Pretzel: Chapter Tree

652 136 8
                                    

"Walaupun semuanya terasa asing pada awalnya, sekarang aku merasa ini kehidupanku yang paling membahagiakan, bukan sebagai Huang Renjun, anak yang dibenci tanpa sebab tapi sebagai Song Renjun yang paling berarti."








[Jaemin & Renjun]























17 tahun kemudian....

Huang Renjun, atau saat ini telah berganti menjadi Song Renjun tumbuh dengan sangat baik bahkan dia terlihat sangat tampan juga cantik dan menggemaskan. Senyuman selalu ada diwajahnya seakan-akan tak ada apapun yang terjadi padanya, bibi song bahkan sudah menjadi ibunya saat ini. Renjun sangat menyayangi wanita itu. Bibi song sangat tau kalau renjun adalah anak yang pandai dalam menutupi rasa sakitnya bahkan bibi song tau kalau anak yabg telah dia angkat sejak 17 tahun yang lalu sering menangis saat malam. Walaupun dja mencoba membuat renjun terbuka dengannya, anak itu tetap menolak dan selalu bahagia seakan-akan dunia memberikan hal paling bahagia baginya.

Renjun keluar dari kamarnya dengan tas yang berada di punggungnya, dia merupakan mahasiswa semester kelima, yang termasuk pendapat beasiswa karena kepintarannya.

"Pagi ibu." Ucap renjun tersenyum riang.

"Pagi renjun, ayo duduk kita sarapan bersama." Ucap bibi song tersenyum dan renjunpun duduk begitu pula wanita yang telah menjaganya itu.

"Setelah kelas selesai, kamu ada acara lain?"

"Mungkin kerja aja sih Bu, soalnya aku masuk sore hari ini."

"Aaa, ingat nanti saat malam makan tepat waktu. Ibu gak mau kamu sakit."

"Hmm."

"Oh iya renjun?" Sang empu lantas menatap ibu angkatnya itu.

"Salah satu pekerja di mansion keluarga Huang mengatakan kalau ayah, ibu, Kakek dan nenekmu meninggal karena kecelakaan." Renjun hanya diam saja bahkan tak ada perasaan kehilangan sama sekali karena seketika rasa itu mati begitu saja. Bahkan tak ada hal yang membuatnya menangisi kepergian keempatnya saat ini.

"Biarkan saja Bu, lagian aku bukan bagian keluarga itu, aku hanya anak ibu.* Ucap renjun lalu memakan sarapannya dengan lahap.

"Ibu tau, tapi pengacara keluarga Huang ingin kau datang nak, mereka ingin membacakan surat wasiat." Ucap bibi song. Renjun lantas menghentikan acara makannya seketika dan diapun hanya menatap datar bibi song.

"Saya berangkat Bu." Ucap renjun lalu diapun pergi seketika dan bibi song hanya bisa menatap nanar anak angkatnya itu.




At. Kampus.



Renjun masuk kedalam kelasnya dan diapun langsung duduk di bangkunya tak lama haechan datang dan langsung duduk disebelah renjun.

"Renjun." Sang empu hanya menatap Haechan saja.

"Apa kau ada masalah?"

"Tidak." Ucap renjun ketus.

"Renjun, kau tau tidak kalau akan ada anak baru katanya."

"Kekasihmu jadi pindah?" Ucap renjun tanpa melihat kearah sahabatnya itu.

"Hmm, tapi ada anak baru satu lagi. Aku tak tau siapa."

"Itu bukan urusanku." Datarnya.

"Apa kau tak penasaran?"

"Tidak." Ketus renjun. Lalu beberapa mahasiswa-mahasiswi pun masuk dan dosen merekapun masuk dengan dua orang yang terlihat mirip seperti anak kembar.

"Semuanya perkenalkan ada mahasiswa baru. Ayo silahkan perkenalkan diri kalian."

"Saya Lee Jeno, senang bertemu dengan kalian semua. Saya pindahan dari Amsterdam." Ucap pemuda bermata sipit yang tampan itu, bahkan renjun hanya memutar malas bola matanya karena dia tau kalau pemuda Lee itu adalah kekasih sahabatnya.

"Saya Na Jaemin. Saya pindahan dari Amsterdam. Salam kenal." Ucap pria tampan satunya dengan wajah datarnya. Dan seketika renjun langsung menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan karena dia sangat tau nama itu, bahkan mengenalnya. Na jaemin, Nana nya yang pergi karena kemarahan dan kesalahpahaman yang terjadi 17 tahun yang lalu, bahkan sangat membencinya.

"Nana? Itu kah kau?" Monolognya. Sembari melihat pria tampan dengan wajah datar yang sangat dia rindukan. Bisakah dia mengatakan itu? Saat mungkin Nana nya sudah sangat membencinya dan tak ingin bertemu dengannya lagi? Kenapa dunia sangat tidak adil padanya sejak dia terlahir ke dunia? Kenapa harus dia yang mendapatkan segala hal yang sangat tak adil ini?

Haechan melihat kearah sahabatnya yang tak melepaskan tatapannya sama sekali dari pria di sebelah kekasihnya itu, yang Haechan ketahui sebagai sahabat sang kekasih karena dia lupa dengan Na Jaemin.

"Renjun? Kau baik-baik saja?" Ucap Haechan pelan sembari menyenggol tangan renjun dan sang empu lantas menatap Haechan dan menganggukkan kepalanya saja.



































































End of Chapter Tree
Story of:
NRJ_najun1323
 

          
    

MAHSYAR FIELD STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang