MC & NPC 3

151 26 9
                                    

DISCLAIMER MASASHI KISHIMOTO
HAPPY READING

Suara gemuruh saling bersahutan, kilat menyambar menimbulkan suara gelegar yang menakutkan. Sakura terbangun tetiba.

Ia mengernyit, tak mengenali interior tempat ia berada. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar. Ia tak menyadari sosok di sampingnya yang tertidur pulas.

Potongan memori berseliweran di memorinya. Menyadarkan Sakura, apa yang sedang terjadi. Segera ia menoleh, dan mendapati sang pelaku tengah berbaring nyaman tanpa atasan. TANPA ATASAN!

Sakura melotot melihatnya, segera ia cek tubuhnya. Dan ia kembali shock. Pakaian lamanya sudah terganti dengan kemeja kebesaran beraroma maskulin.

Tak perlu bertanya, ini milik siapa bukan. Sakura bangkit, interior kamar terlalu gelap. Minim pencahayaan. Tangannya meraba-raba mencari tempat saklar lampu.

Yatta. Ia menemukannya. Tapi, yang menyala malah lampu bagian luar. Heran. Apartemen orang kaya aneh-aneh. Begitu pikirnya.

Sakura berjalan menelusuri apartemen ini, sambil memikirkan cara untuk kabur. Pandangannya jatuh pada sebuah bingkai foto yang isinya adalah potret seseorang, tepatnya lukisan seseorang.

Ia merasa akrab dengan bagian belakang dari lukisan itu, tapi di lain sisi ia merasa asing juga. Perasaan yang merepotkan.

Di tengah ekspedisi menelusuri rumahnya. Seorang pria tengah bersandar di daun pintu, memperhatikan dirinya dengan netra kelamnya yang menghanyutkan.

Suara baritone dari arah belakang, membuat Sakura berjengit kaget. Ia segera berbalik dan mendapati Sasuke yang bertelanjang dada. Hawa ruangan seketika naik menjadi panas.

"Duduklah," ujar Sasuke.

Sakura mengikuti arahan dari pria di seberangnya ini, ia segera mengambil tempat di sofa panjang dan duduk paling ujung. Sasuke hanya memperhatikan gerak-gerik dari wanita yang kedoknya baru saja terlepas ini.

"Kenapa? Kau menatapku seperti aku ini mangsamu. Kumohon lepaskan aku" mohon Sakura. Sasuke berpangku kaki, tangannya naik menggosok dagunya.

"Kau pikir aku menculik mu?" tanya Sasuke. Pertanyaan itu sukses membuat Sakura terkesiap, seolah ia baru disadarkan.

"Lalu? Tindakanmu ini disebut penculikan!" geram Sakura

"Aku tidak menculikmu. Dan itu fakta, nona" balas Sasuke, kernyitan di dahi Sakura, memancing Sasuke untuk membeberkan fakta lain.

"Bersyukur aku masih bisa menahan diri, kalau tidak. Sekarang kau sudah tidak bisa di sebut nona lagi," sambung Sasuke.

Sakura terdiam dengan mata melebar, terkejut. Saat ia pingsan, ia hampir di perkosa. Oleh lelaki cabul di depannya ini.

"Aku mohon, Aku harus segera pergi. Dan tolong, jangan ganggu Aku di kampus, setelah ini anggap kita hanya bertemu dan tak saling mengenal." Sakura berdiri setelahnya, kembali ke kamar, dan mengganti pakaiannya.

"Aku pamit, semoga setelah ini. Cukup abaikan Aku saja, dan tak perlu mencampuri urusanku." tandas Sakura.

Sasuke bungkam, tak ada sepatah kata keluar dari mulutnya. Ia hanya memandangi sosok di depannya pergi.

"Pergi, dan tak bisa ku cegah. Seperti waktu itu" gumam Sasuke.

_©©_

Langit malam tanpa bintang, awan hitam di atas sana sepertinya mulai ingin menurunkan hujan, malam semakin dingin, dan kini Sakura hanya berjalan sambil menunggu bis datang.

Kemeja yang ia pakai, terlihat cukup usang. Sakura memperhatikan sepatunya yang nampak koyak di bagian bawah. Lemnya terbuka.

Melihat itu, hembusan nafas berat lolos dari bibirnya. Merepresentasikan keluh dan lara yang ia alami. Tak ada keluhan, hanya hembusan nafas berat nan pasrah.

Perhatiannya dari sepatu teralihkan, bus yang sudah ia tunggu datang. Segera ia menaiki bus dengan pikiran dan tubuh yang lelah.

Bus berjalan, dan Sakura duduk sendiri di samping jendela. Memperhatikan kehidupan malam hari, yang bahagia, bagi orang-orang beruntung.

Lihat saja, seorang anak bermain ria bersama Ayah dan Ibu. Lalu, sepasang kekasih yang saling mengikat hubungan lewat cincin yang sedang disematkan sang pria pada pujaan hatinya.

Malam terasa indah, ia tersenyum di balik jendela. Setidaknya, melihat momen bahagia orang lain, senyuman dan rasa syukur sudah menjadi kado terbaik, tak ada gunanya mengumpat atau memupuk rasa isi pada orang lain.

Bus berhenti, Sakura turun setelah membayar. Dan kembali berjalan menuju apartemen kumuh dengan harga ramah kantong, untuk ukuran orang sepertinya.

Tiap anak tangga yang ia naiki, memicu memori yang tak ingin ia ingat. Tarikan nafas panjang berhasil diambilnya. Kini ia sampai di depan apartemen miliknya, disebelahnya seorang wanita dan pria tengah asyik bercumbu. Menikmati gairah satu sama lain, saling menyambut dalam rengkuhan, dan binar mata yang memancarkan rasa dominasi.

Muak, tapi tak bisa berbuat apapun. Begitulah bagi Sakura. Apartemen ini selalu menjadi obatnya. Tak jarang, banyak yang menganggap kalau dirinya perempuan panggilan karena tinggal di lingkungan ini.

Suara desahan sudah menjadi hal lumrah, tapi untungnya kamarnya ini bisa melindunginya. Setidaknya ketika di dalam kamar, ia tak akan mendengar suara jeritan dari orang sebelah apartemen.

"Prostitusi, jalan menyimpang yang tak ada akhir, berhenti pun, cacian masih terus berdatangan" gumam Sakura.

_©©_

Bunyi berisik datang dari arah tangga, seorang perempuan berlari dengan pakaian tak teratur, rambutnya tergerai dan tampak berantakan saat ia berlari menaiki tangga untuk mencapai lantai tertinggi. Di atas sana, seorang pria menunggu, memegang hidup dan mati sang gadis.

TBC

VOMENT YAKKK

sibuk banget, aku kuliah dan ngejoki. Mana banyak banget lagi tugas yang nggk beres-beres. Sampai ni akun malah terabaikan begini. Maapkeun ya teman-teman online.

MC & NPCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang