Naskah berikut ini bersifat fiksional. Tidak berhubungan langsung dengan kehidupan asli para pengisi karakternya.
Adapun latar tempat serta beberapa penokohan yang dimuat hanya berupa makna alternatif (imajinasi pengarang). Tidak berkaitan dengan catatan sejarah.
⚠️ TW // harsh word, blood, injection, etc. ⚠️
Dalam bahasa Polandia, Jarek berarti musim semi. Karenanya begitu Januari tergelincir, papa mengalungkan nama Jarek pada putra bungsunya. Jarek Raclawn, bayi laki-laki dengan kulit kemerahan yang tak menangis sejak satu jam dilahirkan.
Tak ada laporan cacat yang dituturkan dokter kandungan mama meski seluruh anggota keluarga ─hampir─ mengira Jarek bisu sebab tak kunjung bersuara. Namun di hari kelima ─dengan surai pirang yang berkilau kala papa menimangnya di dekat jendela pada pukul 10 pagi, tawa Jarek akhirnya terdengar, berpadu bersama kalkulasi haru seisi alam semesta. Bayi itu menggeliat, menggapai-gapai baskara begitu kumis papa menggelitik kulit pipinya. Mengenalkan makna sempurna dari hangatnya musim semi yang bermekaran di halaman, Jarek menarik begitu banyak cinta dan perhatian ─sebagaimana namanya disematkan.
Musim semi tahun ke-7, Hawthorn Blossom yang dirawat mama enggan berbunga lagi. Kulit dahannya turut mengelupas begitu salju bulan Desember mulai mencair, tersinkronisasi dengan perihnya lara yang diselipkan pada garis nadi Jarek. Setelah 7 tahun itu, tangis haru mama yang mendengar tawa putra bungsunya harus ditebus dekapan erat papa. Bersama riak jumantara di atas sana, keduanya berpaling pada jendela yang sama ─menekan gentar di sepanjang linangan air mata, tak kuasa mendengar rintihan sang putra yang menggeliat di atas bangsalnya.
Jarek 7 tahun melewati perayaan hari kelahirannya tanpa kue bertingkat dan ucapan selamat. Sebab berbait doa agar diberi kesempatan untuk bersua dengan tahun-tahun berikutnya saja sudah menjadi harapan yang menghias penuh langit-langit kamarnya.
Mama lebih dari sekadar sering menyenandungkan larik yang sama berulang kali, "Jarek itu sempurna" ─meski nyatanya ada sampai 3 pengawal papa yang selalu berdiri di depan pintu kamar Jarek setiap hari. Jarek sangat santun, ia tak pernah membantah meski seringkali yang papa usahakan berlawanan dengan apa yang ia rasakan. Tak sebaitpun keluhan melompat kendati dirinya tak dapat bergabung di meja makan sebab mulutnya penuh sariawan ─pengobatan Jarek memang tak biasa. Namun Jarek tak sekalipun kedapatan menangis, bertahun-tahun dikukung dengan pinta semu agar diberi kesembuhan tak menghapus tawa pertamanya sejak ─dulu─ kumis papa menggelitikinya.
Jarek memang terlahir dengan tawa, namun sampai di detik ini pun yang ia hadiahkan pada orang-orang terkasihnya hanya genangan duka.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVANTER || Jake Shim [TERBIT]
Fanfic[[ angst, sicklit, brothership, survival ]] Note : bagian yang ditarik (TMI) hanya berisi teori dan penjelasan dari Prolog sampai Epilog, jadi ALUR utamanya masih LENGKAP walaupun sudah dibukukan. * * * "Ak...