02. ANAK AELIAN

2.2K 187 69
                                    

Sebelum lanjut,

Usahakan buat tinggalkan jejak ya, berupa vote dan komen yang banyak di setiap Bab nya.

Happy Reading...

    Tidak butuh waktu yang lebih lama untuk Aelio menghentikan tangisannya. Itu semua berkat Raya, anak manis itu sangat pintar sekali menghibur Aelio sampai Aelio berhasil melupakan apa yang tadi dia tangisi.

   Aelio mengelus puncak kepala Raya perlahan-lahan, persis seperti saat Aelio masih berada di raga nya dan mengelus kepala Azila. Raya menikmati usapan lembut yang Aelio berikan.

    "Papa udah mulai sayang sama Raya ya?" tanya Raya. Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Raya. Anak manis itu menatap Aelio penuh harap.

    Aelio mengangguk cepat. "Iya, sekarang Papa udah sayang sama Raya. Sama Abangnya Raya juga."

   "Mungkin Papa terkesan jahat ya Ray, setelah sekian lama Papa jadi Ayah kalian, Papa baru bilang ini sekarang. Kalau Papa benar-benar menyayangi kalian. Papa minta maaf Ray, maaf karena Papa telat buat bilang ini ke kamu dan ke abang kamu. Papa nggak minta kalian buat maafin Papa, karena Papa sadar apa yang udah Papa lakuin ke kalian berempat benar-benar nggak pantas buat di maafin."

    "T-api Ray, mulai sekarang Papa akan tunjukin betapa besarnya cinta dan kasih sayang Papa buat kamu dan ketiga abang kamu. Papa janji..." lanjut Aelio. Aelio mengusap air matanya yang mulai menetes kembali. Huh, padahal ini semua bukanlah kesalahan dia. Tapi kenapa rasanya sangat menyakitkan sekali saat Aelio mengucapkan maaf kepada Raya, mewakili Aelian (nama asli raga yang Aelio tempati) yang kini entah berada di mana.

   "Papa jangan nangis." pinta Raya.

    Aelio tersenyum tipis ke arah Raya yang matanya berkaca-kaca karena melihat Aelio yang menangis. Rasanya Aelio kembali menemukan semangat untuk menjalankan hidup. Raya salah satu alasan nya.

     "Papa nggak nangis. Papa cuma kelilipan aja tadi."

    "Papa bohong sama Raya!"

   Aelio tertegun ketika Raya mendongak dengan mata berkaca-kaca. Bibir Raya bergetar dan tidak lama raungan keras keluar dari mulut mungilnya itu.

    Aelio dengan sigap membawa Raya ke pelukannya meskipun sedikit canggung rasanya ketika memeluk Raya yang sekarang statusnya adalah anaknya. Aelio mengelus punggung Raya perlahan-lahan, dia berusaha menenangkan Raya.

    "Papa jangan pergi ya..."

    "Tetap sama Raya selamanya ya Pa..." ucap Raya di sela sela tangisannya.

    "Iya Papa janji. Papa nggak akan ninggalin Raya. Papa akan terus sama Raya selamanya dan cuma kematian yang bisa misahin kita. Raya denger kan kalah Papa udah janji? sekarang udah dong nak nangisnya, sekarang bilang Raya mau apa dari Papa?" tanya Aelio.

    Tidak lama kemudian, tangisan Raya berhenti. Anak itu juga melepaskan pelukan Aelio dan menatap wajah Aelio dengan mata sembab nya.

     "Raya boleh minta sesuatu ke Papa?" tanya Raya tidak percaya. Baru kali ini Papa nya ini menawarkan sesuatu ke Raya.

     "Papa ngga boong kan?" Aelio menggeleng dan menjawil hidung Raya jahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aelio : TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang