;yoongi tidak biasanya terbangun saat tengah malam seperti sekarang ini; tidurnya selalu berkualitas, sulit terganggu oleh apapun, sampai nanti ketika memang sudah waktunya untuk bangun. tetapi kali ini pria manis itu memaksakan diri untuk membuka mata, saat jarum jam menunjukkan nyaris pukul 1 dini hari.
"jimin?"
yoongi melirih serak, mengerjap beberapa kali begitu sadari sisi tempat tidur yang kosong. jimin tidak ada di sana, padahal semalam pria itu memeluknya erat sekali.
"jimin kemana.."
kaki yoongi menapak lantai, mencari-cari sandal rumah dengan gerakan serampangan. begitu menemukan keduanya, yoongi segera bangkit dari ranjang untuk mencari jimin.
"jimin, kau di dalam?"
yoongi membuka pintu kamar mandi, namun jimin tidak ada di sana. kemudian pria manis itu memutuskan untuk keluar kamar, menapaki anak tangga dengan langkah malas sambil menggerutu kecil tentang dimana keberadaan jiminnya.
namun saat langkahnya terhenti di ujung dapur, kedua alis yoongi bertaut heran. jiminnya ada di sana, dengan posisi memunggungi dan tampak begitu sibuk berkutat sesuatu.
"jimin?"
"astaga!"
jimin tersentak, berbalik cepat dengan satu tangan memegangi dada. "sayang, kau mengejutkanku."
yoongi tidak menjawab, kaki kecilnya dibawa untuk melangkah mendekat; yang seketika disambut belitan lengan jimin di bagian pinggang.
"kenapa bangun, hm?" jimin bertanya pelan, lalu mengecup kening yoongi yang tertutup poni. "pasti mencariku, ya?"
yoongi mengangguk lucu, keningnya masih berkerut samar menatap jimin. aduh, jimin jadi gemas sendiri. wajah bangun tidur suami kecilnya itu benar-benar seperti boneka.
"kau sedang apa, jimin?"
yang ditanya mengulas senyum teduh, kembali memberi kecupan hangat di kening yoongi sebelum berbalik untuk menyiapkan sesuatu di atas pantry.
"tunggu sebentar, sayang. tetap di situ, oke?"
yoongi berdiri diam di tempatnya, memperhatikan punggung jimin yang sejak tadi sengaja menghalangi sesuatu di balik sana. sampai beberapa detik kemudian, kedua manik yoongi membulat terkejut karena jimin telah memutar tubuh dengan membawa satu nampan penuh cupcakes di atasnya.
"happy 2nd anniversary, park yoongi."
disampaikan nyaris seperti bisikan, jimin bahkan tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya saat mengucapkan kalimat tersebut.
"jimin.."
"aku membuatnya sendiri," terang jimin, terkekeh kecil, "tenang saja, sayang. aku tidak mengacaukan dapurmu— eh, kenapa menangis? astaga sayang, jangan menangis. setidaknya tiup dulu lilinnya, baru aku bisa memelukmu."
"hiks ji–jimin manis sekali," yoongi terisak kecil, lengannya terangkat untuk mengusap pipinya yang basah. "m-maaf, aku b-bahkan melupakannya— huaaa! jimin, bagaimana ini?"
"eh, eh. kenapa semakin menangis? aduh. sayangku, tenanglah.. tak apa, sungguh."
"ji– hiks, jimin pasti membenciku—"
"ya tuhan. bicara apa kau ini?"
jimin mengulur lengan untuk mengusap air mata yoongi, berusaha untuk membawa nampan cupcakes dengan satu tangan lainnya. "aku tidak mungkin membencimu untuk hal remeh seperti itu, sayang. lagipula, aku tidak mungkin bisa membencimu."
![](https://img.wattpad.com/cover/345636133-288-k257218.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home [discontinued]
Fanfictionhome isn't always a place, it can be a person.