19

399 59 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
.

Doyoung dan dunia. Sejujurnya sudah dari lama ia coba melawan apa-apa saja yang mungkin menariknya kian jatuh pada dasar bumi. Maksudnya, Doyoung ingin memenangkan betapa jahatnya dunia, ia ingin menang lawan rasa keterpurukan lalu temukan perasaan di mana setiap ia berada di khalayak ramai akan selalu ada rumah yang ia rindukan, sekarang belum bisa ia sebut Jaehyun adalah rumahnya, meskipun ia ingin akui begitu.

Tentang cinta, Doyoung abu-abu pada perasaan ini. Ia terlalu asing pada perasaan yang tumbuh karena dua orang saling bertemu dan tertarik namun hati kecilnya tetap berteguh pada kawan masa kecilnya, Jaehyun. Laki-laki dengan mata indah yang sejak ia usia kanak-kanak selalu datang memberikannya rasa nyaman, rasa aman, dan rasa menggelitik yang pada akhirnya ia akui itu sebagai cinta.

"Lo ngapain?" Mingyu sodorkan air mineral yang diterima dengan tangan gemetar Doyoung. Sejujurnya Doyoung ingin lekas pergi, sembunyi, peluk tubuhnya sambil kembali meminum obat serangan panik yang ia konsumsi dari semenjak tragedi kebakaran.

"En...enggak" Ia tidak gugup, ia hanya belum bisa mengendalikan rasa takut dalam dirinya saja "Enggak apa" Jawabnya lagi coba buat seniornya tersebut tak taruh rasa curiga, ya walaupun gagal sebab Mingyu taruh atensi penuh pada Doyoung,

"Tadi Daisy? Kenapa dia?" Kembali ia lontarkan pertanyaan yang lagi-lagi dijawab gelengan oleh Doyoung.

"Okay" Mingyu mengalah, namun ia tetap di tempat tidak pergi pun tidak gumamkan kalimat apapun. Doyoung sepertinya butuh waktu untuk kembalikan keadaan, seperti biasa meskipun belum pasti Mingyu akan ada di sana untuk tetap menunggu.


 Doyoung sepertinya butuh waktu untuk kembalikan keadaan, seperti biasa meskipun belum pasti Mingyu akan ada di sana untuk tetap menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari mulai redup, silau panas berangsur menghilang. Berarti waktu yang baik Mingyu ataupun Doyoung habiskan untuk duduk di bangku taman cukup lama. Mingyu menoleh, ia lelah sejujurnya namun ketika setiap ia menoleh selalu dapati Doyoung tengah berusaha mengatur deru nafas yang memburu ia urungkan niatnya untuk memulai pembicaraan.

"Maaf" Mingyu menoleh, Doyoung baru saja habiskan minumannya pun tangan tak nampak bergetar lagi.

"Nggak ada yang salah. Kenapa perlu minta maaf?" Mingyu coba hapus jarak antaranya dengan Doyoung "Mau cari udara segar nggak? Biar pelik di kepala lo menyingkir sebentar?" Tawarnya,

Butterfly |Jaehyun x Doyoung x MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang