Chapter 6 (21+)

1.2K 51 15
                                    

‼️Warning‼️
Chapter ini adalah chapter yang mengandung konten sekasualitas dengan bahasa yang lugas.

Desclaimer: Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan sebagai seorang zonzon saya mendedikasikan cerita ini untuk Zee dan Nunew serta ZonZon lainnya.

Note: Kalimat cetak miring adalah inner thinking

# Nunew's POV #

Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan seumur hidupku. Bagaimana tidak? Hia mengajakku ke amusement park. Di sana kita hanyalah satu-satunya pengunjung saat itu karena Hia telah membooking amusement park itu hanya untuk kami berdua seharian penuh. Aku dan Hia menghabiskan waktu dengan jalan-jalan, menaiki wahana-wahana yang ada, makan, foto bersama, dan -ehem- ciuman. Jika mengingat itu aku jadi merasa malu. Meskipun aku pernah melakukan adegan ciuman dengan Phi Park saat bermain series, tapi baru kali ini aku merasakan ciuman yang membuatku merasa seperti terdapat banyak kupu-kupu terbang diperutku dan membuat hatiku sangat hangat. Apakah ciuman seharusnya memang senikmat itu? Atau hanya karena aku melakukan itu dengan Hia makanya terasa sangat nikmat? Oh God! Aku sudah tidak bisa mengelak lagi. Aku mencintai Hia.

Berbicara mengenai ciuman di amusement park tadi, aku tersadar akan aroma pheromone Hia. Ini pertama kalinya aku mencium aroma pheromone Hia. Aroma lembut woody yang tercampur dengan aroma mint sungguh sangat segar dan sejuk bagaikan berada di tengah hutan dataran tinggi yang lembab. Ketika mencium aroma itu aku pun tak sanggup menahan diri sehingga pheromoneku ikut keluar. Ketika pheromone kami beradu dan menyelimuti kami, aku tak berdaya. Aku benar-benar bersikap seperti omega yang haus akan alpha. Bedanya adalah aku hanya haus akan Hia. Oh God! Bolehkah aku menyerahkan diriku sebagai omega untuk Hia? pikirku.

Sesampainya di basement parking lot apartemenku, aku dan Hia hanya terdiam di dalam mobil. Jujur saja aku masih belum ingin berpisah dengan Hia. Aku malu dan gugup, terlihat dari kedua tanganku yang meremas seatbelt mobil. Tapi aku memberanikan diri untuk membuka mulutku memecah keheningan saat itu.

"Hia..." panggilku.
"Ya? Ada apa Nu?" jawab Hia dengan menoleh ke arahku.
"Emm... apa iya Hia mau minum teh dulu di dalam?"
Aku melihat ekspresi Hia saat mendengar tawaranku itu. Matanya mengernyit terkejut tapi bibirnya terlihat menahan senyum.
"Apa boleh aku masuk ke dalam?"
Aku sedikit terheran dengan pertanyaan Hia.
"Apa yang membuat Hia berpikiran tidak boleh masuk ke dalam?" Aku memiringkan kepalaku sedikit dengan ekspresi bertanya-tanya.
"Kamu masih ingat kan kalau aku ini seorang Alpha dan kamu seorang Omega. Jujur aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan padamu jika kita berdua berada di dalam apartemenmu. Sampai saat ini pun aku masih menahan diriku untuk tidak menyentuhmu meskipun sedari tadi pheromonemu membuatku menegakkan air liur terus menerus."
Mendengar kalimat Hia wajahku seketika memerah. Aku paham arah obrolan ini. Dengan terbata-bata aku menjawab Hia.
"I-itu... emm... Hi- Hia... Hia tidak perlu menahan diri." Hia hanya melotot terkejut mendengar jawabanku.
"Ah! I-itu... Ma- maksud Nu... emmm..." kedua tanganku makin erat meremas seatbelt yang sedari tadi masih melilit ditubuhku. Aku menahan malu mendengar kalimatku yang keluar dari mulutku sendiri.
"Nu? Apa maksudmu?" Hia bertanya dengan tatapan yang 'lapar' dan 'berharap'.
Aku yang melihat itu akhirnya menghela nafas panjang dan melanjutkan kalimatku.
"Itu... kita berdua saat ini adalah sepasang kekasih. Jadi Hia tidak perlu menahan diri. Ah...! Maksud Nu, Hia tidak perlu sampai meremas setir yang tidak bersalah itu. Ah...! Apa yang aku bicarakan?? Ini.... Maksud Nu... emm... Bukan cuma Hia yang menahan diri! Nu juga tidak menolak jika 'itu' adalah Hia. Jadi jangan menahan diri ya."

Setelah mengeluarkan pernyataan seperti itu aku hanya bisa menutup mataku karena sangat malu. Aku mendengar suara pintu mobil terbuka lalu tertutup lagi. Aku melihat Hia keluar dari mobil dan memutar menuju pintu mobil tempatku duduk. Hia lalu membuka pintu itu, membuka lock seatbelt yang masih melilit ditubuhku, menarikku keluar dari dalam mobil, menutup pintu mobil itu serta menguncinya. Aku hanya menatap Hia yang mukanya memerah dan dengan pasrah aku membiarkan tangan Hia menarik tanganku menuju lift yang ada di dalam pintu masuk bangunan apartemen. Tak lama kemudian kami berdua sudah berada di dalam lift. Tangan Hia masih menggandeng tanganku. Hidungku menangkap aroma woody dan kesegaran mint yang keluar dari tubuh Hia. Kakiku mulai merasakan lemas. Seakan tunduk oleh pheromone Hia, aku pun secara tidak sadar melepaskan pheromoneku. Hia menoleh ke arahku.

Desire [BL ZeeNunew]  🔥 21+ 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang