4(empat)

31 7 3
                                    

                                     ***
"Ra"

"Haikal" era melihat pada Haikal

Haikal datang mendekat saat melihat kesedihan pada wajah era, seakan paham dengan kesedihan Aera dia pun mendekat

"Kenapa, mama ada bilang sesuatu lagi? Tanya Haikal menatap Aera
Sambil tangannya mengangkat wajah Aera yang menunduk

"Tadi mama nanya soal anak lagi kal,,terus nyuruh aku periksa aja karna ga hamil hamil, mama ngira aku mandul" jawab era

Haikal bingung harus bagaimana sekarang dia benar benar habis akal akan pertanyaan orang tuanya

Dia belum bisa mencintai Aera sepenuhnya tapi dia sedih melihat era seperti ini dan terus di kakang, ini juga bukan kesalahan era, Haikal sadar akan perlakuannya selama ini pada era, dari mulai jarang ada di rumah dan hampir tidak pernah menyentuh Aera Haikal sadar akan semua itu

Bukan tanpa alasan Haikal jarang di rumah
Memang tentang pekerjaan tetapi Haikal juga tidak mau terus ada bersama era, dia tak mau era terlalu berharap lebih padanya

Dia tau era sudah mencintainya, dia juga sudah berusaha untuk menetapkan hatinya pada era namun ini sangat berat untuk Haikal lakukan.

Haikal masih terjebak di masa lalunya dimana saat itu dia sudah menemukan dimana akan menetapkan hati namun kandas karna perjodohan yang ayahnya buat, Haikal benar benar tidak bisa berfikir jernih saat itu walau dia menentang keras perjodohan ini pun tidak akan ada hasilnya, ayah Haikal benar benar keras kepala dan tak bisa di bantah saat itu.

"Udah gapapa, ucapan mama jangan terlalu di pikirin "

"Gimana ga kepikiran kal, hampir setiap ketemu mama selalu nanyain, aku harus jawab apa"

"Nanti biar aku yang ngomong sama mama kamu tenang aja"ujar Haikal

"mau kamu kasih pengertian seperti apalagi ke orang tua kamu apa mereka akan percaya terus menerus, aku aja bingung sama hubungan kita gimana orang tua kamu"

Ujar Aera menatap Haikal sengit sedangkan Haikal hanya bungkam
"Dapat cinta kamu aja ga bisa gimana bisa aku kasih mereka cucu kal"

" jangan berharap sama aku ra, untuk hubungan kita biar jadi rahasia kita mama papa ga perlu tau, kamu ga perlu pergi ke dokter aku yakin kamu pasti sehat"

Sakit sekali rasanya saat Haikal selalu mengatakan sesuatu seolah tidak ada kesempatan dalam hubungan mereka, alih alih mencoba Haikal malah bertahan dengan pilihannya, sejauh ini bukankah Aera sudah sangat berjuang tapi kenapa hanya dia yang berjuang, apakah Haikal tak pernah sekalipun mencoba untu melihatnya.

                                     ***
Ditelpon
"Halo na, gue nginap di rumah Lo dulu ya"

....

"Nanti aja nanyanya"

....

"Ok gue lagi siap siap bentar lagi berangkat"

Haikal mematikan telponnya lalu kembali sibuk mengemas beberapa pakaian untuk di bawa, dia terlihat sangat sibuk sekarang.

Haikal berjalan menuruni tangga dan terhenti ketika Aera memanggil namanya.
Aera sedang memasak di dapur

"Kamu mau ke mana?"

"Oh iya.. aku lupa bilang, Senin besok ak bakal keluar kota sama Nala" ujar Haikal sambil berjalan ke rak sepatu, lalu diikuti oleh aera dari belakang

"Kenapa berangkatnya sekarang?" tanya aera bingung karna Haikal sudah membawa tas

"Aku nginap di rumah Nala dulu sehari soalnya besok masih banyak urusan kalo bolak balik ke rumah jadi repot banget" ujar Haikal

wana be Your [HAIKAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang