dua.

295 30 5
                                    

Jika biasanya Sunghoon akan terbangun ketika suara lembut bundanya memanggil dari lantai bawah, alih-alih dibangunkan dengan suara itu, Sunghoon kali ini terbangun dari tidurnya dengan keadaan terkejut luar biasa manakala mendengar suara barang jatuh.

Perihal tersebut sontak membuat Sunghoon langsung terjaga di detik itu juga, kendatipun lelaki itu baru saja membuka mata. Pun, Sunghoon serta-merta melangkahkan kakinya gesit ke arah jendela dan menyingkap tirai guna melihat kiranya benda apa yang sudah terjatuh di sana.

"Aduh pinggangku."

Bukan main. Mata Sunghoon melotot gusar mendapati hantu gadis yang semalam berada di bathtub kamar mandinya itu sedang berusaha bangkit setelah terjatuh dari atas balkon rumahnya. Gadis itu sedang bermain dengan anak tuyul yang turut serta membantunya ketika ia terjatuh dari lantai dua rumah Sunghoon.

"Sepertinya kakiku patah." Hantu itu mengeluh sambil mengerucutkan bibirnya, sedangkan anak tuyul itu hanya diam menatapnya prihatin.

Sadar ketika ada tatapan dari mahluk lain yang tengah mengintimidasi, anak tuyul itu mengangkat pandangan ke arah Sunghoon yang saat itu sedang meradang menahan tantrum. Pada detik itu juga, anak tuyul itu langsung ngibrit ketakutan melihat figur Sunghoon yang berdiri pongah di atas balkon rumah.

Bukan tanpa alasan secara mendadak anak tuyul itu lari ketakutan. Dia pernah tertangkap dan dimasukkan ke dalam botol kecil oleh Sunghoon tempo lalu ketika ia mencuri uang di brankas bunda Sunghoon. Tuyul itu berjanji tidak akan menapakkan kakinya di sana lagi asalkan dia dilepaskan.

Masuk ke dalam botol itu membuat si anak tuyul menangis keras dan trauma karena rasanya sesak seperti digeprek di dalam.

"Hei anak tuyul, kamu mau kemana! Aish!" Hantu cantik yang mengaku bernama Saemi itu meneriaki si anak tuyul. Ia menggosok kedua tangan untuk menghilangkan jejak pasir yang mengotori telapak tangannya.

"Duh sakit. Gila tinggi sekali balkon itu, untung aku tidak mati!" Pekiknya setengah tertahan karena kesal, sebelum haluan pandang kembali ditanggalkan ke arah balkon dengan niat hati ingin memaki benda tak bersalah itu.

Namun, belum sempat terealisasi, kedua manik hazelnya malah menjaring potret seorang laki-laki menyebalkan tak punya hati nurani yang semalam mengusirnya dari rumah.

Tapi namanya Saemi, hantu dengan kepala yang lebih keras daripada batu itu malah kembali menyelinap diam-diam setelah Sunghoon tidur, kemudian bermain dengan tuyul tersebut di sepanjang malam. Sampai anak tuyul yang diajaknya bermain lupa dengan tugas yang berikan tuannya untuk mencuri uang. Saemi bahkan sempat memprovokasi tuyul itu dengan mengatakan,"Kau tidak boleh mencuri uang orang lain lagi. Itu dosa tahu!"

"Mati aku!"

Hantu itu langsung menghilang dari pandangan Sunghoon menyusul anak tuyul. Entah kemana hantu bernama Saemi itu pergi, bak ditelan bumi sosoknya lenyap bersama angin yang berembus menerbangkan rambut halus milik Sunghoon.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Another wish👻

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jake menabok keras helm yang dikenakan Jay saat laki-laki itu menambah laju kecepatan motornya hingga menyentuh angka 80km/jam. Hari ini mobil Jake masih ada di bengkel, dia tak punya opsi lain selain minta jemput Jay untuk pergi ke sekolah bersama. Kedua orangtua Jake masih ada perjalanan bisnis di Australia.

Jika tahu kalau Jay sedang ingin mengeprank malaikat hari ini, Jake pasti naik taksi saja tadi.

"Lebih pelan bodoh! Aku gak mau mati! Aku masih mau kuliah dan menikah kau gila!"

[psh] Another Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang