kenyataan yang sulit

139 10 0
                                    

setelah berbincang dengan dokter Ardi dan Ardi berniat menemui adien dan Arga masih berjaga di depan.

"assalamualaikum Ade cantik" (Ardi masuk ruangan adien)"
"walaikum salam bang, Abang sendiri?" (mata adien seakan mencari seseorang)
"iyaaa seperti yang kamu lihat de, Abang boleh duduk samping kamu?"
"boleh sini Abang, emm Arga mana bang?"
"Ade tanya siapa?" (terkejut)
"Arga bang, dia udah pulang kok ngga nungguin aku?" (menunjukan wajah kecewanya)
"Ade ngga papa bahas Arga?" (meyakinkan)
"emang Arga kenapa bang? gw ngga ada masalah sama Arga" (sedikit menegaskan)
"oke Abang panggil arganya ya, tadi dia ketoilet" (sambil menuju pintu keluar)
"oke gw tunggu" (mulai sumringah)

Ardi mendengar adiknya tidak masalah dengan kehadiran Arga sangat bahagia itu berarti adiknya sudah lumayan membaik.

"Ga, mau ketemu adien ngga"
"hah yakin lu?" (terkejut)
"oke mau ngga?"
"mauuuuuu"
"yaudah sana, pelan2 ya"
"oke oke, bissmillah"

Arga pun mulai membuka pintu dan mulai masuk pelan pelan, melihat gadis yang selama ini mencuri perhatiannya dan mengalihkan pandangan nya berbaring hatinya sakit namun ia harus tetap terlihat tegar didepan temannya itu.

"adien,,,," (panggilnya lirih)
"Ga,,, lu kok diluar ngga nemenin gw?"
"gw abis dari toilet tadi,,, kamu gimana keadaannya"
"Arga aku mau tanya ke kamu"
"kenapa?"
"lu udah tau keadaan gw yg hampir depresi?"
"iya" (mengangguk)
"lu ga mau jauhin gw?"
"kenapa? lu ngga patut dijauhin, gw sayang sama lu Dien, semenjak ada lu gw ngerasa hidup lagi, gw pengen sama² lu terus dan juga Ardi"
"lu yakin ngga mau jauhin gw?"
"100% bahkan 1000%"
"makasih ya Ga, sekarang gw percaya lu bukan cowok kayak mantan gw"

Arga sangat bingung bagaimana mengatasi ketakutannya saat adien bahas soal Kaka tirinya yang sudah membuat adien sampai seperti ini.

"Dee,,,," (Ardi yang datang mengagetkan)
"iya bang"
"Ade udah boleh pulang kata dokter"
"yeeeey pulang, tapi boleh ketaman dulu ngga?"
"boleh nnti kita bertiga ke taman yaaa"
"Ga,,,, lu kenapa mukanya pucet banget"
"haaa ngga kok perasaan lu aja kali Dien, gw fine kok"
"oke deh, oh iya bang boleh panggilan suster mau minta lepas infusnya"
"ohh iya sebentar ya de"
"gw keluar sebentar ya"
"jadi semua ninggalin gw sih,"
"ohh oke gw disini aja" (Arga yang sedikit panik, susah sekali menyembunyikan rasa takutnya, takut ketauan kalau Dimas itu saudara tirinya)

adien pun sudah siap untuk pulang dan tidak lupa mampir ke taman dimana ia paling sukai disaat iya sedang merindukan ayah dan bundanya. sesampainya di taman itu adien langsung keluar dan menuju danau yang ada di sana, Arga yang melihat Ardi hendak turun menahannya seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Ar tunggu"
"kenapa?"
"gw susah banget nyembunyiin hal sebesar ini ke adien Ar, lebih baik kita jujur aja sekarang Ar, gw siap apapun konsekuensinya"
"gw yang ngga siap Ga, gw ga siap liat Ade gw sakit lagi baru juga dia sembuh"
"tapi Ar,"
"gw ngerti perasaan lu, tapi please jangan mikirin diri lu sendiri, pikirin juga kesehatan adien"
"oke" (dengan nada melemah)

mereka bertiga main ditepi danau berbincang seakan dunia ini penuh dengan kebahagiaan. Tak terasa waktu sudah sore Ardi pun mengajak adik dan sahabatnya itu untuk pulang, karena mengingat adiknya juga masih butuh istirahat.

"de, Ga, pulang yok udah sore"
"aaaah bang nantiiiii" (rengekan manja)
"Dien besok kita main lagi ya" (jawab Arga merayu)
"janji????" (mengulurkan jari kelingkingnya kedua laki laki nya)
"oke oke" (jawabnya serentak sambil mengaitkan kelingkingnya ke kelingking adien)

MEANING OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang