Sesampainya di rumah, Gawin bisa merasakan keheningan dan kesedihan yang masih menghantui Krist. Tanpa ragu, dia memutuskan mengambil inisiatif untuk menghibur kakak tirinya itu.
"Kak, temani aku main game yuk," ajaknya dengan semangat.
Meskipun sebenarnya Krist lagi tidak mood untuk bermain, dia tetap mengangguk lemah, "Baiklah."
Mereka pun naik ke kamar Gawin dan mulai duduk di depan layar, keduanya memilih untuk memainkan sebuah game balapan liar yang rintangannya aneh-aneh, mereka menggerakkan karakter-karakter dalam game dengan penuh konsentrasi. Gawin beberapa kali dengan sengaja membuat karakternya jatuh dan terpental, membuat Krist kadang tertawa kecil.
"Hei, serius lah sedikit mainnya!" kata Krist sambil menyenggol bahu Gawin.
Gawin tersenyum lugu, "Hehe, maaf. Aku cuma berusaha membuat suasana lebih hidup,"
Setelah beberapa pertandingan, Gawin merasa kalau Krist nampaknya sudah lebih santai dari yang sebelumnya. Dia pun beralih lagi pada strategi lain.
"Tau gak, dulu aku pernah jadi pemain game profesional, sampai akhirnya dikalahkan oleh karakter pisang," celetuk Gawin tiba-tiba.
Krist memandangnya dengan heran, sedikit tertawa kecil karena merasa geli, "Serius?"
Gawin tertawa, "Nggak kok, cuma lelucon. Tapi kan kamu jadi ketawa, hehe."
Kali ini tawa Krist terdengar lebih keras. "Haha, kayaknya aku mulai terbiasa sama candaan anehmu."
Gawin hanya mengembangkan senyum, matanya berbinar puas dan merasa senang melihat Krist terhibur olehnya.
Tidak sampai di situ, setelah bosan bermain game, Gawin menarik Krist ke sofa ruang tengah, mengajak kakak tirinya untuk menonton film kartun yang berjudul Elemental Force of Nature.
Di tengah menonton film, Gawin kembali berceloteh,
"Aku ngerasa kalau karakter film ini mirip kita, apalagi karakter Wade, aku banget."
Krist tersenyum kecil, "Jadi maksudmu aku sama seperti Ember?"
Gawin memandang Krist dengan lembut, "Iya, kita berdua saling melengkapi. Persis seperti Wade dan Ember. Kamu adalah pribadi yang penuh ekspresi, sedangkan aku adalah pribadi yang tenang dan suka menghiburmu."
Dengusan geli keluar dari mulut Krist, "Nggak salah sih, kita emang kayak pasangan yang kontras tapi cocok bersama."
Keduanya pun saling pandang, kemudian tertawa bersama. Gawin merasa senang bisa melihat senyuman di wajah Krist kembali. Meskipun ada hal-hal sulit yang sedang dihadapi Krist, Gawin ingin membuat kakak tirinya merasa lebih baik, layaknya karakter Wade dan Ember pasangan beda elemen yang bisa mendukung satu sama lain.
.
.
.
.
Sinar mentari sore memancarkan kehangatan di sekeliling rumah Keluarga Caskey. Terlihat dua saudara tiri, Gawin dan Krist yang bersama-sama sedang merapikan halaman kebun mereka. Nyonya Perawat yang baru saja datang, menyaksikan keduanya dengan seulas senyum.
"Aku sangat senang melihat kalian berdua begitu akrab dan ceria,"
Gawin dan Krist berbalik, senyum lebar terukir di wajah mereka.
"Kita sedang berusaha membuat halaman ini jadi lebih cantik, Bu," kata Gawin dengan antusias.
Nyonya Perawat tertawa ringan, "Nampaknya kalian berdua sudah berhasil membuat suasana taman ini menjadi lebih hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GawinKrist ] - STEP BROTHERS
FanfictionPertemuan awal mereka terkesan biasa saja, namun semakin dalam mereka mengenal satu sama lain, keduanya merasakan ketertarikan lain secara khusus. "Aku pikir kamu tidak seburuk itu." "Hey, Kak Krist, apa kamu butuh bantuan untuk mengangkat sofa ini...