9

595 68 21
                                    



.....

"Kau tidak kekamarmu? "

"Kau mengusirku? "

"Yaampun,, kau sangat mudah sekali tersinggung. " Sakura tersenyum kecil sembari menatap kearah pemuda didepannya itu. "Kau benar-benar seperti anak kecil. "

"Kau bahkan sangat pendek. Jadi kaulah yang terlihat seperti anak kecil itu. " Sasuke berucap dengan raut wajah datarnya.

Dan Sakura pun langsung terkekeh kecil.
"Ah, ya. Kau benar. " Sakura menghentikan kekehannya dan diapun menatap Sasuke.
"Aku menyukaimu. "

Deg..

Gemuruh hebat langsung dirasakan oleh Sasuke saat ini.

"Aku benar-benar menyukai sikapmu yang sekarang. " Sakura terlihat kembali melanjutkan ucapannya.

Dan hal itu sukses membuat Sasuke langsung menghela nafas lesu.
Bukan seperti yang ia duga.

Ya.
Untuk sesaat,, Sasuke berpikir tentang hal lain tadi.

"Meskipun wajahmu masih saja tetap tidak bisa tersenyum. Tapi setidaknya kau tidak lagi menyebalkan seperti saat pertama kali kita bertemu. "

Sasuke terlihat terdiam.

Sakura tidak keluar untuk makan malam. Jadi karena itulah, beberapa menit yang lalu,, Sasuke mendatangi kamar perempuan itu dengan membawa nampan berisikan makanan untuknya.

"Tidurlah.." Sasuke memecah keheningan. "Kau pasti akan kembali memuntahkan isi perutmu lagi saat besok pagi. Jadi sekarang kau istirahatlah, agar setidaknya tubuhmu terasa sedikit lebih baik."
Sasuke beranjak pergi setelah mengatakan itu.

Dan Sakurapun hanya terdiam melihat kepergiannya.

------



Itachi memasuki kamar Sakura sekitar pukul 22:25.
Dia baru saja kembali dari apartemennya setelah dirinya menghabiskan waktu hampir setengah hari disana.

Itachi mendudukkan dirinya dipinggir tempat tidur Sakura, tepat disamping  pemilik kamar yang tengah tertidur itu.

'Seandainya saja kita dipertemukan lebih awal, maka mungkin saat ini aku tidak perlu lagi memikirkan alasan tentang bagaimana caranya untuk menceraikan Izumi. '
Itachi terdiam sembari terus menatap kearah wajah cantik yang tengah terlelap itu.

Sulit untuk mengambil sebuah keputusan tanpa alasan yang tepat.

Sangat tidak mungkin jika dirinya begitu saja menceraikan Izumi hanya karena perempuan itu sudah membohonginya.

Itachi sangat khawatir akan melukai perasaan Sakura kalau sampai perempuan itu mengetahui tentang kebohongan Izumi yang sesungguhnya istrinya itu tidak pernah memiliki masalah apapun dengan kesuburan.
Sakura pasti akan merasa sangat terluka, dan itu benar-benar akan sangat buruk untuk kondisinya saat ini.

Kata-kata yang sangat sulit untuk terucap dari mulut Itachi adalah tentang bagaimana perasaan yang dimilikinya untuk Sakura saat ini.

Dan itu benar-benar sangat tidak mudah.

'Sayang.. " Itachi menyentuh kearah perut Sakura yang masih terlihat rata.
'Bagaimana caranya agar kita tetap bersama di suatu hari nanti, hm..
Katakan kepada Tousan, nak.. Bagaimana caranya agar Kaasanmu tidak pernah pergi setelah kau lahir nanti? '

Semuanya terasa sulit.
Itachi sangat yakin,, kalau Sakuralah yang akan merasa begitu terluka jika dirinya dan Izumi benar-benar bercerai.

Sakura pasti akan mulai menyalahkan dirinya sendiri karena sudah hadir diantara mereka.
Dan Itachi tidak ingin hal itu sampai terjadi.

'Aku mencintaimu, Sakura.. Aku mencintaimu.'
Itachi sedikit mencondongkan tubuhnya, dan diapun mengecup lembut kening Sakura selama beberapa saat.

Itachi beranjak dari tempat tidur Sakura, dan iapun mulai melangkah tapi bukan untuk keluar dari kamar itu.

Itachi tidak ingin meninggalkan Sakura sendirian. Jadi karena itulah,, malam ini dirinya ingin tidur di kamar perempuan itu.

Meskipun tidak diatas tempat tidur,, tapi setidaknya dirinya bisa berada dekat dengan perempuan yang benar-benar memiliki arti penting dalam hidupnya itu.
Begitu pikir Itachi yang mulai mendudukkan dirinya diatas sofa yang berada di kamar Sakura.

Itachi merebahkan tubuhnya dengan pandangan yang terus tertuju kearah tempat tidur.
'Selamat tidur, Sakura.. Semoga suatu hari nanti kita benar-benar bisa bersama. '

.......

Keesokan paginya..

Sakura terlihat langsung terkejut saat ia membuka matanya dan mendapati Itachi yang tengah tertidur diatas sofa dikamarnya.

'Yaampun.. Sejak kapan dia berada di sana? ' Sakura menegakkan tubuhnya dengan pelan dan dia hendak melangkah untuk membangunkan Itachi. Namun tiba-tiba saja perutnya terasa bergejolak.

Sakura pun melangkah cepat menuju kamar mandi, lalu diapun memuntahkan isi perutnya disana.

"Sakura.. "
Mendengar suara Sakura yang sedang muntah, Itachi pun langsung terbangun dan bergegas menghampiri Sakura yang tengah berada di kamar mandi.

Tanpa mengatakan apapun,, Itachi langsung memijat pelan tengkuk Sakura sembari memegangi rambut panjang perempuan itu yang terlihat menjuntai.

Itachi terlihat sangat khawatir saat ini.
Menjalani kehamilan itu benar-benar sangat sulit. Dan dia mulai mengerti tentang alasan kenapa Izumi sampai tidak ingin tumbuh janin di perutnya.

"Kau baik-baik saja? " Itachi menatap khawatir Sakura yang baru saja membasuh mulutnya.

Sakura pun terlihat mengangguk pelan.

"Itu pasti sangat sulit. " Itachi menatap dalam sepasang mata hijau Sakura.
"Maafkan aku, Sakura... Aku benar-benar sudah membuatmu sangat kesulitan. "

"Jangan bicara seperti itu, Itachi-san.. Sudahlah,, aku benar-benar baik-baik saja.
A-apa yang kau lakukan? " Sakura sedikit memekik kaget saat tiba-tiba saja Itachi menggendongnya dan membawanya menuju tempat tidur.

"Istirahatlah, okey.. Aku akan segera kembali. "

"Tidak, Itachi-san.. " Sakura menangkap cepat lengan Itachi yang hendak berdiri.
"Tolong jangan seperti ini. Aku benar-benar tidak ingin sampai Izumi-san salah paham nantinya." raut wajah Sakura terlihat pucat dan juga penuh kekhawatiran. "Sebaiknya kau segeralah pergi ke kamarmu dan minta maaflah kepada Izumi-san karena kau tidak tidur dengannya semalam. "

"Sakura--"

"Kau benar-benar harus minta maaf padanya dan menjelaskan semuanya. Tolong.. "

"....."

°°°°°°°


Endingnya tetep saya yang nentuin ya, hihi.. Maafkan.

Hurt (End) Pdf. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang