Anak Malang

261 25 0
                                    


Asta memegangi perutnya yang sangat lapar, hari sudah mulai sore tetapi Tio belum juga pulang membawakannya makanan. Sejak pagi Asta sama sekali belum diberikan menyebtuh makanan apapun. Dengan mata yang sudah berkaca ia sabar menunggu kakanya pulang membawa makanan hingga ia terlelap menahan lapar.

Malam harinya ia terbangun mendapati Tio yang sudah tidur di sebelahnya. Kakanya sudah pulang? Apakah membawa makanan? Perutnya benar-benar lapar hingga rasanya sangat perih.

Kaki kecilnya melangkah menuju meja kecil tidak ada apapun disana, Hanya ada sisa makanan dari Tio yang tidak dihabiskan. Apakah ini untuknya? Asta sungguh sangat lapar tetapi perasaanya bimbang dan takut jika Tio nanti memarahinya.

"Asta lapal" Gumamnya memegangi perutnya. Kepalanya sesekali menoleh kepada Tio menimang keputusanya. Ini hanya sisa mungkin tidak apa-apa.

Dengan rakus Asta memakanya. Walau hanya sisa dan tidak cukup untuk memenuhi perutnya setidaknya ada makanan yang bisa ia makan.

"Lo ngapain makan makanan gua anjing!" Sentak Tio menatap Asta penuh benci

"Asta lapel kaka"

"Lo pulang cuma bawa seplastik doang cuma dapet 2 ribu gak cukup buat beli makan!"

Asta menunduk ketakutan.

"Kenapa juga ibu mungut lo sih!  nyusahin gue yang ada Arghhhhh... Pergi lo dari sini gue gak mau ngurus lo lagi!" Bentak Tio dengan kondisi mabuk yang belum juga mereda.

"Pergi gak lo!"

Tio melempar benda-beda yang ada di dekatnya kearah Asta membuat bocah itu ketakutan. Tidak disengaja ia melepar botol bekas minuman kerasnya tepat di kepala Asta membuat batita itu mengerang menahan sakit. Tanpa di sadari darah pun keluar membasahi rambut hitamnya.

"Pergi gak? pergi!"

Brak

Bugh

Bugh

Tio memukul tubuh Asta kuat menggunakan gagang sapu. Asta meringis menahan sakit, Tubuhnya sudah tidak kuat. Ia tak kuat akhirnya menangis dan ketakutan.

"Lo ngerti bahasa gue gak sih? Pergi!Gue bilang pergi!" Tio berteriak keras membuat tubuh Asta berjingkat karena kaget. Pergi itu artinya Asta tidak boleh berada gubum lagi. Lalu bagaimana ia tidurnya nanti, Apakah Kakanya Tio sudah tidak mau kehadiranya? Ia harus apa?

"Pergi dan jangan pernah kembali lagi!" Tio mendorong Asta hingga bocah itu terjengkang.

"Kaka buka pintunya.. Kaka buka hikhh.."

Asta menangis dan memohon hingga meringik. Orang-orang di dasa tidak mau menolong baginya bayi adalah beban apalagi Asta orang lain dalam lingkup lingkungan tersebut.

Dengan kondisi yang lapar kepala yang berdarah karena beling botol kaca tubuhnya yang memar karena pukulan sapu, Asta meringik menahan sakit.

"Kaka Hiks"

Tio tidak tahan dengan suara ringikan itu lantas ia membuka pintu dan menyeret Asta keluar dari pemukian. Tio menyeretnya dengan kasar hingga bocah itu terjatuh-jatuh karena tidak bisa menyeimbangi langkah besar kakanya.

"Kaka sakit. Tangan Asta sakit kaka"

Tio menggeram marah lalu membawa bocah itu ketempat sedikit sepi. Dengan kejam ia melempar Asta ketanah menyiksanya dengan tamparan dan sesekali membanting tubuh Asta.

"Kaka sakit.. Maafin Asta Kaka.. Tolongg Huaaaa."

Plakkk

"Sakit kaka.. Arghhhhh."

GhavindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang