Sudah masuk minggu terakhir MPLS ini berlangsung, acara terakhir sebagai penutup hari ini adalah pensi dimana Mavendra terpilih untuk menampilkan sebuah lagu yang mewakili kelasnya.
Sejujurnya ia sangat tidak berminat akan hal itu, bernyanyi sembari memetik gitar memang sudah menjadi kegiatannya sehari-hari namun itu tak menjadikannya untuk bermimpi tampil pensi seperti saat ini.
Karena tuntutan teman-teman yang merekomendasikan agar ia maju dan semuanya setuju termasuk Bastian yang menjadi pelopornya mau tak mau ia harus tetap tampil sebagai perwakilan kelas.
Tak ada hal spesial yang akan Mavendra tampilkan. Hanya sebuah lagu jatuh cinta dengan pakaian seadanya.
Seluruh siswa SMANZER itu berkumpul di lapangan joging track untuk menunggu penampilan siswa baru.
"Duh, gua gak sabaran liat adek adek yang imut nih!" Celetuk Aldo di iringi hamburan tawa teman-temannya.
Seorang gadis beralmamater merah itu memegang mic ditangannya, seluruh atensi siswa berfokus kepada gadis tersebut.
"Baik, sebelumnya selamat pagi semuanya. Saya Aurel Anastasya bersama dengan rekan saya.."
"Antonius Farrel," sahut lelaki yang berdampingan pada Aurel.
"Akan menjadi MC selama acara berlangsung. Nah, hari ini kita akan menyaksikan penampilan siswa baru tahun ajaran 2017 ini dengan sangat berbahagia. Tanpa menunggu berlama lama lagi mari kita mulai acara ini," sambung Aurel yang suaranya terdengar jelas melalui speaker.
"Mari kita sambut penampilan pertama dari siswi kelas 10 IPA 4!" Ucap Farrel disertai tepukan tangan dari seluruh siswa SMANZER.
Gadis itu naik keatas panggung kecil yang telah disediakan, seluruh atensi memperhatikannya. Dengan anggun ia tersenyum lalu membungkukkan sedikit badannya dan kembali tegak.
Sosok cantik sangat terikat pada gadis itu. Dengan dress hitam yang membalut tubuhnya serta rambut yang di gerai membuat orang-orang terpesona akan keindahan ciptaan sang Kuasa.
"Halo semuanya, disini saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk mewakili teman-teman sekelas saya, izinkan saya untuk mempersembahkan lagu ini," tuturnya sopan.
Sepanjang gadis itu bernyanyi terdapat sorot mata legam milik Mavendra yang tak ada niatan untuk berpaling. Gadis itu terlalu kuat membawanya tetap disitu sehingga ia tak mampu untuk bergerak selain menatapnya.
Pesona yang bahkan baru ia lihat sekali seumur hidupnya, tak ada lagi yang bisa menandingi ciptaan Tuhan yang seindah gadis itu.
"Kedip, Ven!" Celetuk Bastian saat ia tengah sibuk memandangi penampilan itu.
"Sttt!" Sahut Mavendra tanpa mau menoleh ke arah Bastian.
"Gini nih kuasa orang terpesona," sinis Bastian.
"Diem lo, Bas!"
"Suka lo sama tuh cewe?" Tanya Bastian.
Mendengarkan itu Mavendra meluruhkan sorotannya dan menatap ke arah Bastian. Dengan tatapan yang mantap ia seolah mengiyakan pertanyaan dari Bastian tanpa harus menjawab dengan suara.
Bastian juga bisa memahami Mavendra, ya pria itu tengah jatuh hati pada seorang gadis didepan sana.
"Munafik kalo gua bilang gua gak suka, Bas" jawabnya dalam hati.
"WAHHH BERI TEPUK TANGAN YANG MERIAHHH!!!"
Suasana menjadi ramai kala tepukan tangan dari seluruh siswa mengudara, memang tak bisa di pungkiri bahwa suara itu sangat merdu untuk didengar. Sayang jika melewatkan hal seindah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Samudera
Teen FictionUntukmu seorang gadis yang telah mengisi dunia abu-abu ini menjadi lebih berwarna dan bermakna. Gadis sejuta pesona yang tak akan pernah bisa tergantikan. Bertapa tak sopannya aku ketika tak mencintaimu, Adara. Maha Kuasa Tuhan atas segalanya, menci...