Aprilia Ranjena, gadis desa yang selalu bertemu dengan laki-laki yang tidak dikenal di dalam mimpinya. Laki-laki itu tidak memiliki nama jadi dia selalu memanggilnya dengan nama Varsha. Varsha dalam bahasa sansekerta artinya adalah hujan. Karena sa...
"Asal kamu tau, aku selalu mimpi indah Sen. Indah sekali. Saking indahnya, sampai-sampai aku tidak bisa mewujudkannya." ~ V&A
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat malam Nek."
"Habis darimana? Kok jam segini baru pulang. Kamu itu anak gadis loh, pamali pulang malam-malam," ujar Nenek mengeluarkan mitos-mitos leluhurnuya.
"Iya, tau kok. Aku cuman main di sebelah aja," balas April sambil duduk di samping Neneknya.
Nenek sedang menjahit baju milik kakek di ruang tengah, sedangkan kakek sedang menikmati ubi rebus sambil menonton TV sedikit jauh dengan nenek. Namun masih cukup dekat untuk mendengar percakapannya dengan Nenek.
Gadis itu sedikit menggigit bibir bawahnya, terlihat sedikit takut untuk meminta izin ke Nenek nya bahwa dia ingin mendaki gunung bersama Sean besok Minggu. Soalnya dia selalu mendapatkan penolakan disaat dia izin pergi dengan Nadin. Dia merasa tidak yakin akan diizinkan. Sama Nadin saja ditolak, apalagi dengan Sean yang notabe nya adalah seorang laki-laki, baru kenal lagi.
Gadis itu memiliki sebuah ide setelah melihat kaki Nenek nya yang berselonjor, gadis itu langsung menggenggam kaki Nenek nya dan memijatnya dengan pelan. Ini adalah salah satu cara yang ia gunakan untuk meluluhkan hati sang nenek untuk meminta sesuatu.
"Tumben-tumbenan pijitin Nenek? Ada apa? Pasti ada maunya," jawab Nenek sambil tersenyum.
April menyengir lebar. "Enggak kok Nek. April lagi gak pengen minta apa-apa."
"Terus maksudnya apa?"
"April cuman mau izin buat naik gunung," balasnya memberanikan diri.
"Sama siapa?" tanya Nenek.
"Sama Sean."
"Sean? Anak laki-laki yang di penginapan itu?" tanya Nenek lagi. April menganggukkan kepalanya. Ada sedikit rasa takut ketika dia menjawabnya. Takut, Nenek nya akan berpikir yang tidak-tidak. Dia sendiri sadar jika mereka berdua baru saling mengenal, dia pun tidak bisa menyalahkan Nenek jika seandainya Nenek tidak mengizinkannya. Orang tua manaa yaang bakalan mangizinkan cucu g satu-satunya main dengan laki-laki yang baru dia kenal di alam liar dan hanya berdua?
"Cuman berdua?" tanya Nenek.
"Iya. Tapi kita pisah tenda kok Nek, lagian disana kan juga rame, Sean juga udah sering kesana jadi Nenek gausah khawatir bakal terjadi apa-apa dengan April. April juga bisa jaga diri kok," jawabnya berusaha meyakinkan Nenek nya.
"Gak boleh kalo cuman berdua," balas Nenek.
Dia sudah menduga sejak awal jika nenek pasti tidak akan mengizinkannya. Memang seperti itu lah sifat Neneknya, selalu mengkhawatirkannya. Berbanding balik dengan kakek nya. Kakeknya akan menuruti semua kemauannya, asal cucu nya senang, apasih yang enggak?