.....
"Izumi-san,, bisakah kita bicara sebentar. "
Sakura menghentikan langkah Izumi yang terlihat hendak keluar Mansion."Jangan sekarang, Sakura.. Aku sedang buru-buru. "
"Apakah akan lama? Mm,, maksudku, aku benar-benar ingin bicara denganmu--"
"Memangnya ada apa? Bukan hal yang terlalu penting kan?
Sudahlah, Sakura.. Hari ini suamiku akan pulang. Jadi Aku benar-benar harus pergi untuk merubah sedikit penampilanku agar Itachi-kun, semakin jatuh Cinta padaku. "Sakura terlihat terdiam.
"Tolong mengertilah, okey.. "
"Baiklah, tidak apa. Ini--,, memang bukan hal yang terlalu penting. " Sakura terlihat berusaha untuk tersenyum.
"Yasudah,, aku pergi dulu. Ingat,, jangan sampai lupa makan, karena aku benar-benar tidak ingin kalau calon bayiku sampai tidak tumbuh dengan baik nantinya." ucap Izumi yang kemudian diapun berbalik dan hendak melangkah pergi, namun dia langsung mengernyit bingung saat mendapati Sasuke yang sudah berdiri beberapa langkah dari mereka.
"Sasuke kenapa kau ada disini? Bukankah ini terlalu awal untuk pulang? "Tanpa mengucapkan apapun, Sasuke melangkah pergi menuju lantai atas.
"Sakura.. " Izumi kembali menatap Sakura.
"Jika Sasuke mengusikmu lagi, maka jangan hiraukan dia, okey.. "Sakura mengangguk pelan kearah Izumi, hingga akhirnya perempuan itu pun benar-benar pergi dari hadapannya.
.....
"Tuan Sasuke, anda membutuhkan sesuatu? " salah satu pelayan membungkuk kearah Sasuke yang terlihat memasuki dapur.
"Apakah Sakura sudah makan? Maksudku--,, dia sedang hamil bukan? Tapi sepertinya aku tidak melihat dia keluar dari kamarnya sejak tadi siang. "
"Hari ini Nona Sakura terlihat kurang sehat. Jadi kami sudah mengantarkan beberapa makanan ke dalam kamarnya. "
"Dia sakit? "
"Hanya mual muntah seperti biasanya. Tapi-- sepertinya Nona Sakura juga terlihat seperti tengah memikirkan sesuatu. "
-----
Sasuke terlihat tengah berjalan menuju kamar Sakura.
Perkataan perempuan itu tadi pagi,, benar-benar mulai mengganggu pemikirannya.Sasuke bahkan terpaksa harus pulang, karena saat tengah berada disekolah tadi konsentrasinya benar-benar buyar.
"Jika ada sesuatu yang sedang mengganggu pemikiranmu, maka kau bisa mengatakannya kepada Baachan. "
Sasuke langsung memelankan langkahnya saat dia mendengar suara ibunya yang sepertinya perempuan paruh baya itu sedang berada di kamar Sakura.
"Kau gadis yang baik. Dan tentunya,, kau juga sangat cantik. " Mikoto tersenyum lembut menatap Sakura.
"Bagaimana kalau kau menikah dengan Sasuke saja? Baachan benar-benar sangat tidak rela jika suatu hari nanti kau benar-benar harus pergi dari rumah ini. "Sakura terlihat tersenyum kecil.
"Aku sudah menganggap Sasuke seperti adikku sendiri. Meskipun terkadang ucapannya memang selalu menyebalkan, tapi aku benar-benar sangat memakluminya. "'Adik? Astaga yang benar saja. Aku bahkan lebih tinggi darinya. ' Sasuke yang sejak tadi berada dibalik tembok itupun, dia terus saja menguping pembicaraan keduanya.
"Ah, ya.. Kau benar. Sasuke memang masih sangat kekanakan. Dan kau pasti tidak akan menyukai pria yang seperti itu. "
Mendengar itu,, Sasuke terlihat terdiam ditempatnya bersembunyi.
"Baachan hanya berharap--,, jika memang suatu hari nanti kau benar-benar harus pergi dari sini, maka semoga saja kau segera menemukan kebahagiaanmu diluar sana. " Mikoto menggenggam tangan Sakura dengan sedikit mengusapnya pelan.
"Jika sempat,, maka berkunjunglah kesini, karena pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar untukmu. "Mendengar itu,, Sakura pun hanya bisa tersenyum dengan anggukan kecilnya.
"Kau sudah kuanggap seperti putriku sendiri. Dan bayi ini--,, " Mikoto menyentuh kearah perut Sakura. "--sampai kapanpun dia juga akan selalu menganggapmu sebagai ibunya.
Ibu yang selalu menjaga, dan menyayanginya dengan cara yang berbeda. Dan Baachan sangat memahami bagaimana perasaanmu saat ini. ""...."
.........
Makan malam baru saja selesai. Dan tepat saat itu juga,, Itachi dan Fugaku terlihat memasuki Mansion.
"Kami pulang.. " Itachi berucap, yang kehadirannya itu langsung disambut senyum penuh kerinduan dari istrinya.
Izumi melangkah mendekat kearah Itachi yang terus tersenyum kearahnya. Namun sepertinya Izumi tidak menyadari kalau sesungguhnya suaminya itu tengah tersenyum kearah Sakura yang tengah berdiri dibelakangnya.
"Itachi-kun.. Aku benar-benar sangat merindukanmu. "
Grepp..
Izumi memeluk penuh rindu tubuh Itachi yang terlihat hanya terdiam.
Pandangan Itachi terus saja tertuju kearah Sakura yang saat ini terlihat memalingkan wajahnya.
"Anata.. " Mikoto menghampiri suaminya yang terlihat lelah.
"Mm, sepertinya aku harus pergi ke kamar. " Sakura mulai melangkah pergi dan meninggalkan ruangan itu.
"Itachi-kun,, ada apa? " Izumi yang merasakan kejanggalan terhadap suaminya itupun, dia langsung melepaskan pelukannya.
"Ada apa, Itachi-kun? Kenapa kau tidak membalas pelukanku? Apa kau tidak merindukanku, juga? " Izumi menatap sedikit kecewa terhadap pria didepannya itu."Ah, aku hanya-- merasa sedikit lelah. Sepertinya aku harus pergi mandi agar tubuhku menjadi lebih segar. "
Izumi terdiam melihat itu. Punggung Itachi mulai menjauh dari pandangannya, dan dia merasakan kalau suaminya itu mulai terasa berbeda.
------
'Sakura terlihat semakin cantik.' Itachi terus tersenyum saat ia memasuki kamarnya.
'Dan sepertinya aku benar-benar sudah jatuh Cinta padanya. 'Itachi mulai melangkah menuju tempat tidurnya, lalu iapun duduk di sana.
Dia mengeluarkan Kotak cincin yang sejak tadi disembunyikannya, dan menatap benda bulat yang sangat Indah itu dengan senyum kecilnya.
"Semoga Sakura akan menyukainya. ""Sebaiknya aku menyimpan dulu cincinnya disini. "
Itachi membuka laci meja kecil disampingnya, namun dia terlihat langsung mengerutkan keningnya saat mendapati sebotol pil aneh berada di dalam sana. Dan selama ini Itachi tidak pernah mengetahuinya."Obat apa ini? " Itachi mengambil obat itu dan sedikit memperhatikannya.
"Dan sejak kapan obat ini berada di sini? Apakah ini milik Izumi?""Itachi-kun.. " Izumi muncul dari arah pintu, dan berjalan cepat kearah suaminya lalu diapun segera merebut botol pil kecil itu dari tangan Itachi.
"O-obat ini untuk penyubur kandungan. Dan aku mulai mencoba untuk meminumnya akhir-akhir ini. ""Kau yakin? "
Izumi mengangguk cepat dengan senyum kikuknya.
"Bukankah kau akan pergi mandi tadi. Yasudah,, sebaiknya kau segera bersihkan tubuhmu itu, sementara aku akan menyiapkan makan malam untukmu.
Setelah penerbangan yang cukup melelahkan, kau pasti merasa sangat lapar, bukan? Jadi sebaiknya aku akan kembali kebawah untuk memasak beberapa makanan untukmu." Izumi kembali menghilang dari pandangan Itachi yang membuat sulung Uchiha itu hanya terdiam.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt (End) Pdf.
Short Story18++ Saat Cinta sulit terungkap,, haruskah aku tetap diam. Bagaimana bisa kata ini terasa sangat sulit. "Aku mencintaimu, Sakura.. "