Rihanna POV
Entah apa yang aku fikirkan selama 5 tahun terakhir, fikiran ku hanya berputar pada waktu 5 tahun yang lalu sebelum semua nya menjadi kenyataan pahit di masa sekarang.
Aku melihat wanita paruh baya sedang membersihkan wajahku dengan lembut, berkali kali dia mengatakan "wajahmu bagus jadi jangan sampai menjadi kusam sia-sia" sejujurnya aku muak, tapi aku tidak punya tenaga untuk berbicara lagi, semangat pun sepertinya hanya kata untuk orang orang yang hidup penuh dengan keindahan, aku ini hanya mayat yang seharusnya mati 5 tahun yang lalu bersama dengan Kenzie.Sebenarnya banyak pertanyaan yang aku ingin tanyakan pada wanita paruh baya ini, soal gadis kecil yang selalu ia gandeng ketika pulang dari rumah ku.
"Bunda udah bangun? mau Arka suapin?" Ucap seseorang menyadarkan lamunanku, Putra tunggalku yang selalu bersikap lembut dan hangat. Aku membalas ucapannya dengan anggukan kepala ku.
Senyumnya begitu sumringah saat aku anggukan kepalaku, dia segera mengangkat sendok dan mendorong kearah mulut ku. Tanganku reflek mengelus rambut nya yang indah, ujung bibirku sedikit terangkat.
"Ya Tuhan, dosa apa yang aku perbuat sampai kau jadikan putra ku begitu mirip dengan Kenzie" Aku tak sengaja meneteskan air mataku didepan orang yang sudah aku tekadkan tidak akan setetes air matapun ku keluarkan.
"Bunda, bunda sedih karna buburnya engga enak yah? bukan Arka yang buat nenek yang buat, bunda marahin nenek aja ya jangan Arka" Ucapannya membuat aku ingin tertawa kencang. tidak. dia bukan Kenzie, dia adalah bocah polos yang bahkan tidak tahu apa itu dosa besar, ya, aku harus berfikir seperti itu.
"Mah" Ucapan ku seketika membuat kedua orang dihadapan ku ini membeku
"Aku mau ikut aterin Arka ya?" Aku tidak tahu roh apa yang datang kepada ku sampai menjadi berani.Tapi lebih aneh lagi ketika kedua manusia penuh semangat ini memelukku dengan erat, sesak tahu.
Setelah aku meminta mengantar Arkana, aku bersiap-siap di bantu mamah kemudian dipapah menuju mobil.
Seketika badan ku kembali berat saat melihat pria membukakan pintu mobil. Joe Johar Assisten papah dan sekaligus tersangka atas kejadian kemarin, aku tidak menyangka manusia keji ini masih bisa tersenyum atas semua perbuatannya.
"Mah, apa ga bisa pak Mali aja yang jadi supirnya?" bisiku
"Kenapa sayang? kamu ngga nyaman?"
Aku menganguk.
Mamah langsung merogoh ponselnya untuk mengabari pak Mali, kemudian dia melepaskan gandengan tangannya dan berbicara dengan Joe. Terlihat Joe mengangguk dan kembali kedalam mobil membawa mobil itu menuju arah kantor.Tapi pandangan ku membeku saat melihat gadis kecil saat mobil sudah berangkat. Rasa asing saat bertemu dengan seseorang kembali muncul membuat perasaan tidak nyaman.
"Mah, aku gamau liat dia. Kita pisah mobil aja" Ucap ku ketus.
Jujur aku tidak tega, tapi saat melihat mata nya badan ku seperti kembali saat aku melahirkan nya.Mamah melirik pada ku dengan raut wajah sedih, kemudian dia menghampiri gadis itu dan menuntunnya pulang ke arah rumah mamah.
"Bunda, ko adek ga boleh ikut? Bunda masih benci adek?" Tanya Arkana.
Ah aku melupakan kehadiran putra ku.Aku membungkukkan badan ku yang lemah
"Nak, bunda tidak pernah menbenci Aruna" Ya, tentu itu kebohongan kecil kan?"Terus?Aku mau Aruna juga sama aku mah" Pinta bocah polos ini seketika membuat ku jengkel
"Nak, kalian pisah mobil dulu ya sehari?"
"Tapi besok mamah aterin aku sama Aruna kan?"
"Iya sayang."
Akhirnya setelah pak Mali dan mamah datang, aku kembali melihat jalanan yang jarang sekali aku lihat.
Aku memotret dan memosting Arkana yang cemberut karena permintaannya tidak dituruti.
Seperti dugaanku, media memang selalu mencari uang dengan cara kotor.Beberapa menit kemudian Handphone ku membunyikan dering terus menerus, ternyata kakak tertua ku sudah menspam.
Aku terkekeh melihat pesan kakak tertua ku
Kenapa ya? Apa aku sudah memiliki semangat lagi?"Bunda sudah sampai sekolah" Lagi lagi lamunanku dibuyarkan putra tercinta ku.
"Iya sayang, Arka harus sekolah yang rajin ya?"
"Iya Bunda"
Arka pun turun dari mobil dan melambaikan tangan ke arah ku, Dan mata ku tertuju pada gadis yang sedang berlari menuju Putraku. Melihat Arkana memeluk nya membuat hati ku teriris, Aku tidak kuat untuk menahan tangis.
Sesampai dirumah, tiba-tiba mood ku ingin membuat kimbap untuk makan siang ku. Tulang di badan ku sudah menghampiri kata sempurna untuk bergerak lebih lama.
Saat sedang memotong kimbap, Acara televisi membuat diri ini tertarik ke arah nya. Namun..
"Baik semua nya, kembali dengan kasus 5 tahun yang lalu para polisi masih mencari kejanggalan pada kecelakaan yang menewaskan Menantu CEO sekaligus Meneger perusahaan B&B, Muncul kontroversi masyarakat mengenai ka..."
Telingaku kembali mendengarkan suara dengungan yang tak asing selama 5 tahun terakhir, tanganku melepas genggaman pada piring yang telah tersusun kimbap yang indah, kakiku melemas membuat badan lemah ini tersungkur ke lantai, dada sesak membuat aku sulit bernafas dengan tenaga yg kuat aku berusaha menga5ur pernafasanku namun tiba-tiba badanku menjadi kaku, gigi atas dan bawah ku bertabrakan terus menerus. Tolong, siapapun, kali ini aku memohon kepadamu Tuhan.
Berapa lama lagi aku harus merasakan panas ini? kenapa? ada apa dengan mataku yang kembali memperlihatkan kegelapan yang aku benci? apakah aku akan bertemu dengan Ken kali ini?
Setidaknya terima kasih Tuhan aku kembali merasakan sebuah rasa asing dan tidak asing pada hari ini.__________
@m_eunri
KAMU SEDANG MEMBACA
The day you came
General FictionDatangnya memang membawa luka mendalam bagi kehidupan ku, seperti berbaring di atas seribu duri dan di lempar seribu busur panah. Namun, seiring waktu berjalan dia berhasil membawaku terbangun dari ranjang berduri dan melepas panah yang menancap dib...