Tahun-Tahun Yang Begitu Sial

0 0 0
                                    


- 23 April 2018

" Aku hanya ingin bercerita tentangmu

Tidak akan menceritakan yang lain "

" Lilin yang menyala memang mampu menerangi sebuah ruangan

Namun dari lilin kita belajar bahwa semua hanya sementara

Semua akan Kembali redup dan gelap "

Dikala itu semilir angin yang berhembus menemani hangatnya kopi dan sebatang rokok, dan jangan lupa kan musik reggae selalu didengar kan oleh Akbar karena Akbar suka dengan musik reggae sejak SMA menurutnya alunan musiknya enak untuk bergoyang. Yaa Akbar tengah bersantai pagi itu dengan cuaca yang cukup membuat males untuk melakukan aktivitas setelah olahraga tadi selama satu jam seorang Akbar lebih memilih untul bersantai.

Tahun pun berganti tidak terasa kini hari-hari terasa begitu berat dilalui namun semua itu tampak ringan karena dilakukan dengan ikhas oleh Akbar, dia pun melakukan aktivitas seperti biasanya namun sekarang dia mulai belajar melupakan kepada sosok Wanita yang selama ini membuat dia penasaran, mungkin sudah tidak terlalu memikirkan hanya saja dia masih tetap memperhatikan ketika sosok perempuan itu mengantar entah anak atau adiknya sekolah.

Mungkin baginya tahun ini adalah tahun malapetaka baginya namun dia belum sadar waktu itu, mungkin kalua sadar dia bisa disebut perawal uoleh pembaca ini ya, hehehe. Disaat itu sebagai laki-laki apalagi dirinya sebagai anak pertama mungkin terlalu berat untuknya apalagi dengan umurnya masih muda dengan apa yang kalian bayangkan pada masa itu usianya Akbar masih menginjak 20 tahun, cukup muda bukan di ulang tahunnya tersebut banyak sekali kejutan untuk dirinya sampai dia sendiri menuliskan sebuah kata.

Tuhan

" Puaskan aku dengan apa yang engkau telah tentukan untukku

Bukan dengan apa yang aku telah tentukan

Karena aku tau apa yang engkau telah tentukan itulah yang terbaik untukku

Meskipun dengan hati yang teriris "

-tangsel 15-09-2019

***

Dikala setelah menunaikan sholat subuh semilir angin yang berhembus menemani hangatnya kopi dan sebatang rokok, dan jangan lupa kan misuc nasyid perjuangan palestina selalu didengar kan oleh Akbar karena Akbar suka dengan music-musik itu sejak SMP karena Akbar memang mempunyai cita-cita untuk pergi kepalestina untuk ikut menolong orang-orang yang ada disana serta mempunyai impian untuk ikut berperang di wilah yang konflik itu. Yaa Akbar tengah bersantai pagi itu dengan cuaca yang cukup membuat males untuk melakukan aktivitas setelah olahraga, memang setiap selesai subuh Akbar selalu menyempatkan diri untuk berolahraga agar tetap sehat dan untuk mengapai impiannya itu pergi kepalestina.

" Ah kenapa aku jadi malas begini ya ?, " ucap Akbar dalam hatinya.

" Tapi baru jan 07:00, masih ada waktulah buat santai, " ucapnya lagi, sambl melamun, tiba-tiba kriiiiiing,,, iya itulah suara ringtone telpon dari seseorang yang mungkin Akbar kenal.

[ Assalamualaikum, iya ada apa pak ? ] ucap Akbar sembari menekan tombol hijau.

[ Akbar, tolong ambilkan SPJ didinas ya nanti jam delapan ] sahut seseorang dalam ponsel itu.

[ Oke siap pak ] jawab Akbar diiringi Langkah kaki, Akbar pun langsung mengambil handuk dan langsung bergegas mandi " ah lagi asik-asik ada panggulan negara hehehe, " ucap Akbar dari batinnya.

Kita Bercerita Tentang Hari IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang