01. TALASAVA.

9 0 0
                                    

Hai bertemu lagi dengan saya...

Bbysuzy_y

Atau panggil saja kazy, atau zy.

Kembali membawa cerita kedua saya yang bergenre fiksi remaja.

Harap membaca terlebih dahulu cerita A & R sebelum mampir kesini, yaa...

Happy reading.

Malam ini dengan hawa dingin mendominasi penjuru ibu kota. Rintik hujan terdengar sebagai teman tidur para penikmatnya.

Musik terdengar di dalam kamar seorang remaja.

Dengan balutan piyama biru miliknya jari jemarinya lincah menggambar sebuah keluarga yang tersenyum bahagia.

Di temani dengan segelas jus jeruk favorit dirinya meneguknya setelah selesai merenggangkan otot di tangannya.

01 - Mei - 2056.

Jika diriku salah maka maafkanlah.
Namun jika diriku berbuat semena-mena maka tegurlah.
Tapi dengan kelembutan, bukan bentakan.

Alsava Dahyela.

Menutup buku gambar, lantas membereskan perlengkapan lainnya.

Menandaskan jus jeruk yang tinggal setengah itu dengan tiga kali tegukan, membawa tubuhnya kebawah menuju dapur untuk mencucinya.

"Ngapain kamu disini?" tanya seseorang dibelakangnya.

Sava berbalik melihat orang yang bertanya. Senyum mengembang saat mendapati ayahnya berdiri dengan membawa gelas ditangannya.

"Sava lagi cuci gelas, yah." jawabnya sambil tersenyum.

Namun. Senyum itu terus pudar seiring dengan ayahnya menghilang setelah berucap kata-kata yang mampu membuatnya dirinya terhempas jauh.

"Gelas?. Sejak kapan anak pemalas seperti kamu tiba-tiba rajin dijam orang lain tidur?" tanya Agnarian Aggra yang sering dipanggil Rian--- ayah Sava dan Wulan. Rian tidaklah lama di dapur dirinya kembali setelah menaruh gelas  sebelumnya di meja.

Sava diam. Dirinya berbalik kembali menghadap tempat semula.

"Sava rajin, yah. Cuman ayah saja yang tidak perduli." batinnya dengan tangan meremas kuat spon cuci piring.

Sava menangis, sesak rasanya ayahnya sendiri tidak pernah mengapresiasi apa yang dirinya lakukan walaupun sekecil biji jeruk sekalipun.

Melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda, Sava lantas kembali bergegas untuk tidur sebab besok dirinya ada jadwal piket kelas.

___

Keesokan harinya dengan balutan seragam hari Sabtu Sava berdiri didepan cermin untuk sekedar membenarkan seragamnya yang barangkali sedikit berantakan.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh dirinya harus cepat berangkat sebelum yang lain berangkat, telat memang tapi yang penting dirinya sudah berusaha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TALASAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang