02 ~ Sugal Icil

1.5K 228 225
                                    

Tim yang nungguin cerita ini up?😻

Baca ini jam berapa nih?

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komentar🌜

Makasih udah mampir ke cerita ini

Enjoy My Story

✨✨✨✨
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

"Ayang yang ganteng cakep se dunia selaut. Suami sahnya Raisya yang pesonanya nggak pernah pudar sepanjang masa. Maapin dong."

Aqil sibuk sendiri di depan cermin. Memasang kemeja putihnya pagi ini. Sedang Raisya dari tadi tidak henti berputar mengelilingi Aqil untuk meluluhkan sang suami. Akibat perbuatannya Raisya tiba-tiba jadi menyesal sekarang, sejak selesai mandi Aqil masih mendiaminya.

Sudah jelas dia trauma didiami, tapi bisanya Raisya berulah, sekarang bagaimana pun misi Raisya harus terwujud, mendapatkan maaf Aqil pagi ini.

"Habibi ya Habibi, Habibi ya Habibi ..." Raisya malah bernyanyi, membuat Aqil yang dari tadi berusaha menahan tawa dengan kelakuan random istri bocilnya, tapi sebisa mungkin dia tidak jelas memperlihatkan senyumnya.

"Aaaaa Sugal jangan cuekin Raisya dong. Bicara kenapa. Raisya kan capek putar-putar," Raisya menyerah setelah tujuh kali berputar-putar. Dia sudah kayak ingin berlatih umrah rasanya. Hasilnya bahkan sama saja. Ekspresi Aqil masih sedatar dinding kutub es yang tidak bereaksi apapun.

"Bete banget nggak luluh." Bibir itu mengerucut sebal. Menatap sang suami yang tengah bercermin dan mulai terlihat memasang almamater. Sebuah ide tiba-tiba datang bagaikan lampu yang menyala, Raisya tersenyum cerah dan mengambil almamater itu sebelum sempat diraih suaminya.

"Biar istrimu saja ya paduka."

Raisya sudah berdiri di depan Aqil. Tersenyum secantik mungkin agar suaminya luluh. Dia bahkan kini membantu memasang almamater Aqil bak istri yang telaten dan begitu perhatian. Namun sayangnya tidak ada hasilnya. Wajah itu masih sama terlalu datar.

Tidak menyerah. Raisya memilih mengeluarkan jurus andalannya. Menatap Aqil dengan memasang puppy eyes.
Wajah dibuat semanis mungkin, dia juga mencium punggung tangan dan telapak tangan Aqil beberapa kali.

"Ayang, imamnya Raisya. Masa depannya Raisya, pasangan surga Raisya, pasangan Raisya sampai nanti jadi kakek nenek, pasangan Raisya yang nanti kuburannya bersebelahan, maafin Raisya ya."

Aqil mengangkat alisnya. Kenapa jauh sekali sampai ke kuburan yang bersebelahan? Sudah seperti ingin meninggal besok. Istrinya memang tidak kira-kira kalau memberi perumpamaan. Aqil jadi merinding sendiri dibuatnya.

"Ayang maapin dong. Nggak Raisya nggak ulang lagi deh."

Sebenarnya siapa yang tidak luluh dengan kelakuan Raisya dari tadi. Aqil sudah sangat goyah sebenarnya. Apalagi istrinya yang begitu lucu dengan semua kelakuan randomnya, dia terlihat menggemaskan. Tapi sebisa mungkin Aqil masih menahannya.

"Habibi. Ih kok nggak luluh-luluh. Biasanya mempan." Raisya terlihat mulai bete dan menyerah setelah melakukan segala cara. Dia bahkan kini mengembungkan pipi, cemberut. Perlahan matanya jugabmulai terlihat mulai berair.

"Raisya kan cuma mau maaf Habibi aja. Biar Habibi rhido sama Raisya, kalau Habibi nggak maafin, Raisya takut Allah marah. Raisya takut didemin kayak dulu."

Aqil menatap Raisya. Jadi tidak tega lama-lama. Dia kemudian menghadapkan badan sepenuhnya ke Raisya lalu mengangkat kepala itu.

"Mau dimaafin?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Astaghfirullah Icil! (SYAQIL 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang