Younger

6.8K 123 5
                                    

Suara derit ranjang membuat suasana kamar itu sangat ramai, terlebih dengan sang pemilik kamar yang mendesah ribut seperti kucing yang tengah dikawini.

Pemuda enam belas tahun itu menggeleng lemas, kepalanya terasa pening saat pelepasan yang sudah diujung tanduk tiba-tiba saja gagal karena panggilan dari luar kamarnya.

"Jeon, ajak Taehyung makan, nak."

Sang empunya nama tidak menjawab, justru pria yang tengah menindih pemuda itulah yang menjawabnya.

"Iya bu, nanti Taehyung makan." Pria bernama Taehyung itu menjawab dengan suara yang agak serak.

Kemudian saat keduanya merasa aman, Taehyung kembali menghujam kemaluan pemuda dibawahnya. Menghentak terlalu dalam sampai keduanya bisa merasakan ujung dari kemaluan mereka bertemu didalam sana, memberikan kenikmatan yang membuat desahan serta geraman rendah kembali terdengar.

Jeongguk, si pemuda enam belas tahun itu meraih tengkuk Taehyung untuk membawa bibir tebal pria itu dalam ciuman manisnya. Jeongguk mengecap rasa bibir kekasihnya, lidah mungilnya lalu terjulur menjilati bibir tebal itu sampai sang empu lantas menghisap bibirnya.

"Ugh," lenguhan Jeongguk terdengar ditengah hisapan sang kekasih.

Kaki pemuda itu lantas diangkat, dibuat menekuk hingga memperluas Taehyung untuk menghancurkan kewarasannya.

Jeongguk menjauhkan wajahnya saat rasa ingin kencing tiba-tiba hinggap ditengah pergumulannya. "Abang, mau pipis. Adek pingin pipis ahh."

Taehyung menghentak semakin cepat. "Keluarin, dek," nafas pria itu terengah-engah. "Abang juga mau keluar."

Lenguhan panjang Jeongguk terdengar dengan air mengucur deras yang keluar dari kemaluannya, bahkan punggung pemuda itu melengkung cantik dengan tangan yang mencengkram erat ujung bantal. Rambutnya sudah lepek dengan keringat, wajahnya bahkan sangat merah seperti kepiting rebus. Jeongguk kelelahan, tapi hentakan dibawah sana tidak lantas membiarkan ia beristirahat.

Tangannya yang lemas dibawah melingkari leher sang kekasih. "Ahh abang, lemes."

"Dikit lagi, sayang, dikit lagi." Taehyung mengecup bibir Jeongguk, memberikan sedikit tenaga untuk sang kekasih.

Hentakan pria itu semakin cepat dan dalam saat licinnya kemaluan sang kekasih benar-benar mempermudahnya keluar-masuk menghujam lubang sempit itu. Taehyung merasa maninya sudah berkumpul diujung, hangat dan sempit membuat ia tidak tahan sampai pelepasannya datang dan menyembur keluar didalam rahim sang kekasih.

"Ahh dek," lenguhan panjang itu menjadi penutup dari kegiatan panas keduanya.



Malam hari tiba saat Taehyung pamit pulang pada ibu Jeongguk. Ia kelelahan bukan main setelah hampir satu harian ini menghabiskan waktunya dengan sang kekasih. Berjalan-jalan ke tempat yang Jeongguk inginkan, dan berakhir dengan meniduri pemuda enam belas tahun itu.

Taehyung menatap wajah cantik Jeongguk saat sudah menduduki pantatnya dikursi pengemudi. Senyum pemuda itu merekah dengan tangan kecil yang melambai.

"Hati-hati dijalan, abang!"

Kencang seruan Jeongguk terdengar sampai membuat Taehyung tersenyum tipis. Pria itu menurunkan kaca mobilnya. Tangannya lantas terulur keluar, balas melambai pada pemuda cantik itu.

"Dadah, adek kecil!" Taehyung kemudian melajukan mobilnya.

Senyum pria itu masih terlihat jelas diwajahnya. Layaknya remaja puber yang baru mengenal cinta, Taehyung tidak bisa jika melewatkan satu harinya tanpa bertemu Jeongguk. Taehyung seolah kembali muda —meskipun faktanya ia belum terlalu tua— jika bersama Jeongguk, apapun yang kekasih kecilnya itu lakukan selalu saja membuat Taehyung tersenyum melihatnya.

Pertemuan pertama mereka adalah sebuah ketidaksengajaan yang terjadi.

Sore itu, Taehyung sedang terburu-buru saat mendapat telpon dari asisten rumah tangganya yang mengatakan bahwa kakaknya datang berkunjung membawa si kembar. Dengan rasa rindu yang membuncah di dada, Taehyung mengendarai mobilnya seperti mengendarai mobil ambulance yang tengah membawa pasien, sampai ia tidak sadar ada pemuda yang menyebrang jalan. Dan kecelakaan itu pun terjadi.

Hari itu benar-benar sebuah kesialan bagi Taehyung. Ia tidak menyangka, bahwa ia telah menabrak seorang anak remaja —yang bahkan masih mengenakan seragam sekolahnya— dengan begitu tragis.

Sebulan lamanya ia harus bolak-balik ke rumah sakit sebagai orang yang bertanggung jawab atas kejadian itu, pria itu bahkan tidak pernah absen dalam menjenguk pemuda manis yang hampir kehilangan nyawanya. Taehyung tidak mau hanya memberikan uang sebagai rasa bersalahnya.

Dan selama sebulan itulah mereka —Taehyung dan Jeongguk— jadi semakin dekat. Kedekatan yang sampai sekarang masih terjalin, namun bedanya, kali ini mereka memiliki status sebagai sepasang kekasih.

Memikirkan semua itu membuat Taehyung mengurangi kecepatan mobilnya. Ia takut kalau-kalau hal itu terulang lagi. Bisa berabe.

Mata pria itu melirik lampu kuning yang berubah menjadi merah menyala, mobilnya lalu berhenti sejenak menanti lampu hijau. Tangannya terulur meraih ponsel genggam miliknya sebelum ia teringat dengan sesuatu.

"Sialan!" Taehyung memukul stir mobilnya. "Bisa-bisanya lupa pakai pengaman?" Pria itu lantas memijit pelipisnya.

Hasrat keduanya memang menggebu-gebu, terlebih Jeongguk yang memang tidak pernah memperdulikan pengaman dalam seksnya, jadi mau tidak mau Taehyung harus selalu ingat akan hal itu. Namun, kenyataannya Taehyung lupa untuk pakai pengaman sialan itu yang membuat ia menggeram tertahan.

Entah setan apa yang merasuki Taehyung sampai ia lupa akan hal penting itu. Akal sehatnya tiba-tiba sudah menerawang jauh. Bagaimana jika pemuda kecil nan cantik itu hamil diusia muda? Fuck no!

Lagi-lagi stir mobilnya jadi sasaran amarah pria itu.

Mobilnya kembali melaju, tapi tidak menuju ke rumahnya, melainkan ke Apotek untuk membeli pill. Pill pencegah kehamilan. Meskipun Taehyung ingin memiliki anak dari Jeongguk, tapi bukan berarti harus secepat ini. Pemuda itu bahkan masih enam belas tahun, terlalu banyak resiko jika harus mengandung diusianya. Taehyung tidak mau egois sampai tega merebut masa muda anak remaja itu. Jadi untuk mencegah hal itu terjadi, Taehyung akan membeli pill itu dan akan langsung memberikannya pada Jeongguk.




Tbc.

gimana? gimana?

YoungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang