29. "I hate it."

942 59 8
                                    

Gojo menatap tajam ke arah Sukuna yang duduk di kursi depannya. Sebenarnya Gojo sudah biasa menangani siswa pembuat masalah macam Sukuna, entah apapun masalah yang dibuatnya, Gojo selalu bisa mengatasinya dengan kepala dingin tanpa emosi.

Hanya saja, masalah yang ditimbulkan kali ini cukup rumit. Berhubungan langsung dengan anak kesayangannya. Gojo tak bisa lagi mengontrol emosinya. Untung saja, dirinya masih bisa menahan agar tak memukul anak itu di tempat.

"Apa lagi ini? Bel masuk sudah berbunyi dari tadi. Kau ingin aku tak mengikuti pelajaran?" tanya Sukuna menyeringai.

"Itu salahmu. Aku memintamu untuk datang saat jam istirahat. Bukan saat jam istirahat selesai," Gojo mengangkat bahu santai.

"Jam istirahat itu waktunya makan, Sensei," Sukuna tersenyum tipis.

"Berhenti beralasan. Sekarang, jelaskan padaku apa yang kau lakukan pada Megumi," tegas Gojo.

"Uh oh, itu terlalu mendadak. Aku tak bisa menjelaskannya," Sukuna mengangkat kedua tangannya.

"Aku melihat Megumi sakit di kamarnya. Apa yang kau lakukan?" sergah Gojo lagi.

"Aku tak melakukan apapun. Kenapa kau tak tanya langsung pada anakmu? Oh, apa dia mengabaikanmu? Ku pikir, Megumi sangat menyukaimu," kata Sukuna.

Gojo menggeram pelan. Siswa itu duduk santai di sebuah kursi sambil menyandarkan punggungnya. Wajahnya sama sekali tak ada rasa hormat pada gurunya.

Masih berusaha agar martabatnya sebagai guru tidak hilang, akhirnya Gojo menyuruh Sukuna untuk kembali ke kelas. Rasanya, percuma berbicara dengan anak itu.
Memberinya hukuman pun, tidak akan mempan.

Anak itu sudah kebal dengan semua hukuman apapun.
Satu-satunya cara hanya mengeluarkannya dari sini.
Tapi, Gojo tak memiliki cukup alasan untuk mengeluarkan Sukuna.

Baiklah, sekarang lupakan tentang Sukuna. Tenaga dan waktunya akan terbuang percuma.
Hal terpenting sekarang adalah keadaan dan kondisi Megumi.

_______________


"Sa-sakit ..."

Megumi berjalan tertatih memegangi bagian belakangnya. Sambil berpegangan pada apapun, ia melangkah menuju area dapur kecil dengan jalannya yang sedikit mengangkang.

"Sialan. Sepertinya memang aku harus pindah kamar," gumam Megumi. Tangannya mengambil sebuah minuman dingin dari kulkas.
Sebelum meminumnya, ia memeriksanya dahulu dan mencium baunya.

Kejadian tempo hari saat ia mabuk membuatnya trauma meminum apapun yang ada di dalam kulkas milik bersama itu.

Soalnya, si Sukuna suka sekali menyelundupkan minuman keras ke dalam asrama.
Bahkan, Megumi pernah menemukan anak itu meminum alkohol dari botol pembersih lantai.

Memang di luar nalar pemikirannya.

Tok... Tok.. tok. 

Pintu kamarnya diketuk dari luar. Megumi menoleh sebentar. Meletakkan gelas air di tatakan dispenser .

"Megumi, kau ada di dalam?"

Deg...

Jantung Megumi seolah berhenti berdetak. Suara yang amat dikenalnya itu masih memanggil namanya dari luar pintu yang tertutup.

"Megumi?"

"Ah- iya. Aku di dalam. Tunggu sebentar, Sensei,"

Megumi menarik nafas panjang. Berusaha menahan gejolak di hatinya. Perlahan, tangannya bergerak membuka knop pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang