Jastara menjatuhkan tubuhnya di atas lantai, pemuda itu mengusap wajahnya dengan ujung bajunya. "Panas banget, Blue tolong nyalain kipas anginnya." Pinta Jastara.
"Darka, tolong!" Blue berteriak sambil mengipas wajahnya menggunakan buku.
Dengan malas Darka berdiri dari duduknya dan menyalakan kipas angin, dia berjalan ke tengah ruangan lalu merebahkan tubuhnya di samping Jastara.
Angin yang keluar dari kipas angin mengenai tubuh Jastara dan Darka. Jastara menutup matanya sambil mengatur napasnya, pemuda itu mengangkat bajunya sampai pinggang agar rasa panas di tubuhnya mulai mendingin.
"Siang anak-anak, wah udah selesai ya? Padahal ibu mau bantuin kalian." Ucap Bu Henny. Wanita paruh baya itu berjalan menuju tempat Jastara merebahkan diri.
Jastara menatap gurunya itu dengan pandangan kesal. 'Ni guru ngeselin amat? Pasti demen korupsi.' Batin Jastara sambil menutup matanya kembali.
"Ini ibu beliin makanan sama minuman buat kalian, ibu mau pergi beli keperluan buat ekskul. Kalau udah selesai makan kalian bisa langsung pulang." Ujar Bu Henny.
Blue menatap ibu Henny yang berjalan keluar dari ruangan ekskul. Gadis itu berdiri dari duduknya dan berjalan ke samping Darka, dia mendudukkan dirinya di samping pemuda itu.
Tangan Blue mengambil minuman yang di dalam plastik lalu meminum airnya. "Minta Blu." Darka menatap Blue dengan tangan yang mengarah ke Blue.
"Ini." Blue memberikan dua botol minum ke Darka.
"Makasih." Ucap Darka. Dia mendudukkan dirinya lalu meletakkan salah satu botol yang dia dapatkan dari Blue ke pipi Jastara.
Darka meminum air dengan rakus. Jastara yang merasa dingin di pipinya langsung memegang lengan Darka, pemuda itu membuka matanya dan menata Darka dengan pandangan bertanya.
Merasa di tatap, Darka langsung menolehkan kepalanya ke Jastara. "Dikasih Blue." Darka menjawab pertanyaan tidak langsung yang di lontarkan oleh Jastara.
Jastara menganggukkan kepalanya. Dia mendudukkan dirinya juga lalu mengambil botol minum di tangan Darka. "Makasih." Jastara membuka botol minumnya.
Merasa sedikit canggung akibat keheningan yang tiba-tiba muncul di antara ketiganya. "Aku pulang dulu ya, aku udah di jemput gojek." Pamit Blue.
"Oh ya, bagianku buat adik kamu aja Darka." Sambung Blue, gadis itu melambaikan tangannya ke Jastara dan Darka lalu berjalan pergi.
"Kamu udah mau pulang?" Jastara bertanya dengan mata yang menatap Darka.
"Nanti, mau ngadem dulu." Jawab Darka seadanya.
"Kalau udah mau pulang bangunin aku." Pesan Jastara sambil merebahkan tubuhnya, dia memberikan senyum kecil ke Darka.
Beberapa menit dilewatkan dengan keheningan. Darka memainkan botol di tangannya sambil melirik Jastara yang sudah jatuh kedalam alam mimpi.
Dengan ragu Darka memutar tubuhnya ke arah Jastara. Darka menatap Jastara kembali sambil menggerakkan tangannya di atas wajah Jastara, pemuda itu ingin memastikan apakah Jastara sudah tidur atau belum.
Menyadari jika Jastara benar-benar sudah tidur Darka dengan cepat langsung mengambil handphonenya lalu memotret wajah Jastara. Setelah mendapat banyak foto pemuda yang sedang tertidur itu Darka langsung bersiul senang sambil menatap foto-foto yang baru dia dapatkan.
Handphone di tangan Darka dia letakkan di atas lantai, pemuda itu memposisikan tubuhnya tengkurap dengan kepala yang mengarah Jastara. Darka terus menatap Jastara sampai dia ikut jatuh ke dalam alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jastara
Teen FictionJastara namanya. Pemuda biasa saja, bisa di bilang dia adalah npc atau karakter yang membantu karakter utama untuk terlihat lebih bercahaya. Suatu hari pemuda itu terbangun di sebuah ruangan berwarna putih. Jastara bingung, bagaimana mungkin dia bis...