4. the worst twins

2.4K 136 10
                                    

"ONII CHAAANNNN!!!"

Suara khas yang super berisik itu terdengar dari luar.

Brak...

Suara pintu yang didobrak terdengar. Sukuna menggertakkan giginya. Harusnya, ia mengunci pintu tadi.

"Oii, berapa kali harus kubilang? Tutup pintumu saat sedang mandi, sialan!"

Sukuna menggelengkan kepala. Ia bangkit dari bak mandinya dan melilitkan di pinggang. Tanpa berusaha untuk mengeringkan dirinya terlebih dahulu, ia keluar dari kamar mandi. Membuat tetesan air jatuh ke lantai.

"Itu karena tidak ada yang berani masuk kesini selain kau! Sialan!" umpat Sukuna sambil menunjuk ke seorang cowok yang kini menatapnya.

Dalam sepersekian detik, dua cowok yang memiliki wajah sama dengan gaya rambut yang sama. Intinya, keduanya merasa seolah sedang bercermin.

Jdak...

"Argh!!" Sukuna memegangi selangkangannya saat Yuuji tiba-tiba menendang area terlarangnya.

"Sialan! Masa depanku terancam," erangnya sembari jatuh terduduk di lantai.

Cowok yang berdiri angkuh di depannya itu adalah Itadori Yuuji, adik kembarnya yang usianya lebih muda setahun darinya.

Entah bagaimana anak itu bisa sangat mirip dengan dirinya. Mungkin, dulu ibunya sebal sama Sukuna pas lagi mengandung Itadori.
Makanya pas lahir malah mirip Sukuna.

"Kau berbuat masalah lagi?" tanya Yuuji. Sukuna bangkit berdiri dan berjalan menuju ranjangnya.

"Pakailah pakaian dulu, sialan," ujar Yuuji. Ia tak tahanan melihat kakaknya yang suka sekali pamer aurat itu.

"Aku tidak membuat masalah. Mereka dulu yang mulai," kata Sukuna membela diri.

"Tapi, harusnya kau bisa menahan diri dan tidak menghajar mereka," kata Yuuji.

"Kau tahu kan, mereka ada yang patah tulang dan juga tulang hidungnya bengkok. Dulu, kau juga menghajar beberapa anak hingga mereka keluar dari asrama. Nee, memangnya kau punya uang untuk mengganti rugi?"

Sukuna membersihkan lubang hidungnya dengan jari kelingking. Malas mendengarkan omelan Yuuji lebih lanjut.

"Oooiii, kau tidak mendengarku??" Yuuji menarik kerah baju Sukuna.

"Oh, ayolah. Handuk ku melorot nih. Auratku keliatan," ujar Sukuna. Ia melilitkan handuknya lagi di pinggang.

Yuuji menarik nafas panjang. Ia menatap Sukuna dengan tatapan miris.

Kok bisa ya, dirinya yang super baik dan tampan ini mendapat saudara seperti itu?

Sukuna sendiri tak peduli. Ia duduk bersandar menghadap ke jendela sembari membaca sebuah komik. Sama sekali tak ada niatan untuk menutupi tubuhnya yang dua pertiga telanjang itu. Hanya bagian selangkangan saja yang tertutup handuk.

"Aku akan gila lama-lama disini," ujar Yuuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan gila lama-lama disini," ujar Yuuji.

"Kau mau kembali ke kamarmu?" tanya Sukuna.

"Uun."

"Jaaa ne~, Yuuji chan."

Yuuji melotot kesal. Ia tidak suka dipanggil seperti itu oleh Sukuna.

"Oh, Nanami sensei memanggilmu. Kau disuruh ke kantor," ujar Yuuji seolah baru menyadari sesuatu.

"Apakah di skors? Yeahh!" Sukuna melompat dari tempat tidurnya.

Handuknya yang digunakan untuk menutupi chin-chinnya tadi terbang entah kemana. Membuat barangnya yang besar itu terlihat melambai ( •_• ).

"Ekhh-" Yuuji buru-buru memalingkan muka dan beranjak pergi.

Tubuh Kakaknya memang penuh urat dan otot. Hanya satu urat yang tidak ia punya. Yepp, urat malu.

Entah dimana dia saat Tuhan membagikan urat malu. Atau jangan-jangan, karena sudah dipenuhi urat dan otot itu, maka Tuhan mengambil salah satu uratnya. Dan sialnya, yang diambil itu urat malu.

"Aku akan pulang, Yuuji chan," ujar Sukuna.

Yuuji tak peduli. Ia melangkah pergi setelah menutup pintu kamar Kakaknya dengan kencang.

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang