Lembar 9

174 31 7
                                    

Satoru yang semula berniat mencari ketenangan dan udara segar justru dikagetkan dengan kedatangan tiga orang anak kecil secara tiba-tiba. Dia bahkan sedikit dibuat tersentak sebelumnya karena suara dari salah satu anak yang menginterupsinya.

"Hey Kazuki! Paman ini yang ingin kami tunjukkan padamu!"

Sikutan dari Koutarou berhasil membuat tubuh Kazuki menegang, gugup sekaligus takut diwaktu yang bersamaan.

Eiji ikut bersuara. "Benar! Bukankah kalian terlihat mirip? Lihat, warna rambut dan mata kalian sama persis."

Lagi-lagi Kazuki hanya diam masih tertunduk dan tidak berani menatap kedua temannya. Kendatipun Satoru yang kebingungan ditengah situasi seperti ini. Sedikit ia paham kemana arah tujuan pembicaraan dari kedua anak itu. Tapi sepertinya ucapan mereka yang terlalu ceplas-ceplos membuat Kazuki merasa bingung harus menjawab apa.

Dilihatnya gelagat Kazuki oleh kedua mata biru Satoru. Terlihat jelas anak itu seperti tidak mau mengubris ucapan kedua temannya karena meskipun wajahnya tertunduk, Satoru masih bisa melihat bibir Kazuki yang tertutup dan sedikit bergetar.

"Ah... Kami ini-"

"Ayo kita pulang."

Kazuki menyela ucapan Satoru. Masih dengan wajah yang tertunduk, anak itu sedikit menarik pergelangan tangan Koutarou dan Eiji agar keduanya ikut pergi bersamanya.

Karena ditarik tiba-tiba tentu membuat keduanya bingung. "Tapi kan kita mau cari cangkang kerang. Kenapa pulang sekarang?" tanya Eiji yang diangguki oleh Koutarou. "Ayo kita cari cangkang kerang sebelum ombaknya tinggi lagi."

Tapi Kazuki tidak mengindahkan keduanya. Bak menutup kedua telinganya, ia terus berjalan menjauhi Satoru. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti tatkala seorang pria jangkung berdiri menghalangi jalannya.

Kazuki refleks menengadah dan mau tidak mau langsung bertatapan dengan dua pasang mata biru indah milik Satoru.

"Kazuki," panggil Satoru. "Boleh aku bicara denganmu sebentar saja?"

Kazuki mendadak membeku. Matanya terbelalak karena terkejut dengan ucapan Satoru. Hatinya bergetar didalam sana sedangkan pikirannya sedang mengolah makna kalimat yang dilontarkan Satoru barusan.

Rasanya berat bagi Kazuki untuk menerima jalan hidup seperti ini. Andai saja ibunya tidak menceritakan semuanya dan ia tidak bertemu dengan Satoru, mungkin Kazuki akan menjadi anak polos yang asyik bermain sepanjang waktu.

Tapi semua kebenaran itu rasanya terlalu pahit seperti obat yang sering Kazuki minum saat ia sedang sakit. Bahkan mungkin lebih pahit dari itu. Usianya masih lima tahun tapi ia sudah menanggung beban pikiran yang cukup serius seperti ini.

Niat Kazuki baik. Dia ingin berbagi beban yang sudah lama (name) tanggung karena memendam rasa sakit. Tapi kalau ternyata rasa sakitnya sesakit ini, Kazuki tidak mampu. Dirinya seolah terpaksa didewasakan oleh keadaan padahal usianya tidak lebih dari lima tahun.

Melihat temannya yang tampak kebingungan, Eiji berinisiatif menepuk sebelah bahu Kazuki. "Kazuki..."

Koutarou menimpal. "Kau tidak apa-apa?"

Kazuki menghela napas dalam sebelum melepaskan kedua tangan temannya. Ia tersenyum. "Aku baik-baik saja. Oh iya, karena Paman Yuuji minta dibawakan cangkang kerang, bagaimana kalau kalian duluan saja kesana? Nanti aku menyusul."

"Kenapa? Kau tidak akan pergi bersama kami?" tanya Koutarou. Kazuki hanya kembali tersenyum. "Aku akan bicara sebentar dengan Paman ini."

Karena tidak mau memperpanjang urusan, akhirnya Eiji dan Koutarou pergi lebih dulu menuju pinggiran pantai. Sedangkan Kazuki masih berdiri di hadapan Satoru dengan kedua tangan yang terkepal karena merasa takut.

THIS IS MINE, NOT YOURS || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang