Chapter 6: The Ripe Fruits That Are on The Trees

27 5 5
                                    

Harvey mengejar makhluk yang diduganya sebagai Katak Berdarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harvey mengejar makhluk yang diduganya sebagai Katak Berdarah. Makhluk itu terlihat mengambil ancang-ancang di pinggir bunga teratai, dalam sekali entakan, tubuhnya melambung tinggi di udara dan sepasang kakinya yang jenjang dan kokoh mendarat di pinggir hutan seberang danau.

"Lompatannya jauh sekali," gumam Harvey. Ia tidak boleh menyerah begitu saja. Matanya melihat seutas jembatan yang terbuat dari kayu dan dihubungkan dengan jalinan akar. Harvey langsung menyeberangi danau tersebut, walau ia hampir terpeleset beberapa kali karena permukaan kayu licin dan jembatan itu bergoyang-goyang karena beban yang bergerak di atasnya.

Harvey berhasil sampai di pinggir hutan, tepat di mana makhluk tadi mendarat. Sementara, Dunham masih mencoba menyeberangi jembatan itu. Muatan tas carrier membuat pria itu kesulitan menjaga keseimbangan.

"Dunham, tidak perlu buru-buru! Aku akan mengejarnya sendiri!" seru Harvey dari kejauhan.

"Saya akan segera menyusul Anda!" balas Dunham yang masih berpegangan erat pada kedua sisi tali jembatan.

Harvey pun masuk ke hutan tersebut. Ia terkejut karena wajahnya hampir menabrak benda bundar mengkilap yang melayang-layang di udara. Harvey berkelit dan mengamati benda bening tersebut.

"Gelembung sabun?"

Harvey melangkah pelan sambil mengamati sekelilingnya. Tekstur tanah yang diinjaknya terasa lucu karena ia dapat merasakan pantulan-pantulan kecil yang membuat langkahnya terasa sedikit melayang.

Lalu dari celah-celah tanah keluar gelembung-gelembung sebesar kepala manusia. Gelembung itu seperti berminyak, bening dan mengkilap.

Terlalu fokus mengamati gelembung, kaki Harvey tersandung akar dan tubuhnya huyung ke belakang. Punggung Harvey pun menabrak salah satu pohon berbatang ungu. Ia seketika terperanjat karena punggungnya basah oleh cairan aneh di pohon.

Harvey refleks berbalik dan menemukan kalau batang pohon itu diselimuti lendir asing berwarna biru.

"Apa ini?" Harvey penasaran, ia belum pernah melihat pohon seperti itu sebelumnya.

Harvey mengeluarkan tabung reaksi kecil yang selalu dibawanya di kantong sabuk. Ia mengambil cairan lendir sekaligus kulit pohonnya. Harvey juga penasaran dengan gelembung sabun tersebut. Ketika pemuda itu hendak mengambil salah satu gelembung, sesuatu jatuh dari atas pohon dan mendarat di pundaknya.

Harvey menoleh ke buah berwarna jingga seperti labu mini tersebut. Tiba-tiba buah itu bergerak dan menatap Harvey, muncul bentuk wajah ekspresif di badan buah itu.

Buah itu berteriak dengan nyaring, membuat kepala Harvey berputar seketika, telinganya berdegung dan pemuda itu terjatuh kehilangan keseimbangan. Buah itu menggelinding ke arah wajahnya, tapi Harvey langsung berguling dan berdiri kembali.

Buah itu menjerit seperti bayi tantrum. Harvey menutup salah satu telinganya sementara tangan satunya menjulurkan tongkat.

"Involvit plantem," rapalnya.

All the Red Bled into HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang