02. Harapan Di Balik Rintik Hujan

86 19 3
                                    

"Asal kamu tau, Aku suka hujan karena 1℅ karena air, 99%nya karena kamu." ~ Aprilia Ranjena

" ~ Aprilia Ranjena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha. Sosok laki-laki yang saat ini sedang mengisi mimpi April. Hingga tidak terasa waktu sudah menjelang sore, dan gadis itu masih tidur di atas gubuk, dan sangat menikmati mimpi indahnya sampai terbawa ke dunia nyata.

Dia tidak tau bahwa saat ini dia sedang diperhatikan oleh Nadin, sahabatnya. Gadis itu bergidik ngeri saat melihat April yang tidur sambil mengigau senyam-senyum sendiri. Entahlah, dia tidak tau apa yang merasuki sahabatnya itu hingga memiliki hobi tidur. Tidak di rumah, tidak di sekolah, tidak di gubuk selalu saja tidur.


"Pasti nih anak ngigo lagi ketemu cowok itu." Nadin sudah tau, tentang keberadaan Varsha. Karena April selalu menceritakannya. Sampai Nadin bosan sendiri mendengarnya. Setiap hari tiada hari tanpa ceritanya tentang sosok laki-laki tidak berwujud itu.

Sebenarnya dia sudah lelah menjelaskan bahwa semua itu hanyalah bunga tidur. Tidak ada yang bisa diharapkan dari mimpi nya. Tapi dia adalah April, si bintang Taurus. Meski dikenal sebagai zodiak paling tulus, Taurus adalah zodiak paling keras kepala.

Nadin yang sudah lelah menunggu sahabatnya itu bangun pun akhirnya berniat untuk membangunkannya dengan suatu cara. Dia melirik cabe yang ada di samping gubuk, yang sudah dipetik oleh nenek April. Gadis itu memasukkan cabe rawit itu ke mulut April.

Karena saking asiknya bermimpi, gadis itu tidak sadar bahwasannya yang terselip di dalam mulutnya itu adalah cabe. Dia mengunyahnya dengan pelan, seolah sedang menikmati makan malam dengan Varsha di dalam mimpinya.

"Kok pedes ya?"

April yang merasakan mulutnya yang terbakar langsung membuka matanya. Gadis itu memuntahkan cabe yang baru saja ia kunyah. Gadis itu langsung beranjak berdiri ke arah sebuah pipa air berbahan bambu di samping gubuknya. Dia meminum mata air pegunungan itu untuk menghilangkan rasa pedas di dalam mulutnya.

"Sialan kamu Din! Pedes tau."

"Ya habisnya kamu sih, dibangunin gak bangun-bangun," jawabnya sambil tertawa.

"Nenekku kemana Din?"

"Telat, udah pulang duluan. Nungguin kamu bangun mah nanti habis magrib baru pulang," balasnya yang membuat April cengar-cengir.

Memang kalo sudah menyangkut soal tidur, April itu paling susah dibangunin. Mungkin kalo ada lomba tidur ternyenyak, April lah pemenangnya.

"Nek Gayatri nitip ke aku buat bangunin kamu. Katanya tadi suruh bawa cabe itu pulang." Nadin menunjuk cabe yang sudah diwadahi tampah dari bahan anyaman bambu.

Varsha & AncalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang