BANYAK perubahan yang terjadi begitu [name] keluar dari rumah sakit. Dari kabar mengenai All Might yang pensiun, penjahat All For One yang telah tertangkap, Bakugo yang kembali dengan selamat, hingga peraturan terbaru U.A. mengenai pemindahan siswa-siswi ke dalam asrama. Meskipun sudah beberapa hari terlewat, hanya perasaan [name] yang belum kunjung jelas.
Perasaan dan pikirannya masih sama seperti terakhir di rumah sakit. Tidak lepas dari sesosok Todoroki Shoto. Cara apapun yang [name] gunakan untuk mengenyahkannya tidak ada yang berhasil. Todoroki tidak pernah absen di pikiran [name] baik saat sarapan, makan siang, makan malam, mandi, bahkan sebelum tidur. Tidak sampai sepuluh menit kemudian begitu [name] melupakan Todoroki, lelaki tersebut tetap hinggap di akalnya.
"Ah, sudahlah!" ucap [name] kesal. Rambutnya diacak-acak kasar sambil turun dari ranjang. Pusing karena pikirannya dipenuhi Todoroki, [name] memutuskan pergi ke lantai satu untuk memakan camilan.
Sudah beberapa hari ia dan teman-teman kelas 1-A tinggal di asrama. Semenjak kejadian di kamp pelatihan, pihak sekolah memutuskan untuk memindahkan para siswanya ke dalam asrama. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi para siswa dari serangan penjahat. [Name] pikir tidak akan mudah hidup di asrama karena kepribadian kelas 1-A beragam dan unik. Tidak buruk juga untuk seukuran kelas yang sudah tertimpa masalah bertubi-tubi sejak masuk. Teman-temannya pun pandai menyesuaikan diri. Bagi [name] yang sedari awal tinggal seorang diri pun tidak masalah jika harus dipindahkan ke asrama. Hitung-hitung lebih hemat biaya transportasi serta makan. Meskipun harus berhadapan dengan teman-temannya yang terkadang menyebalkan, masih lebih baik tinggal bersama dibandingkan sendirian.
"[Name]-chan! Baru saja kami mau memanggilmu, lho," sahut Ashido begitu [name] keluar dari elevator.
"Halo Ashido. Kebetulan aku lapar jadi ingin mencari camilan." [Name] mendekati Ashido yang sedang bersama siswi kelas 1-A di ruang tengah.
"Sini, sini, Sato-kun baru saja membuat kue. Kami sisakan bagian untukmu." Hagakure menyodorkan piring berisi satu potongan kue.
[Name] mengambil piring tersebut. "Terima kasih."
Uraraka tiba-tiba menceletuk setelah memperhatikan [name] tanpa sadar, "[Name]-chan mengganti warna rambut? Sejak kapan?"
Beberapa perhatian tertuju pada [name]. [Name] refleks memegangi ujung rambutnya yang sepanjang dada. "Oh, iya," ujarnya mengonfirmasi. "Semalam aku mengecat rambutku. Hanya menambahkan highlight peek a boo merah muda, sisanya masih dominan pirang seperti dulu." Meski tidak ditanya, [name] menambahkan informasi mengenai perubahan warna rambutnya. Teman-temannya terutama Ashido dan Hagakure akan cerewet jika [name] menjawab seadanya.
Gambar 1. Contoh model peek a boo highlight
"Perpaduan yang cantik. [Name]-chan apa tidak kerepotan mengecatnya? Sepertinya agak rumit, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
So Iconic [Todoroki Shouto x Reader]
Fanfiction[on-going] Meski sudah menjadi siswa departemen pahlawan di U.A, [name] tetap menikmati kehidupan masa remajanya. Di tengah-tengah kesibukan dan serangan aliansi penjahat, menjalin hubungan bukan hal awam bagi [name]. Menjalin hubungan putus-nyambun...