Bab 3

111 14 3
                                    

Hari ini Ayah dan Ibu mereka akan sibuk untuk perjalanan bisnis. Sebelum mereka pergi, Tuan Caskey sempat meminta kedua anaknya untuk menjaga rumah dengan akur.

Di sore hari, Gawin yang saat itu baru saja pulang kuliah, langsung menggantungkan tasnya di kamar, lalu turun ke lantai bawah berniat untuk mandi.

Dalam langkahnya, Gawin bersiul sambil sesekali memikirkan menu makan malam yang sekiranya nanti akan dia pesan setelah dirinya selesai bebersih. 

Keadaan rumah kini terasa sangat sunyi, jadi Gawin mengira kalau dirinya hanya sendirian, mungkin Krist belum pulang, pikirnya.

Tangannya pun dengan perlahan memutar kenop pintu kamar mandi, lalu masuk ke dalamnya. Tapi, setelah langkah pertamanya masuk, Gawin langsung terdiam ketika menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. 

Suara air yang mengalir membuatnya terkejut, terlebih saat pandangannya melihat ke arah pancuran, dan matanya melihat Krist yang tengah membilas tubuhnya. Jantung Gawin serasa mencelos saat itu juga.

Gawin reflek menutup mata, dan berteriak, "Kak Krist! Maaf, maaf! Aku tidak tahu!"

Krist yang kaget mendengar suara Gawin juga ikutan panik, dia langsung berusaha menutupi tubuhnya dengan tangan sambil membentak, "Gawin, keluar! Kenapa kamu masuk begitu saja?!"

Tangan Gawin gemetar, dia buru-buru keluar dari kamar mandi, dan menutup pintunya dengan cepat. Di luar pintu, dia menekan wajahnya dengan satu tangan, merasa sangat malu dan terkejut atas apa yang baru saja terjadi. 

Gawin merasa konyol, seharusnya tadi dia mengetuk pintu dulu sebelum masuk atau setidaknya memeriksa apakah ada orang di dalam.

Sementara itu, di dalam kamar mandi, Krist juga merasa gugup dan kikuk. Dia tidak pernah berpikir akan berada dalam situasi memalukan seperti ini. Sambil mengeringkan tubuhnya lalu menggunakan handuk yang ia pakai tadi untuk membalut bagian bawah tubuhnya, dia berharap semuanya segera berlalu.

Beberapa saat kemudian, Krist membuka pintu, matanya melihat Gawin yang masih mematung di depan sana.

"Ku pikir kamu sudah pergi ke kamar mandi yang satunya."

Gawin sedikit terlonjak mendengar suara Krist dari belakangnya, dia pun berbalik menghadap Krist.

"Maaf, Kak. Soal yang tadi, aku tidak sengaja." ucapnya dengan suara yang terdengar canggung.

Krist menghela napas dan mengangguk, "Sudahlah. Aku juga salah karena lupa mengunci pintu."

Gawin mengangguk pelan, matanya merah karena malu. "Iya, aku benar-benar minta maaf."

Lalu, keduanya pun hening.

Terima kasih berkat insiden yang terjadi tadi, suasana di antara mereka benar-benar terasa aneh sekarang.

Krist, yang tampaknya sudah merasa lebih santai, mencoba meledek adik tirinya itu dengan candaan kotor, "Kenapa? Kamu terangsang melihatku telanjang?"

Seketika Gawin merasa pipinya memanas saat ditanya begitu. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain, menghindari melihat tubuh Krist yang hanya ditutupi oleh sehelai handuk yang melingkar di pinggangnya. Dia merasa sangat malu, namun tetap berusaha menjaga sikap sopan.

"Ah, nggak, tentu tidak begitu, kak." Gawin merespon dengan gelagapan, suaranya sedikit gemetar, merasa sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan tenang.

Namun, bukannya berhenti di situ, Krist malah semakin menarik perhatian. Dia melangkah mendekati Gawin dengan santai, lalu tersenyum nakal,

"Tapi, Gawin, jujur saja. Apa kamu pernah merasa terpesona olehku?"

[ GawinKrist ] - STEP BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang