggakan kini menjadi telmi.
Samatoki yang melihatnya hanya kembali cekikian."Nah, sudah enggak nangis lagi, kan?" Jemari Jyuto masih digenggam. "-hei jangan melamun begitu. Lihat ada Doppo dan Hifumi yang sedang kemari."
"Jyuto-san selamat menempuh hidup baru ya dengan Samatoki-san." Tangan Jyuto yang sudah dilepas Samatoki kini beralih bersalaman dengan kedua teman baiknya itu. Kerja otaknya pun juga sudah kembali normal.
"Uwaaaww!! Kalian benar-benar cocok satu sama lain. Semoga selalu hidup bahagia ya." Kini giliran Hifumi yang memberikan ucapan selamat dengan nada khasnya.
"Terima kasih banyak untuk kalian berdua. Tentu saja aku akan membahagiakan Jyuto setiap harinya."
"Isshh Samatoki." Jyuto menyikut pelan sisi lengan suaminya karena rasa malu yang sudah tidak tertolong itu.
Hifumi dan Doppo pun ikut tersenyum, merasa terhibur dengan tingkah pengantin baru itu. Setelah berbincang-bincang cukup lama, Hifumi dan Doppo pamit untuk menikmati sisi pesta lainnya
Hingga di penghujung acara pun, suasana masih terasa dengan hiruk pikuk kemeriahan bahkan ketika para tamu sudah hendak berpergian pulang. Mereka tetap memberikan banyak ucapan selamat dan hadiah.
Tentunya Samatoki dan Jyuto selalu berbahagia selama acara pernikahan mereka.
-----○-----
Malam pun tiba menyelimuti langit Yokohama. Jika umumnya pasangan pengantin baru akan menghabiskan malam yang luar biasa tapi tidak dengan Samatoki dan Jyuto. Entah kerasukan apa Samatoki hari ini. Ia kini hanya memeluk tubuh belakang Jyuto dan kepalanya ia tidurkan di bahu pasangan hidupnya itu.
Di pangkuan Samatoki, Jyuto terlihat duduk dengan nyaman sambil bercerita mengenai banyaknya foto album yang ia potret selama hidup bersama Samatoki. Mulai dari awal Jyuto mengadopsi anak kucing Samatoki yang kebasahan di samping minimarket hingga foto bahagia mereka di altar pernikahan yang baru diambil tadi.
Jyuto merasa sangat bersyukur karena kini impian yang dikiranya mustahil untuk terwujud bisa menjadi kenyataan yang sangat indah di dalam hidupnya.
-Tamat-
Akhirnya cerita ini selesai, terima kasih banyak untuk yang sudah bikin promptnya ya. Hahaha aku suka banget sama OTP ini. Vibes mereka itu benar-benar chaotic tapi saling membutuhkan.
Mohon maaf sekali kalau alur cerita kurang sesuai dengan yang diharapkan tapi semoga isinya bisa membuat hati kita semua senang.
Sekian dan terima kasih untuk para pembaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Perasaan
FanfictionIruma Jyuto kira ketika ia menemukan anak kucing putih di sebuah kardus hanya bisa menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Tapi ternyata perkiraannya melenceng jauh, tanpa disangka-sangka sebuah hubungan yang penuh dengan perasaan asmara bisa menghi...