"Ayolah ma, bantuin gue!"
Runtuh sudah harapan Salma ingin merasa tenang di hari ini. Rengekan Paul seketika membuat mood Salma yang sedang menyantap bubur ayamnya menjadi buruk.
"Nggak lagi deh Pol, gua gedek tau sama cewek cewek yang lo deketin itu!". Salma mendengus sebal.
"Ya kan gue cuma minta Lo bagus bagusin gue doang ke si Nabila," Paul membela diri.
"Anjirlah Nabila siapa lagi Pol, Allahu Akbar." Salma sama sekali tak habis pikir dengan pola pikir Paul, yang terus saja ingin gonta ganti pasangan. Parahnya lagi, kalau mereka putus maka Salma lah yang bakal direcoki sama mantan mantannya Paul.
"Itu loh murid pindahan dari SMANSA, masa Lo nggak tau sih Ma, satu sekolah aja tau sama dia, ". Paul mencibir.
"Ngapain juga gua ngurusin dia, kagak ada kerjaan amat". Salma menyuapkan bubur ayamnya dengan ogah ogahan, "Btw, dia kan anak baru ya, masa iya satu sekolah langsung pada tau? anak artis? selebritis? atau apa?". Tanya Salma kepo.
"Nah ini nih yang gue suka nih 'SALMA KEPO',". Ujar Paul tersenyum lebar.
"Dihh najis lo gajelas,". Salma mendelik, "Udah ah balik kelas yok,".
"Lo harus janji dulu Ma, mau bantuin gue, ya plis ya Ma ya >< !". Paul memohon menekuk bibirnya.
"Yaudah iya, kelas mana dia?!". Tanya Salma akhirnya.
"Yesss, 12 IPA 2, ntar babang Paul kasih tau yang mana orangnya,". Ucap Paul tersenyum lebar sembari merangkul pundak Salma. "Thank you my Salma lope lope ku,".
"Jijik Lo!". Salma menepis rangkulan Paul dan berjalan duluan.
"Bestii tungguin akuhh,". Paul mengejar Salma dan kembali merangkulkan tangannya.
_________tbc
ak bingung bangeddd yorobun, aks gabisa bikin Wattpad uwaaaaa
mohon dikoreksi ya yorobun apabila ada kalimat kalimat yang kurang pas, atau kesalahan di titik koma atau apalah itu, kasih tau yaaa yorobun,
Tengkyu perimachhh yorobun
Babay muachhh ><
KAMU SEDANG MEMBACA
FEBRUARY
Teen Fiction"Ayolah Ma, bantuin gue!" - Paul "Paul juga tipe ku kok!" - Nabila "Nggak lagi lagi deh Pol, gua gedek tau sama cewek cewek yang lo deketin itu!" - Salma "Kita itu sebenernya apa sih, Ma?" - Mirvian