Part 3

1 0 0
                                    

    *Mungkin bisa saja Masjid dan Gereja berdampingan, namun sampai kapanpun, Waalaikumsalam bukanlah jawaban dari Shalom*

Skip.. Pagi hari..

"Assalamu'alaikum, abi, umi, abang. " Ucap Zalina saat sampai dimeja makan, ia beserta keluarganya tengah menikmati sarapan pagi.

"Waalaikumsalam Za" Jawab umi.

"Bang, Zalina nebeng lagi ya. " Ucap Zalina yang dibalas anggukan oleh Syahdan.

Setelah selesai sarapan Zalina dan Syahdan bergegas pergi, ketika dalam perjalanan Zalina terus memandang jalanan tanpa bicara.
"Kamu kenapa Za?. " Tanya Syahdan.

"Eh, ngga papa ko bang." jawab Zalina.

"Umi sama abi jodohin kamu sama Zaky ya?. " tanya Syahdan tiba-tiba.

"Kok abang tau?. "

"Iya, umi yang cerita, tapi mereka ngga maksa kamu kan?, kalo mereka ngga maksa, ngga usah terlalu dipikirin, kamu fokus aja sama kuliah kamu. " Ucap Syahdan memberi adiknya semangat.

Zalina mengangguk mengerti dengan perkataan abangnya, saat mobil terhenti didepan gedung kampus Zalina berpamitan dan segera masuk kedalam kampus. "Za...! " Panggil seseorang, Zalina melihat kanan dan kiri mencari si pemilik suara.

"Eh, Lino, kenapa? " Ucap Zalina setelah menemukan pemilik suara yang memanggilnya.

"Ngga papa, kamu baru dateng?" tanya Marselino.

"Iya, aku baru aja dateng, kamu juga baru dateng? " Ucap Zalina.

"Iya, tadi siapa yang anter kamu? " tanya Marselino.

"Oh, itu bang Syahdan, abang aku" jawab Zalina.

"Oh, kakak kamu ya, eh yaudah kita ke kelas yuk. " Ucap Marselino, lalu mereka berjalan bersama menuju kelas.

Setibanya dikelas mereka mengambil kursi masing-masing.
Mehra yang melihat Zalina dan Marselino berjalan bersamaan pun menatap Zalina dengan seribu pertanyaan dikepalanya, namun belum sempat bertanya ternyata dosen sudah memasuki ruang kelas.

Skip... Kantin..

"Za, kamu harus jawab semua pertanyaan pertanyaan yang ada dikepala ku. " Ucap Mehra secara tiba-tiba.

"Duh, pertanyaan apa sih Mehra?. " balas Zalina

"Kenapa tadi pagi bisa barengan sama Marselino?. " tanya Mehra

"Oh, itu tadi ngga sengaja ketemu Lino di taman, jadi sekalian masuk bareng. " Jawab Zalina.

"Wait.. Wait.. Apa barusan?, Lino? Sejak kapan kamu punya panggilan khusus buat Marselino? " tanya Mehra

"Itu, kemarin Lino sendiri yang minta" jawab Zalina, belum sempat Mehra melayangkan pertanyaan lagi, Tiba-tiba datang 2 orang pria mendekati mereka.

"Hay, boleh gabung kan? " Ucap Marselino, lalu duduk di bangku kantin didepan Mehra dan Zalina.

"Wait, Seto kamu sejak kapan bisa temenan sama Marselino?. " tanya Mehra.

"Sejak Lino menginjakkan kaki dikampus ini. " jawab Seto sekenanya.

"Apa, Lino, kok Seto sama Zalina kaya udah akrab banget sih, sama Marselino. " Ucap Mehra.

"Lino itu panggilan aku dari kecil, aku juga lebih suka dipanggil Lino, kamu juga boleh kok panggil aku Lino" ucap Marselino menengahi kebingungan Mehra.

Setelah sesi debat diantara mereka, datang ibu kantin bersama dengan makanan pesanan mereka.
Mereka bersiap menyantap menu makan siang masing-masing. Tak lupa berdo'a tanpa sengaja Zalina memperhatikan Lino yang menggenggam kedua tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Genggammu dan SujudkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang