Prolog

15 2 0
                                    

Ditengah kesunyian malam itu, Raina yang baru saja menyiapkan makan malam untuk suami tercinta, Zyan Prayoga. Lalu menikmati makan malam bersama seperti biasa, hingga suatu ketika keheningan itu pecah saat Zyan mengucapkan kata yang membuat Raina terdiam dan menatap Zyan dengan tatapan terkejut.

"Sepertinya kita harus cerai, Raina"

Ucap sang suami dengan nada yang dingin dan datar tanpa ekspresi, ucapannya yang menurut Raina hanya sebuah candaan dia hanya bisa menghela nafas seolah ucapannya hanya gurauan baginya.

"Zyan, berhentilah bercanda itu tidak lucu."

Ucap Raina sambil menghela nafasnya dan mencoba untuk tetap mengabaikan ucapan Zyan saat itu juga, namun ucapan Zyan yang selanjutnya membuat jantungnya berdegub kencang adalah saat dia mengatakan,

"Raina, aku sudah tidak mencintaimu lagi aku ingin kita mengakhiri pernikahan kita"

Pikiran Raina mulai kosong menatap wajah suaminya saat mengatakan itu dengan ekspresi yang dingin dan serius.

"Jadi, dia serius ingin menceraikanku?", Ucap Raina dalam pikirannya.

Raina yang masih bingung dan sedih, kemudian dia mengingat apa yang salah dengan dirinya di masa lalu, selama ini pernikahan yang dia jalani bersamanya itu bisa dikatakan tidak pernah ada masalah. Raina yang selalu support suaminya dan berusaha untuk menjadi istri yang baik untuknya.

Pernikahan yang di jalani selama tiga tahun ini kini berakhir begitu saja tanpa alasan yang pasti dari Zyan. Raina yang berusaha untuk bersikap tenang pun, tidak dapat menahannya dan akhirnya memutuskan untuk menanyakan persoalan ini dan berharap Zyan hanya bergurau saja dan tidak serius bicara seperti itu padanya,

"Zyan, aku ingin bicara denganmu soal ini"

Sebuah pembicaraan antara Raina dan Zyan dan tak lama setelah mereka berbicara di ruang makan, Zyan berpaling dan menghela nafasnya lalu mengucapkan kata itu dengan senyuman menyeringai seolah memang ini yang dia mau,

"Baguslah kalau kau mau bicara, aku tidak akan bersikap seenaknya karena aku tidak punya waktu lama untuk pertemuan ini. Aku akan berangkat dalam 2 hari ini setelah ."

Ucapan Zyan yang tidak biasa membuat Raina sedih dan mungkin saja, apa yang dia lakukan selama pernikahan ini berjalan Zyan tidak pernah puas. Apa lagi mereka memang tidak ada rencana memiliki anak, selama tiga tahun berjalanannya pernikahan ini.

"Aku minta maaf, Zyan. Jika aku memang seorang istri yang buruk, tapi aku benar-benar berusaha menjadi istri yang lebih baik untukmu. Maafkan aku jika aku melakukan kesalahan yang membuatmu ingin berceraikan denganku, tapi aku mohon beri aku kesempatan Zyan untuk memperbaiki ini"

Raina yang sudah tidak bisa menahan air matanya karena ia tidak ingin berpisah dengan Zyan. Pernikahan yang dia bangun bersama selama tiga tahun tanpa alasan yang jelas dari Zyan, memutuskan untuk berpisah secara sepihak.

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun, ini karena keputusanku dan juga aku sudah mengurusi semuanya perceraian kita Raina"

Tanpa basa-basi lagi Zyan berlalu, hingga akhirnya Raina kembali menangis, sementara dia terus memikirkan kesalahan dan kekurangannya.

Setelah ia tidak dapat berbicara lagi dengan Zyan, tiba-tiba dia mengeluarkan secarik kertas yang menyerupai surat dan menyerahkannya pada Raina,

"Ini surat cerai kita, tinggal kamu tanda tangani saja."

Ucap Zyan sambil mengeluarkan kertas itu dan saat Raina melihatnya tertulis keterangan surat cerai dan ada namanya dan suaminya. Raina yang belum mengerti mengapa dia menceraikannya pun menanyai alasan yang pasti mengapa dia meminta cerai.

"Kenapa Zyan? Aku benar-benar ingin tahu mengapa kau menceraikanku. Selama ini kita bahagia sepertinya tiba-tiba kau menentang kita bersama"

"Yang jelas aku sudah membuat rencana dengan seorang wanita lain, jadi aku ingin kita mengakhiri pernikahan yang membosankan ini"

Raina mengernyitkan keningnya saat mendengar alasan yang tidak jelas dari Zyan, selama ini pernikahan mereka selalu terlihat baik-baik saja. Raina baru mengetahui bahwa Zyan telah memiliki hubungan dengan wanita lain dibelakangnya.

"Lalu siapa wanita ini?",

"Itu tidak ada urusanmu, Raina. Intinya kamu tinggal tanda tangani aja surat ini dan hubungan kita sudah berakhir"

Setelah mengatakan hal tersebut, Zyan pun pergi ke kamarnya tanpa bicara. Raina hanya bisa terdiam dan memikirkan perkataan Zyan di ruang makan sambil menghela nafasnya dalam mencoba untuk menenangkan pikirannya dan hatinya.

"Jika itu pilihanmu Zyan, maka aku akan mengabulkannya."

Ucap Raina dengan perasaan patah hati dan juga marah bercampur menjadi satu.

--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang