REXSAN • 3

8 3 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, sudah ada dipenghujung semester genap kelas 2 SMA. Boim dan ketiga temannya baru saja selesai mengerjakan soal ujian di jam pertama hari terakhir.

Boim langsung melangkahkan kakinya mencari salah satu penghuni kelas 2 IPS 1, siapa lagi kalau bukan Shandy.

Alasan?

Perjodohan dirinya dengan Nindy batal dan dirinya yang menjadi bulan-bulanan sang opa. Walaupun dia tak berniat menerima perjodohan ini, tetap saja dia emosi. Karena sang ayah juga kena imbas dari semua ini.

"Ck, minggir," ucap Shandy.

"Lawan gua dulu," balas Boim dengan seringai nya.

"Buang waktu," balasan Shandy membuat Boim kesal. Satu tonjokan berhasil dilayangkan Boim. Akhirnya, Shandy melayaninya tepat ditengah lapangan. Hal ini membuat para siswa keluar kelas untuk melihat aksi mereka. Saat ini guru tengah rapat untuk masalah kelulusan kakak kelas mereka.

"SHANDY STOP! " lerai Farhan.

"Jangan ikut campur kalian! Gua mau lo serahin Nindy sekarang!" ucap Boim dengan napas memburu.

"Serahin lo bilang? Lo pikir Nindy apaan? Barang?"

"Dia punya gua, dia dijodohin sama gua, paham lo!"

"Perjodohan kalian batal, sekarang bokap Nindy nyuruh gua jagain dia."

"Udah lah Im, lo ga perlu ributin ini lagi. Lo pasti dapet yang lebih baik," ucap Farhan menenangkan.

"Ah bacot kalian" Boim mengeluarkan senjata api dari balik seragamnya dan mengarahkannya ke Shandy.

"Im, istighfar Im,"

Boim menarik pelatup nya. Sebuah peluru keluar dari senjata tersebut. Namun naas, peluru tersebut mengenai seorang gadis yang tiba-tiba saja memeluk Shandy.

"Nindy!" Boim menyeringai. Tepat sasaran. Emangnya Boim mau nyerang Shandy dengan alasan perjodohan yang batal?

Salah besar!

Bukan Shandy targetnya, tapi Nindy. Gadis itu selalu mengada-ada tentang perilakunya pada keluarga. Padahal, Boim begitu menyayangi gadis itu, tapi apa? Nindy malah bertingkah seolah disakiti. Yang kena imbas siapa? Tentu ayahnya, Helmi.

Prinsip Boim, keluarga gua segalanya buat gua, gua akan menghabisi siapapun yang ngusik ayah dan bunda.

"Finish," gumamnya seraya berlalu menuju kelasnya. Masa bodo dengan tanggapan mereka semua. Dendamnya terbalaskan.

"Im! Lo kok malah lukai Nindy?" tanya Vikce panik.

"Kan emang target gua," balas Boim santai.

"Tapi dia cewe, Im. Lo bilang lo ga akan nyakitin cewe maupun,"

"Ck, lupain,"

*:..•○°°○•..:*

Motor milik Boim terparkir sempurna dihalaman rumahnya. Ia berdecak kala melihat mobil sang opa ada didepan rumahnya. Pasti pria tua itu berkunjung dengan sejuta amarahnya.

"BERHENTI!" sentak Boim saat melihat sang ayah sudah tak berdaya akibat pukulan dari bodyguard opa nya.

"Opa apa-apain sih?! Kenapa selalu memperpanjang masalah?!"

"Dengar! Pejodohan kamu dan Nindy gagal! Kita jadi gagal dapat saham!"

"Saham, saham, saham! Hanya itu yang ada diotak opa! Kalau opa mau saham itu, usaha sendiri! Tanpa libatin kami bertiga!"

Rexsan All GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang