Chapter 2 ; Kompensasi

67 10 0
                                    

'Kejahatan yang tidak dapat dibuktikan tidak bisa disebut sebagai tindak pidana'

-Sella Adriana-

***

Hari kelima Sella menjadi bagian dari instansi pemerintahan dan sudah cukup sibuk dengan tugas yang diberikan. Sella diberikan kasus baru selepas menyelesaikan kasus perdata wanprestasi dua hari yang lalu dan sekarang dia akan menjalani kasus lanjutan.

Jam menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit, terpantau Sella bertemu dengan Cahyo dan Selene di intercom absensi. Sella menatap kartu nama miliknya dengan bahagia, Firma Hukum Jenggala, Sella Adriana. Dia menatap dengan penuh kebanggaan disana.

"Apa kasus terbarumu Sella ??" Ujar Selene selepas mereka masuk kedalam ruangan.

"Ummm, aku belum tahu kak. Mungkin hari ini kepala pengadilan akan memberikan berkas baru padaku...." Jelas Sella yang sudah duduk di bangkunya.

Cahyo mengangguk selepas meletakkan tasnya.

"Untuk pekerja baru kamu berkembang dengan cukup cepat Sella. Semoga selalu dilancarkan ya..." Ujar Cahyo memberikan semangat.

Sella membalas dengan senyuman ramah.

"Iya kak, terimakasih..." Ujar Sella.

Lalu keduanya kembali ke tempat mereka masing-masing meninggalkan Sella yang dilanda keheningan. Jelas saja, kedua senior nya ini sudah memiliki deadline sendiri, bahkan berkas mereka sangat banyak. Sedangkan Sella ?? Baru satu dan itupun sudah berada di tumpukan kasus yang telah selesai.

Pikirannya mengelana, sampai kapan dia akan bertahan disini ?? Kasus macam apa yang akan hadir dalam hidupnya ?? Berapa kali kemenangan dari setiap kasus yang dia tangani ?? Lalu seberapa besar impact keberuntungan dan kecerdasan otaknya untuk menjadikan dirinya pengacara yang luar biasa ??

Pemikiran itu terhenti saat telefon milik Sella berdering. Ah ya, masing-masing meja memang memiliki telefon masing-masing, dengan cepat Sella menerima panggilan itu.

"Selamat pagi, Firma Hukum Jenggala dengan Sella Adriana disini. Ada yang bisa saya bantu tuan ??" Ujar Sella.

'Sella, bisa keruangan saya ?? Ada kasus yang akan kamu tangani...'

Sella otomatis menegakkan punggungnya.

"Baik pak, saya akan segera kesana..." Balas Sella semangat.

'Saya suka semangat kamu, saya tunggu Sella...'
Ujar kepala pengadilan negeri dan setelahnya telefon berkahir.

Sella dengan cepat beranjak dari tempatnya dan berlalu selepas berpamitan ala kadarnya pada dua seniornya. Mengetuk pelan pintu besar berwarna coklat itu dan selepas mendengar balasan dari dalam barulah Sella memberanikan diri memasuki ruangan itu.

"Duduk Sella..." Jelas Atha.

Sella duduk berhadapan dengan sang kepala pengadilan.

"Sebenarnya saya ragu apakah kamu sanggup menerima kasus ini, tapi melihat bagaimana terampilnya kamu dalam bernegosiasi jelas kasus ini akan mudah juga bukan ??" Ujar Atha.

Sella tidak mengangguk juga tidak menolak. Dia hanya memasang wajah serius.

"Ini, kasus pelecehan seksual. Kamu bisa mempelajari kasus ini lebih dulu dan jika kamu mampu silahkan hubungi saya sampai siang nanti batas waktunya..." Jelas Atha.

Sella mengangguk.

"Saya mau kasus ini nggak sampai ke meja hijau, mediasi saja cukup. Non litigasi faham kan maksud saya ??" Jelas Atha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEO'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang