Part 2

11 12 0
                                    

Nguuuuuunnnngg..

Nguuuuuunngg..

Nguuuuuuuuuuuungg..

Suara yang tidak asing itu datang lagi, apalagi yang terjadi pada gedung tersebut? Aku mencoba berlari kearah bukit tempat biasa diriku melihat bangunan itu. Dengan tergesa-gesa dan nafas yang terengah-engah.

Pintu besar gedung itu yang terbuka, terdapat banyaknya mobil truk yang mengantri masuk kedalam bangunan itu, antrian yang sangat panjang, sampai jalanan ujung melewati jembatan itupun masih mengantri truk-truk besar itu.

Ada apa ini? Apa maksud dari truk-truk tersebut? Apa isi didalamnya? Mengapa sebanyak itu?

"Ada apa?"

Aku yang masih kebingungan, "Kamu lihat itu, apa isi yang ada didalam semua truk itu?"

"Bahan yang nantinya akan mereka buat mungkin," Balasnya sambil mengangkat kedua bahunya.

Kuhitung banyaknya diantara truk yang berbaris disepanjang jalan sebanyak 32 truk, dan itupun masih belum ada yang terlihat dan mungkin ada beberapa yang masuk juga. Memang sangat banyak.

"Sudah, balik kerumahmu dulu, takut nanti ada yang lihat kita lagi merhatiin mereka," sontak diriku yang tiba-tiba tanganku ditarik oleh wanita ini dan menyuruh agar kami kembali kerumah.

Benar, tidak ada gunanya pula jika terus berdiri disana, karena memang sampai kapanpun kami tidak akan pernah tau tentang bangunan "ROXY" itu.

"Besok pagi kamu ikut aku ke pasar kota, kita beli keperluan sehari-hari kamu disana, stok makanan juga sudah hampir habis," lanjutku memberitahukan kepadanya untuk menyiapkan keperluan dirinya selama tinggal bersamaku.

"Sebelumnya namamu siapa, semenjak kejadian tadi sampai lupa untuk tahu nama masing-masing."

"Lanesra," jawabnya yang memberitahukan namanya.

"Kamu bisa panggil aku Dlar.. Dlarskie"

***

Pagi ini lebih hangat dari biasanya; cahaya matahari yang menerangi seluruh tubuhku dari pantulan kaca jendela, menyilaukan mata walaupun tidak melihatnya langsung, kulihat suasana rumahpun sudah sepi. Kemana Lanesra? Kulihat dikamar tempat dia tidur juga tidak menampakkan wujud dirinya.

"Kamu udah bangung?"

Aku tersentak, "Aku kira kamu kemana dicari-cari gak ada."

"Karena aku bosan aku mencoba jalan-jalan keluar sebentar, sambil mencuci pakaianku yang basah kemarin di sungai."

"Oh iya, kamu makan dulu ya, aku sudah masakin buat kamu, tadi saat aku ke sungai, aku menemukan banyak jamur yang tumbuh dipohon besar pinggir sungai sana, jadi kuolah saja untuk bahan masakan," Tunjuknya kesebuah meja diruang tengah rumah ini.

Diatas meja kayu tua yang kubuat memang ada beberapa makanan yang sudah tersedia, ternyata dirinya bisa masak juga.

Sambil diriku menyantap makanan yang sudah disiapkan, kusuruh Lanesra agar bersiap-siap untuk ikut denganku membeli semua perlengkapan dirinya dan beberapa yang dibutuhkan lainnya. Sepertinya uang simpananku cukup untuk membeli semuanya, sebelum aku kembali bekerja pada hari lusa.

Setelah perut ini sudah terisi dan kenyang, "Yuk kita berangkat."

Lanesra hanya mengangguk.

Aku dan Lanesra pergi menuju pasar kota yang jaraknya tidak begitu jauh tapi tidak juga begitu dekat, mungkin 9memerlukan waktu 20 menit dalam perjalanan menuju kesana. Walaupun keadaan kami tidak memungkinkan, dan hanya bisa berjalan kaki untuk pergi ke mana-mana, yang penting harus tetap mensyukuri nikmat yang diberikan dalam hidup ini.

ROXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang