Tiga

222 22 6
                                    


Macau adalah anak yang sangat manja dimata Kim, dari dulu hingga sekarang tidak ada bedanya. Macau sebenarnya tidak bisa tidur sendirian selain dikamarnya yang ada dirumah keluarga kedua, setiap tidur di apartemen milik Kim ia akan selalu mengendap kedalam kamar kakak sepupunya itu dan memeluk Kim seperti guling pribadinya. Kim mengetahui semua itu tetapi ia membiarkannya, tentu saja karena Kim selalu memanjakan Macau dan ia tidak keberatan jika harus menjadi guling pribadi Macau setiap hari dan dengan senang hati merelakan lengannya menjadi bantal kepala untuk Macau, walaupun dipagi hari ia akan merasakan kram ditangannya.

.

.

.

Pagi itu Kim terbangun terlebih dahulu, dan melihat seseorang sedang tidur disalah satu lengannya. Ia memandangi wajah imut milik Macau mulai dari mata yang masih tertutup, hidung, dan turun kebibir Macau yang sedikit terbuka.

Kim tersenyum "Kebiasaan bocah ini tidak pernah berubah, selalu tertidur dengan mulut menganga. Bagaimana jika ada serangga yang masuk kemulutnya." Gumam Kim sembari masih mengamati wajah milik Macau.

Kim menyisir kebelakang rambut milik Macau menggunakan jari tangannya sehingga dahi macau terekspos sempurna. "Dia terlihat lebih tampan jika seperti ini." Kim mengecup kening Macau dengan lembut dan setelahnya melepaskan Macau dengan perlahan dari pelukannya.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi Kim harus bersiap, ia memliki rapat penting pagi ini. Satu jam berlalu Kim sudah siap dengan setelan jasnya yang membuat ia semakin tampan. Kim mendekat kearah kasur dimana masih ada sesosok mahluk hidup yang sepertinya tidak akan bangun kecuali ada gempa bumi.

"Mac, bangun." Kim sedikit menggoyangkan bahu Macau dengan lembut. "Apakah kau tidak mempuyai kelas pagi ini?" lanjut Kim.

Namun si empunya seperti tidak mendengar sama sekali suara milik Kim, bahkan ia tidak bergerak sedikitpun dari posisi awal tidurnya.

"Mac...." Suara milik Kim tetap lembut saat membangunkan Macau untuk yang kedua kalinya.

Karena tidak menerima tanggapan dari Macau, Kim menggerakan tanggannya dan mencubit hidung Macau sehingga ia tidak bisa bernapas. Macau yang tertanggu tidurnya pun perlahan mulai bangun karena tidak dapat bernapas dengan baik.

"P'Kim.....!! Apa yang kau lakukan, apa kau ingin membunuhku?" Macau berkata dengan nada yang sedikit tinggi saat menyadari jika tangan milik Kim lah yang menyebabkan ia sulit bernapas.

"Kau sangat sulit bangun Mac." Kim berkata dengan santai dan berjalan menjauhi Macau menuju tempat dimana ia menyimpan jam tangannya.

"Aku tidak mempuyai kelas pagi ini, jadi kenapa aku harus bangun pagi-pagi P?"

"Kau bisa melakukan hal lain, membersihkan apartemenku misalnya." Kim berbicara sambil mengenakan Jma tanganya dan membelakangi Macau.

"Aku bukan pembantu Phi, aku ini tuan muda Theerapanyakul"

"Ya terserah kau Tuan Muda Macau Theerapanyakul yang Manja" Kim membalas perkataan Macau sembari berbalik menghadap Macau.

Baru saja Macau akan membalas perkataan Kim, suara milik Kim sudah terlebih dahulu terdengar.

"Aku akan ada rapat pagi ini, lakukan apapun yang kau mau pagi ini, tapi ingat kau tidak boleh keluar apartemen kecuali untuk kuliah. Aku belum membuat sarapan, kau boleh memesan online atau memasak sendiri didapur, semua bahan ada di kulkas jika kau ingin memasak."

Belum sempat otak milik Macau mencerna perkataan panjang kali lebar yang diucapkan oleh Kim, Kakak sepupunya itu sudah berada di depannya dan mengecup pucuk kepala Macau.

"Jangan pernah mencoba melanggar perkataan ku Mac, kau sudah berjanji."

Setelah mengatakan itu Kim keluar dari kamar dan berangkat menuju kantor miliknya.

Hanya suara detik jarum jam yang menemani Macau saat ini, sepertinya ia masih mencerna perkataan dari kakak sepupunya tadi. Tetapi sepetinya otak pintarnya itu belum bisa digunakan untuk berpikir, karena masih membutuhkan waktu untuk tidur. Dan pada akhirnya Macau melanjutkan tidurnya yang tertunda.

.

.

.

.

Tuan Korn Theerapanyakul seorang kepala keluarga dari keluarga Utama saat ini sedang duduk diruang kerjanya yang berada didalam rumah. Matanya menatap foto yang terpajang dimeja kerjanya, terdapat dua pasang manusia yang tertawa bahagia didalam bingkai foto itu.

"Jane seharusnya kau melihat anak bungsumu, dia tumbuh dengan baik, wajahnya sangat mirip denganmu walaupu ia laki-laki. Ia sangat manja dan selalu bertengkar dengan anak sulungku," Tuan Korn sedikit menyunggingkan senyumnya. Tatapannya beralih keluar jendela menatap dedaunan yang bergoyang dihembus angin.

"Apa yang harus aku lakukan Mild," Tuan Korn bermolog sembari masih mengarahkan tatapannya keluar jendela.

" Kau dan Jane sangat jahat, meninggalkan ku sendirian menghadapi semua kekacauan ini." Tuan Korn masih bermolog seorang diri, mata menatap jauh pada dedaunan diluar, pikirannya kembali pada saat ia bersitegang dengan putra bungsunya.

Flashback...

Suasan tegang sangat terasa didalam ruangan ini, ruangan dimana ada seroang anak dan ayahnya yang sedang berdebat mengenai sesuatu.

"Aku mencintainya Ayah...!!!" Teriak Kim kepada ayahnya.

Tuan Korn menatap marah pada Kimhan, tetapi ia masih berusaha menahan dirinya "Tetapi dia adik sepupu mu Kimhan...!!!" Geram Tuan Korn menahan amarahnya.

Namun Kimhan tetapla Kimhan, apapun sesuatu yang telah ia kalim menjadi miliknya naka ia tidak akan melepaskannya.

"Aku tidak peduli ayah, yang aku tau aku mencintainya, dan dia adalah milikku."Jika kau tidak menyutujuinya aku akan membawa Macau pergi tanpa persetujuanmu.

Tuan Korn sangat tau Tabiat anak bungsunya ini, ia akan melakukan apapun untuk melawan orang yang menentangnya termasuk ayahnya sendiri. Ia tidak bisa dilawan dengan keras, maka Tuan Korn harus mencari cara lain.

"Baiklah Kimhan, kita akan membuat kesepakatan" Nada bicara Tuan Korn mulai melembut. Tuan Korn menarik nafasnya dan melanjutka perkataannya. "Kau tidak akan menidurinya dan menjadikan ia milikimu sepenuhnya sampai ia mnyelesaikan kuliahnya."

"Apa ayah sudah gila? Itu terlalu lama ayah."

"Tidak ada penawaran Kim, Setuju atau tidak sama sekali. Jika kau tidak setuju atau melanggar kesepakatan ini aku akan mengirim Macau belajar di luar negri dan kupastikan kau tidak dapat menemukannya."

"Hanya tidak menidurinya dan tidak mengkalim bahwa ia milikku kan...Baiklah aku setuju, tetapi ayah juga harus menetapi janji mu. Ayah tidak akan mengangguku dan Macau lagi setelah itu."

Falshback end.


Bersambung...



cuap-cuap :

apakah ada yang menanti cerita ini...???? sepertinya tidak ... hahhaahaha

 aku pengen buat KimMacau versi ABO dehhh.... tapi baru inget kalo aku updat satu chapter aja berbulan-bulan.....


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Repeat (KimMacau)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang