Part 1

9 0 0
                                    

  Selamanya hubungan kita akan menjadi LDR terjauh, lebih jauh dari menyebrangi lautan dan samudera.
                ~Cahaya Putri Zalina~

   Sejauh apapun jarak diantara kita, apapun yang menjadi alasan kita berjauhan akan kulewati dan kuhancurkan agar aku dan kamu dapat duduk berdampingan.
         ~Marsellino Aiden Ferdinan~

"Assalamu'alaikum, selamat pagi, abi, umi" Ucap Zalina pada kedua orangtuanya yang sudah duduk di meja makan untuk menyantap sarapan mereka. "Waalaikumsalam Za, ayo sarapan dulu" ucap umi mengajak anak gadisnya untuk bergabung sarapan.

"Abang mana umi, kok nggak ikut sarapan? "tanya Zalina yang mencari keberadaan saudara laki-lakinya. Zalina adalah anak kedua dari Amir dan Zulaikha, lalu anak pertamanya Syahdan Zaid Fathurahman kakak Zalina. "Abang udah berangkat dari pagi, katanya ada pekerjaan mendesak di kantor " jawab umi.

  Setelah selesai sarapan Zalina pamit untuk segera pergi ke kampus karena hari ini dosen yang mengajar dia adalah dosen yang sangat disiplin dan tidak mentolerir jika ada yang terlambat. Sesampainya dikampus Zalina segera menuju ke kelasnya, tentu saja disana sudah ada Mehra (sahabat Zalina) .

"Za, tumben agak telat kamu" Ucap Mehra ketika menyadari kehadiran Zalina. "Iya tadi agak macet, untung ngga terlalu lama" Jawab Zalina yang dibalas anggukkan oleh Mehra.

"Za, tau nggak, denger-denger dikelas kita bakal ada mahasiswa baru, pindahan dari Jakarta" Ucap Mehra memberitahu sahabatnya tentang kedatangan murid baru yang tengah jadi perbincangan di Universitas Surabaya ini, banyak yang mengatakan bahwa mahasiswa tersebut adalah sosok pria yang tampan dan ramah. "Oh ya, bagus dong, makin rame dong temen kita belajar" jawab Zalina sembari tersenyum manis.

"Jangan manis-manis tu senyum, kalo aku cowok, aku bisa jatuh cinta sama kamu" ucap Mehra pada Zalina.
Zalina adalah sosok gadis cantik dan ramah tak heran jika banyak laki-laki yang berusaha berteman dengannya, namun Zalina hanya menanggapi seperlunya saja, karena jujur Zalina lebih nyaman berteman dengan sesama perempuan saja.

"Selamat pagi anak-anak" Ucap dosen yang tiba-tiba muncul dan diikuti oleh seorang laki-laki dibelakang nya yang diduga adalah mahasiswa baru yang sedang jadi buah bibir dikampus.
"Hari ini kita kedatangan mahasiswa pindahan dari Jakarta, miss harap kalian dapat bekerja sama dan membantu dia, silahkan perkenalkan diri kamu" Lanjut ini dosen yang diketahui adalah ms. Ratna.

"Selamat pagi teman-teman, nama saya Marsellino Aiden Ferdinan, kalian bisa panggil saya Marsel, saya harap kita bisa berteman dengan baik, terimakasih" ucap Marsel memperkenalkan dirinya, lalu ms. Ratna mempersilakan Marsel untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

Marsel berjalan menuju tempat duduk yang kosong dibelakang, saat melewati Zalina ia sempat beradu pandang dengan Zalina, namun Zalina segera menunduk.
Setelah menempati tempat duduknya, Marsel memandang Zalina dari belakang, ia sempat tertegun melihat wajah teduh Zalina.

Kring... Kring...
Bel menunjukkan bahwa kelas sudah berakhir, semua mahasiswa dan mahasiswi bergegas meninggalkan kelas. Hari ini Zalina dan Mehra berencana untuk pergi ke toko buku karena ada beberapa buku yang ingin Zalina cari seperti biasa Mehra akan dengan senang hati menemani sahabatnya itu. "Za aku cari buku di sebelah sana dulu ya" Ucap Mehra dan meninggalkan Zalina yang tengah sibuk dibarisan buku pelajaran. "Iya, jangan lama-lama" jawab Zalina yang masih fokus pada buku-bukunya.

Saat tengah mencari buku incarannya karena terlalu serius Zalina tak menyadari ada orang disamping nya, Zalina menabrak lengan orang tersebut yang dapat diketahui adalah seorang pria. " Eh, maaf mas, saya ngga sengaja" ucap Zalina pada seorang pria yang tanpa sengaja ia tabrak. "Iya, its ok... eh kamu yang dikelas ms. Ratna tadi kan? " Ucap pria tersebut yang membuat Zalina terkejut, Zalina memandang wajah pria itu yang nampak tak asing.

"Iya, kamu mahasiswa baru kan? " tanya Zalina yang mengingat wajah pria yang ia temui di kelasnya tadi.
"Iya, kamu lagi nyari buku apa? " Jawab dan tanya pria itu pada Zalina. Namun belum sempat Zalina menjawab pertanyaan dari pria itu, Zalina dikejutkan oleh teriakan Mehra.
"Za, udah belum, kita pergi yuk, aku laper nih" ucap Mehra yang mengajak Zalina untuk meninggalkan toko buku itu. "Iya yaudah kita cari makan siang deh, eh aku pergi aku duluan ya, soalnya temen aku udah rewel nih" ucap Zalina pada pria yang tak sengaja ia tabrak tadi. Pria itu membalas ucapan Zalina dengan senyuman sembari mengangguk.

Kini Zalina dan Mehra tengah makan siang di sebuah kafe yang tak jauh dari toko buku yang mereka kunjungi.
"Ngomong-ngomong ya Za, anak baru itu ganteng juga ya, pantesan jadi buah bibir di seluruh penjuru kampus, denger-denger juga nih, dia itu anak pengusaha kaya dari Jakarta" Oceh Mehra yang setia didengar oleh Zalina. "Oh, yang tadi, dia tadi ada toko buku loh" Ucap Zalina.

"Hah, yang bener Za, kok kamu ngga ngomong sama aku" ucap Mehra.
"Iya, tadi pas aku lagi cari buku aku nggak sengaja nabrak dia gitu, terus kita juga ngobrol sebentar" Jelas Zalina.
"Terus kalian sempet kenalan? " Tanya Mehra yang direspon gelengan kepala oleh Zalina yang menandakan "tidak".

" Wah sayang banget, harusnya kamu ajak kenalan dia, aku setuju banget kalo kamu sama dia Za, Zalina + Marsel, hmm kalian pasti cocok banget" Ucap Mehra.
"Apasih Ra, udah deh, nggak usah ngomong yang aneh-aneh" Ucap Zalina, Mehra cengengesan mendengar ucapan Zalina.

Setelah selesai makan siang keduanya segera pulang ke rumah masing-masing.

Note: Hai gimana part pertamanya? Semoga cukup menarik perhatian kalian ya, jangan lupa ditambahin ke daftar baca kalian ya, vote, follow, and comment juga, Thank you...

Antara Genggammu dan SujudkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang