BAB 6 Hukuman

183 122 63
                                    

Hallo back to the algerio's story

Ketemu lagi di cerita ini

Kira kira sampai part ke berapa ya

30 atau bahkan 40🤔

Liat saja nanti😁👍

I hope you enjoy with this part

Thank you and
happy reading.....

Betapa terkejutnya Algerio setelah melihat siapa yang sedang dibully itu. Algerio membulatkan matanya ketika mendapati Alea yang sedang terpojok dengan wajah yang ketakutan serta keringat dingin yang membasahi dahinya.
       
“WOI LEPASIN DIA!”  teriakan Algerio sontak membuat semua pasang mata beralih padanya termasuk para lelaki yang menggerombol di depan Algerio.
      
Ketiga cowok yang ternyata adalah anak kelas 12 mipa 4 itu sontak menoleh ke arah Algerio dengan tatapan yang tidak bersahabat. “Oh ini ketos yang katanya cuman numpang nama itu? Berani banget ya ternyata,” sungut salah satu dari  berjalan menghampiri Algerio  dengan dagu yang terangkat.
      
“Lo kalo punya masalah jangan cuman beraninya sama cewek, sini sama gue,” Algerio pun tak mau kalah, ia justru semakin menantang kakak kelas nya. Walaupun ia tahu mereka adalah kakak kelas namun Algerio tidak akan pernah Sudi untuk menghormatinya. Orang yang bersalah tetap harus mendapatkan hukumannya.
       
Mendengar ucapan Algerio, kakak kelasnya justru semakin berjalan mendekat dengan tatapan yang semakin memakan bagaimana mata pisau. “Oke. Pulang sekolah gue tunggu di rooftoop sekolah, sendiri!!” Bisik kakak kelas nya tepat di telinga Algerio.
       
Setelah melihat segerombolan orang itu pergi Algerio pun langsung menemui Alea yang masih setia berada di pojokan sambil meringkuk ketakutan. Jangan tanya teman temannya kemana. Tentu saja mereka terlalu cupu untuk ikut campur urusan ini. Namun hal itu sudah terbiasa terjadi, apalagi Algerio tahu bahwa lawannya tadi bukan orang sembarangan.
      
“Le lo nggak papa?” tanya Algerio memastikan, ia memegang kedua bahu Alea yang tampak sedikit bergetar.
       
Namun Alea tak menjawabnya ia justru hanya menangis meringkuk sambil meremas lengan baju seragamnya.
       
Dengan gerakan ragu ragu, Algerio pun memberanikan diri untuk jauh lebih mendekatkan diri dengan tubuh mungil Alea. “Jangan takut. Gue disini,” Algerio menepuk nepuk kedua punggung gadis itu yang masih bergetar, bahkan kali ini getaran nya semakin cepat.
      
“Al mending bawa ke UKS aja nggak sii, soalnya takut ada yang sakit,” usul Gilang diangguki oleh semua temannya.
       
“Alea ayo bangun dulu, gue anter ke UKS,” ajak Algerio seraya membantu Alea untuk berdiri.
       
Disaat mereka berdua berjalan menyusuri koridor sekolah tentu saja banyak pasang mata yang memandang ke arah Algerio dan Alea. Termasuk para siswi yang pernah atau bahkan masih jatuh hati dengannya Algerio. Mereka semua terlihat sangat kompak melemparkan tatapan yang tidak bersahabat ke arah Algerio, ya walaupun itu juga sudah menjadi makanan sehari-hari Algerio.
       
Saat sudah sampai di didepan ruang UKS, Alea menghentikan langkahnya secara mendadak, tubuhnya membatu di depan pintu UKS berwarna putih itu. Algerio tentu terkejut, ia menaikan alisnya seraya menatap ke arah Alea intens.
       
“Al aku mau pulang aja,” pinta Alea seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok ruang UKS itu. Ia seolah sudah tidak bisa lagi menopang tubuhnya yang mulai terasa berat.
       
“Mau pulang sekarang?” tanyanya mendapat anggukan pelan dari Alea. “Sakit banget? Atau kita ke rumah sakit aja?” cecar Algerio.
      
Alea menggelengkan kepalanya pelan tanda tidak setuju. “Nggak papa aku mau pulang aja,,” jawab Alea sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
      
Algerio pun hanya mengangguk. Dengan gerakan yang lembut ia menggenggam kedua pundak gadis itu dan menuntunnya melewati kerumunan murid murid, menuju ke arah parkiran tempat dimana motornya diparkiran tadi pagi.
      
“Rumah lo dimana?” tanya Algerio memberikan helm miliknya, menyuruhnya untuk segera memakainya. Sedangkan dirinya memilih untuk mengambil asal helm milik yang ia duga itu adalah milik Kenzo.
      
“Nanti aku arahin,” jawab Alea sambil memasangkan helmnya.
       
Melihat Alea yang tak kunjung selesai dengan urusan helm nya membuat Algerio merasa geram, ia pun  merebut paksa tali helm itu dari tangan Alea. “Gitu doang nggak bisa lo,” gerutu Algerio.
        Selesai dengan urusan helm, Algerio pun memilih untuk menaiki motor nya terlebih dahulu dan mulai menyalakan mesin motor nya. “Buruan naik,” titah Algerio, mendengar itu Alea pun hanya bisa mengangguk dan menurut. Ia takut jika lelaki itu akan kembali memarahinya seperti yang terjadi di tempo hari.

Algerio Alexander [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang