Janji yang terlewati. (1)

92 53 31
                                    

Drrtt..

Handphone Sara berdering beberapa kali.

Sara sedang mencuci piring saat handphonenye berdering.

Dia buru-buru mengangkat ponselnya tapi sudah dimatikan si penelepon.

Saat melihat nama yang tertera di panggilan tak terjawab, dia merengut sebab di luar perkiraannya.

"Hmm, mas Ferry..kirain mas Erwin" ngedumel Sara merasa kegiatannya mencuci piring terganggu.

Dia baru saja meletakkan handphonenya di meja tiba-tiba berdering lagi.

Terpaksa diangkat .Kali ini suaminya melakukan vcall.

"Yah, Mas...?"

"Sara,..kamu lagi ngapain, kok lama angkat telepon?" Di seberang sana Ferry vcall sambil makan siang.

"Cuci piring, Mas." Jawab Sara singkat.

"Niiken, sekolah yah?"tanya Ferry.

Pertanyaan yang dak perlu djawab, udah tau anak sekolah masih nanya lagi, batin Sara ngomel.

"Ya, mas."

"Sara, kamu koq ga ceria..ga kangen sama aku?"tanya Ferry melihat wajah Sara yang merengut.

Biasanya suami istri kalo jauhan lama-lama kangen, batin Ferry heran

"Cape, Mas. Kerjaan rumah numpuk, semua dikerjakan sendiri! " Lagi-lagi  Sara mengeluh.

"Dibawa santai aja lah. Sar, aku kangen sama kamu dan Niken"

"Iya, Niken nanya mas terus kapan balik sini Mas haik-baik saja yah?" Basa basi Sara.

"Baik, semua baik saja.,kalian juga baik- baik yah ?"

"Iya.."

"Aku udah mau balik Jakarta, tapi semalam ibu telepon, katanya bapak sakit."

"Terus..?"

"Yah karena udah di Surabaya, aku mau jenguk bapak di Mojokerto. Aku udah minta ijin sama Pak Erwin."

"Diijinin?"

"Ya.ambil cuti seminggu lagi."

"Oh syukurlah.." senyum Sara.
Bersyukur bukan karena suaminya mendapat ijin jenguk orangtuanya tapi dia senang dia punya waktu banyak berduaan dengan Erwin tanpa takut diketahui Ferry.

Ferry mengernyitkan dahinya melihat senyum di wajah istrinya. Senyum yang misterius baginya.

"Kamu suka aku lama-lama di sini?" curiga Ferry.

"Bukan, Mas..aku juga repot kok kalo mas ga di sini. Aku senang akhirnya mas bisa berkunjung ke kampung halaman. Itu kan musti disyukuri." Ucap Sara menghalau kecurigaan suaminya.

Ferry menghela napas.

Katanya,"Iya, bapak sudah tua. Sakit-sakitan lagi. Aku maunya kalian juga bisa ke Mojokerto."

Ais, ga maulah aku, batin Sara.

"Mas, aku mau aja tapi sekarang Niken banyak ulangan di sekolah . Kasihan dia kalo ketinggalan pelajaran .." alasan Sara. Beda di mulut beda di hati.

"Iya lah, tunggu lebaran aja yah kita ke sana bareng -bareng. Kan ga lama lagi.."

"Iya, Mas...hmm Mas, aku mau angkat telepon yah mamaku telpon, penting kayaknya." Sara berbohong karena dia melihat di layar ponselnya ada telepon masuk lagi, dari Erwin.

"Okelah, nanti malam aku vcall lagi..Sam..."

Ferry terbengong, dia belum selesai bicara Sara sudah mengalihkan ke panggilan lain . Sepertinya Sara sangat antusias menerima panggilan masuk lain. Ferry akhirnya mematikan ponselnya.

Di Ujung Senja Bersamamu  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang