Part 1

42 5 0
                                    

Clara menemui Alan di rumahnya. Ia membawakan makanan untuk Alan. Kebetulan saat ini, Alan sedang berada di teras rumah, bersiap-siap untuk pergi.

"Pagi!" sapa Clara dengan senyuman dan semangat pada Alan.

Alan menoleh ke arah Clara dan tersenyum.
"Pagi, sayang. Kamu pagi-pagi datang ke sini memangnya gak sibuk?" tanya Alan.

"Enggak kok. Kan aku mau antar bekal untuk calon suamiku supaya nanti latihannya semangat," ucap Clara dengan senyum tulusnya.

Alan tersenyum mendengar ucapan Clara.
"Makasih ya sayang karena kamu selalu perhatian sama aku," ucap Alan.

"Sama-sama. Hmm kamu sudah sarapan? Aku bawa lebih kok. Jadi yang satunya bisa kamu makan sekarang," ucap Clara.

"Kita makan bareng ya? Kamu juga pasti belum makan kan?" tanya Alan.

Clara tersenyum kaku.
"Boleh," ucap Clara.

Mereka lalu makan bersama dan terkadang saling suap-suapan. Saat Alan melihat ada sedikit nasi yang menempel di sudut bibir Clara, tangan Alan terulur untuk membersihkannya.

"Heheh maaf ya aku makannya blepotan," ucap Clara.

"Gak apa-apa sayang. Aku senang kok bersihinnya," ucap Alan.

"Hmm ya udah yuk kita ke tempat latihan kamu," ucap Clara.

"Loh kamu ikut? Bukannya kamu harus ke kampus?" tanya Alan.

"Gak jadi. Aku mau temenin kamu aja," ucap Clara.

"Ya udah kita pamit sama ibu ya," ucap Alan.

Clara pun mengangguk.
.............

Mereka pun tiba di tempat latihan Alan.

"Sayang, pakai sunscreen ya supaya kulit kamu terlindungi. Ini terik banget soalnya," ucap Clara.

"Aku gak bawa. Udah gak apa-apa," ucap Alan.

"Kamu tuh kebiasaan deh. Untung aja aku slalu bawa. Sini aku pakaikan," ucap Clara sembari membuka tasnya dan mengeluarkan sunscreen.

Clara dengan hati-hati mengoleskan sunscreen pada wajah Alan.

"Ekhem. Cie cie. Bucin banget," ucap Rio mengejek Alan dan Clara.

"Berisik lo," ucap Alan.

Clara hanya tersenyum malu.
...........

Beberapa bulan kemudian.....

Alan dan Clara bertemu di tempat makan pinggir  jalan.

"Sayang, lusa aku akan berangkat ke Jakarta karena aku dipilih untuk menjadi pemain timnas Indonesia. Kamu gak apa-apa?" tanya Alan.

Clara tersenyum lalu mengangguk. Ia meraih tangan Arhan dan menggenggamnya.

"Itu adalah mimpi yang kamu inginkan. Jadi, perjuangkan dan terus kejar. Aku sangat bersyukur dan bahagia bisa melihat kamu akhirnya dapat mengejar mimpi kamu. Selamat ya. Semoga kamu semakin sukses di sana," ucap Clara.

Alan lalu memeluk Clara dengan erat.
"Makasih karena kamu selalu support aku dan ada di samping aku. Makasih sudah menemani aku mengejar mimpiku," ucap Alan.

Mata Clara berkaca-kaca mendengar ucapan Alan.
'Aku harap cinta kamu untuk aku gak pernah berubah, lan. Walau nanti mungkin setelah kamu menjadi pemain yang hebat dan terkenal, kamu akan dicintai oleh banyak orang dan dikelilingi oleh orang yang lebih hebat dari aku.' batin Clara.

Mereka lalu melerai pelukan itu.
"Kalau lusa kamu gak ada kesibukan, kamu temenin aku ya ke Jakarta. Aku udah minta satu seat untuk kamu karena ibu dan bapak gak bisa ikut," ucap Alan.

Love In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang