~Happy reading~
Hari ini adalah hari paling sial daripada hari lainnya bagi jisung.
Ia telat bangun akibat semalam, dan akhirnya ia berjalan kaki menuju Sekolahnya, bus sudah berangkat 15 menit lalu.
Kini jisung sudah sampai di dalam kelas, ia telat 5 menit akibat berjalan kaki.
"Lee jisung, ini adalah kali pertamanya kau telat" Ucap moon taeil —wali kelas jisung.
"Mian saem, aku tertinggal bus tadi." Ucap jisung sedikit meringis karena tangan yang kemarin dicambuk oleh Jeno terkena ujung meja.
"Yasudah, silahkan duduk dikursimu, dan jangan diulangi lagi." Final taeil.
Jisung mengangguk, dan berjalan menuju kursinya di paling pojok dekat jendela, menurutnya itu adalah kursi paling enak diantara yg lain karena saat ia bosan, ia bisa melihat keluar jendela dan juga bisa mengirup angin luar.
"Psst! Pst! Jisung." Panggil doyum lirih.
Jisung tak mendengar dan hanya fokus pada taeil yang sedang menjelaskan materi hari ini.
Anak rajin emang gitu, ya? -Doyum
"Jisung.." Panggil doyum agak lebih keras, tapi masih tetap kecil.
"Eoh?" Jisung langsung menoleh, menatap doyum dengan tatapan bertanya.
"Tanganmu kenapa?" Tanya doyum saat melihat tangan jisung di perban.
"Ohh ini, kemarin aku tak sengaja terjatuh" Balas jisung setelah 10 detik terdiam mencari alasan.
Luka cambukannya tak terlalu parah, karena itu doyum percaya bahwa jisung terjatuh.
Jisung salah, hari ini justru para pembully yang biasanya menghadang ia di lapangan tak ada, untuk sementara ia bisa lolos dari bully-an, kan?
Ia berjalan melewati tempat yang berbeda entah kenapa ia sedang tak ingin melewati jalan yang biasanya, sekarang jisung melewati jalan yang lebih jauh, sepertinya ia sengaja.
Sekarang jisung melewati gang kecil, di sudut gang tersebut banyak pecahan botol minuman ber-alkohol, semacam beer dan wine.
Di ujung jalan ia melihat ada sekelompok orang seperti preman yang sedang menghitung uang hasil palakan mereka, beberapa dari mereka ada yang sedang meminum-minuman ber-alkohol.
Jisung ingin berputar kembali ke jalan besar tapi tidak sempat, salah satu dari mereka ada yang melihat jisung, dan sekelompok preman tersebut langsung menghampiri jisung.
Ia dengan cepat langsung berlari secepat mungkin menghindari para preman tersebut.
Saat sudah keluar dari gang jisung yang sedang berlari terhambat akibat sebuah toko yang sedang me-restock barang, setelah memperhatikan sekitar ia berlari menyebrangi jalan, tapi sebuah mobil berlaju kencang ke arahnya.
CKITTT!!
BRUK!!
Untung saja pengendara mobil itu dengan cepat mengerem mobilnya, sehingga jisung hanya sedikit terserempet.
'Beneran sedikit doang kok' -atashi.
Pemuda yang mengendarai mobil tersebut langsung keluar bersama kedua temannya— eh? Gak tau teman gak tau adik.
"Kau baik-baik saja?!" Ujar pemuda itu panik, takut jisung akan terluka.
"Aku baik-baik saja," Balas jisung, untung saja alat bantu dengarnya tak terpental ataupun rusak.
"Hyung, lebih baik dia kita bawa kerumah, sepertinya pergelangan kakinya cedera" Usul pemuda lainnya kepada pemuda yang bertanya kepada jisung.
Pemuda itu langsung melirik jisung "kau mau? Nanti agar kau diperiksa oleh doyoung dirumah." Ujar pemuda itu kepada jisung.
Jisung agak ragu sebenarnya, tapi kalau dilihat-lihat mereka orang baik dan tak mempunyai niat buruk kepadanya.
Kebetulan preman yang sejak tadi mengejarnya sedang mencarinya, dan jisung mengangguk, bermaksud menyetujui tawaran pemuda tadi.
______________
Udah up yaa Cacil_x-one maaf bngt kalau baru up, soalnya aku sibuk.Jangan lupa voment yaa.
Voment juseyooo~
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Why me?! || Park jisung.
Roman pour AdolescentsSEQUEL FROM [ All hate me || NCT Dream] Benci akan tetap benci, bagaimana pun itu. Lee bersaudara bersumpah untuk membenci Lee jisung. ~𝘯𝘰𝘵𝘦~ •𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘶𝘳𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘬𝘶 •𝘐𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺�...