Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tateyama Ayano. Ayah dan Ibunya adalah Tateyama Kenjiro dan Tateyama Ayaka, mereka adalah guru biologi dan arkeologis.
Ayano adalah anak pertama dari 5 bersaudara, yang membuatnya seorang kakak tertua dari keempat adik adopsinya, Shuuya, Tsubomi, Kousuke dan Mary. Keempatnya adalah anak-anak dari latar keluarga yang berbeda-beda.
Ayano adalah anak gadis yang lemah lembut dan penyayang. Dia adalah murid biasa dengan nilai biasa tanpa talenta khusus, dia punya teman-teman seperti anak lainnya. Intinya hidupnya biasa-biasa saja tanpa ada rasa.
Sampai suatu hari, dia tak sengaja melihat pertandingan sepak bola di sebuah saluran olahraga.
Di saat itu dia menduduki bangku SMP, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia merasakan sebuah percikan warna dalam kehidupannya yang biasa dan monokrom.
Melihat betapa seru dan menegangkannya para pemain bola berlomba-lomba mencetak gol, Ayano menginginkan perasaan itu juga.
Sejak saat itu, Ayano mulai meminatkan dirinya dalam sepak bola. Dia mulai berlatih dan bermain saat itu juga, hidupnya jauh lebih berwarna sejak ia mengenal sepak bola. Gadis lemah lembut sepertinya juga membangun kepribadian yang tomboy dalam dirinya.
Tapi tetap saja, ada beberapa hal yang menjadi permasalah.
"Sepak bola bukan untuk perempuan."
"Sepak bola putri tidak begitu aktif, tak heran jika suatu hari akan dibubarkan."
"Perempuan itu cocoknya duduk manis saja, mereka tidak akan cantik lagi jika lari-larian di lapangan sampai gosong."
Begitulah banyak kritikan yang Ayano dengar. Memang sebuah kenyataan bahwa perempuan tak seunggul pria dalam cabang olahraga, mereka juga tak semenarik ataupun menghibur seperti pria. Itu adalah fakta.
Untungnya saja, keluarganya selalu mendukung apapun yang Ayano ingin lakukan. Namun, perasaan khawatir tak pupus dari lubuk hati mereka terhadap si putri sulung keluarga Tateyama.
