Gue Agra

55 27 58
                                    

Nyatanya kita berkahir juga
Muak- Aruma


-HAPPY READING-


"Gimana? aman nggak?"

Namira mengintip dibalik pagar rumahnya dengan menaiki bahu Aulia. Jangan tanyakan bagaimana badan Aulia sekarang. Seluruh badannya terasa remuk. Namira memang kurus tapi, berat badannya tidak bisa berbohong.

"Aman."

Aulia refleks mundur, Namira yang tidak sigap malah hilang keseimbangan. Dia terjatuh, pantatnya dengan mulus bercium dengan tanah, kedua sikunya tergores mengeluarkan sedikit darah.

"Lia, sinting lo."

"Anj, gue." Aulia bingung sendiri ingin mengatakan apa tapi, dia tertawa. Tertawa keras sambil memegang perutnya, "sorry, sorry Mir, sakit bangat?"

"Lah non Mira ngapain lesahan diatas tanah?" Itu pak Ayong, tukang kebun rumah. Dia keluar karena merasa ada keeibutan dari luar pagar

Namira mendelik, "sakit sialan."

Aulia membantu Namira berdiri. Walaupun merasa bersalah Aulia tetap menertawakan temannya.

"Ayahku kemana pak?"

"Kekantor lah non tapi, kayaknya non Mira bakal kena marah deh."

Namira tidak perduli, hanya mengangguk lalu masuk kedalam rumah. Sudah dua hari dia tidak pulang, sudah dua hari juga pastinya Tomo mengomel-ngomel.

Dan, saat ini gadis yang percaya diri dengan potongan rambutnya ingin mengambil baju olahraganya. Pak Wahid akan memeberikan kelas pada pagi hari.

Memasuki rumah yang begitu megah, disambut dengan ruang tamu yang memiliki sofa empuk untuk di duduki menjadi tempat favorit Aulia saat datang ke rumah Namira. Dirinya langsung saja duduk tanpa permisi atau dipersilahkan.

"Mba aku mau minim es teh deh," teriak Aulia begitu nyaring.

Namira memaklumi ke norakan temannya, ia tidak perduli dan lebih memilih ke kamarnya scepeat mungkin. Takut jika telat ke sekolah.

Kamar Billi terlewati, entah pikiran dari mana Namira ingin melihat adiknya.

Diatas ranjang berseperai hitam kotak-kotak, Billi tertidur dengan memeluk gulingnya dengan erat. Namira terheran melihat adiknya yang terlelap di pagi hari. Kalau kata orang tua mah pimali nanti rejekinya di patok ayam, kalau ayam betina si nggak apa-apa.

Tapi, melihat luka lebam diwajah Billi membuat Namira sadar akan sesuatu. Adiknya sudah di pukul oleh Tomo, sialan.

--••--

Aulia menidurkan badannya diatas bangkar Uks. Baru tiga menit berolahraga, Aulia dengan gabutnya berakting pingsan.

Namira yang awalanya heran karena temannya ini tadi baik-baik saja malah ikut bereaksi hebo. Dirinya juga malas mengikuti pelajaran olaharga. Jadilah mereka berdua berakhir di Uks.

Sebenarnya Aulia fine-fine ajah dijam olahraga tapi, karena lagi pata hati Aulia jadi, malas beraktifitas.

"Apa gue minta balikan ajah?"

Ini dia, NamiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang