Chapter-5

5.2K 518 11
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀

.
.
.
.

Tivan terbangun dari tidurnya. Semalam dia seperti mimpi indah, dicium cogan dong. Sebenarnya sih bukan mimpi, hanya saja terasa seperti mimpi.

"Kau sudah bangun." Tivan menoleh dan langsung tersenyum kearah kakaknya.

"Dimana semua orang?" Tanya tivan karena bingung, saat dia bangun hanya ada dirinya dan kakaknya saja diruangan ini.

"Mereka sudah pergi keluar untuk mengambil persediaan di kantin. Kakak tetap disini karena beruang kecil kakak ini masih tidur!" Ucap Elvan sambil mencubit pipi tivan.

"Lepashh!" Elvan terkekeh melihat tingkah adiknya yang sangat menggemaskan.

"Menyebalkan!" Tivan sebal dengan kakaknya satu ini. Dia lebih sebal karena sepertinya kakaknya ini tidak mengingat kejadian kemarin.

"Jangan marah." Ucap Elvan.

"Kakak nya aja yang menyebalkan. Apa kakak melupakan kejadian semalam?" Elvan terkejut mendengar ucapan adiknya. Apa ini yang membuat adiknya itu marah kepadanya?

"Jika tidak, maka kakak harus apa? Mengulang kembali apa yang terjadi semalam." Ucap Elvan mengangkat dagu adiknya dan menatap manik mata Silver milik adiknya.

"Kalau begitu buktikan." Elvan menyeringai kemudian langsung menyambar bibir mungil adiknya yang sekarang sudah menjadi candu baginya.

🍀🍀🍀🍀🍀


"Hanya ini yang kita dapatkan. Selebihnya, mungkin sudah ada yang duluan daripada kita." Tivan menatap makanan dan minuman yang dibawa oleh mereka.

"Kak apa ini?" Mereka langsung melihat kearah makanan yang ditunjukkan oleh tivan.

"Ini mie instan. Kau yakin tidak pernah melihat ini?" Tanya Celsa karena ngerasa aneh aja. Masa ada orang yang nggak tahu mie instan.

Tivan menggeleng, dikehidupan kali ini dan sebelumnya dia memang tidak dibolehkan makan-makan seperti itu. Jadinya dia tidak tahu.

"itu namanya mie instan. Apa Vana paham?" Ucap Tasya. Mendengar itu tivan mengangguk meski tidak terlalu mengerti dengan ucapan Tasya.

"Kenapa kalian mengambil ini? Masalahnya kita akan masak menggunakan apa?" Ucap Elvan.

"Lah iya juga." Ucap Celsa kembali setelah sadar. Kenapa juga dia bawa mie instan? Emangnya masak dimana nanti?

"Sudahlah kak. Siang ini kita ke Supermarket kan?  Karena tadi pagi ngga jadi karena aku. Maaf kalau jadi beban kalian." Ucap tivan dengan nada menyesal.

"Ini bukan salahmu. Lagian tadi pagi terlalu banyak zombie dan sangat merepotkan untuk menghadapi banyak zombie itu." Ucap  Cald yang entah kerasukan apa tiba-tiba ngomong. Padahal cald itu tipe orang yang jarang ngomong.

"Hehe makasih kak Cal!" Ucap tivan sambil tersenyum ke arah cald dan juga memeluk cald.

(Wow damage nya besar kali. Bahkan si protagonis sampe klepek-klepek dibuatnya... Memang tuan ku yang paling the best! : Batin System)

"Sudah jangan lama-lama." Baru sekitar beberapa menit saja tivan langsung di tarik menjauh. Dia tidak suka kalau adiknya ini dekat-dekat dengan pria lain. Yah anggap saja dia kakak yang posesif.

Tasya memandang heran ke arah dua sahabat yang biasanya akur. Yah meski cuma diem-dieman tapi nggak sampe tatap-tatapan kayak musuh sejati seperti saat ini.

"Kalian kalau suka bilang Napa. Kasihan dek tivan nya. Berbagi juga nggak apa kan?" Ucap Celsa sambil ngemil cokelat yang dia ambil di kantin dengan santainya langsung ngomong begitu.

"Nggak!/Tidak!" Ucap Elvan dan Cald secara bersamaan. Sedangkan yang menjadi pemeran utama di sini malah asik molor di dada Elvan saking nyamannya. Mereka yang mendengar dengkuran halus pun langsung mengalihkan pandangan ke arah tivan.

Seketika mereka terkekeh gemas. Orang yang menjadi perdebatan saat ini malah tertidur pulas.

(Tuan gue emang agak lain emang)



🍀🍀🍀🍀🍀


"Tivan dan Tasya ikut kakak. Cald dan Celsa kalian satu tim. Usahakan jangan sampai memancing keluarnya zombie." Mereka semua mengangguk paham.

"Tapi firasat ku tidak enak. Gimana kalau kita bersama saja?" Ucap Tasya. Jujur saja entah kenapa firasat nya mengatakan ada hal yang akan terjadi. Dan dia tidak ingin hal itu sampai terjadi!

"Tidak bisa sayang. Jika kita bergerombol yang ada para zombie itu akan menemukan keberadaan kita. Gini saja, gimana kalau kau dan Elvan ikut dengan ku dan kak Cald akan ikut dengan Tivan?" Ucap Celsa.

"Celsa kau yakin?" Tanya Cald. Meski jujur saja dia senang karena bisa bersama tivan tanpa gangguan Elvan. Tapi dia khawatir kalau terjadi sesuatu dengan adik kembarnya itu saat dia tidak ada.

"Jangan khawatir, kakak tahu kan aku ini bisa bela diri. Dan juga ada Elvan. Yakan Van?" Elvan hanya mengangguk. Meski dia sangat-sangat tidak rela jika adik manisnya harus di tinggal bersama dengan Cald.

"Sudahlah, ini kapan berangkat nya? Aku nggak sabar mau mukul zombie-zombie itu." Ucap tivan yang mulai bosan dengan topik pembicaraan. Meski jujur aja dia senang karena akhirnya ada waktu berduaan dengan ayang Cald.

"Kamu aja masih nggak tega saat lihat pengemis. Pasti nantinya nangis, apalagi saat lihat bocah pengamen. Pasti nangisnya malah makin keras. Gimana bisa mukul zombie-zombie itu hm?" Tanya Elvan dengan nada mengejeknya.

Sungguh tivan malu. Bisa-bisanya aib tubuh ini langsung di umbar-umbar. Hiks kan malu!

Mereka yang di sana hanya menahan tawa mereka agar si kecil tidak menangis. Karena lihat pipi tembem yang menggembung dan matanya sudah berkaca-kaca. Sungguh membuat mereka tidak tahan untuk tertawa.

Mereka tidak sadar kalau segala aktivitas yang mereka lakukan di ruangan itu sedang di pantau oleh beberapa orang.

"Mereka terlihat bahagia meski dunia sudah penuh dengan zombie. Jadi kapan kita akan menolong mereka kakak? Ah aku ingin cepat-cepat. Lihatlah si cewek rambut hitam itu sungguh cantik." Ucap seseorang sambil melihat layar yang memperlihatkan aktivitas yang tivan dan yang lainnya.

"Bila mereka memang sudah benar-benar menyerah. Tapi kau benar, pria manis itu nampak lebih menarik daripada gadis rambut hitam yang kau katakan." Ucap seseorang lainnya sambil menyeringai.

"Terserah saja."



🍀🍀🍀🍀🍀



Di sini apa ada yang ngira tivan itu cewek?

Yang ngira tivan itu cewek jawabannya salah ya. Tivan itu cowok dan periksa genre cerita ini sebelum terlambat.

Udah segini aja. Maaf jika udah lama nggak up.

.
.
.
.
🍀🍀🍀🍀🍀
To be continued

Zombie Outbreak In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang